Liputan6.com, Jakarta - Fenomena kedip listrik sering terjadi dalam sistem kelistrikan dalam jangkauan waktu 3 sampai dengan 30 sirkuit listrik atau setara dengan 60 – 600 millisecond (ms) dan ini akan memicu permasalahan di industri. Fenomena ini merupakan bagian dari persoalan power quality di dalam sistem tenaga listrik.
Beberapa mitigasi untuk mengatasi persoalan ini telah banyak dilakukan di antaranya dengan menggunakan D-Statcom, DRUPS, UPS (Uninterruptible Power Supply), dan teknologi terkini bernama DVR (Dynamic Voltage Restorer).
Pada hari ini kerja sama kemitraan antara PT CHINT Indonesia dan Laboratorium Sistem Tenaga Listrik STEI ITB dilakukan secara simbolis melalui pemberian seperangkat peralatan DVR yang akan diuji dan ditempatkan di Laboratorium Sistem Tenaga Listrik STEI ITB.
Baca Juga
Advertisement
Kesepahaman antara PT CHINT Indonesia dan STEI ITB ini dinyatakan dalam bentuk MoA (Memorandum of Agreement) antara Dekan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Dr Tutun Juhana dengan Direktur PT CHINT Indonesia Ace Chang. Penandatanganan kerja sama ini dilakukan di sela seminar bertema “Fenomena, Analisis, dan Mitigasi Kedip Tegangan” yang diadakan di Kampus ITB dan dihadiri oleh ratusan peserta dari beberapa industri, Selasa (20/8/24).
Kerja sama awal yang telah dilakukan antara Laboratorium Sistem Tenaga STEI ITB dengan PT CHINT Indonesia terkait peralatan DVR meliputi beberapa simulasi dalam menggunakan software untuk meningkatkan performance dari DVR. Dari beberapa simulasi yang dilakukan, diperoleh hasil signifikan yang mampu mengoptimalisasi performance dari DVR tersebut, meliputi:
Menguji performa DVR dan dampaknya dengan menggunakan peralatan tabula data acquisition system dan power quality meter yang dimiliki Laboratorium Sistem Tenaga Listrik STEI ITB.Response Time dari Fluktuasi Tegangan dengan melakukan adjustment setting pada PID controller yang ada di DVR yang akan berpengaruh terhadap lama tegangan kedip atau voltage sag yang terjadi setelah dipasang DVR.Sizing dari komponen penyimpanan energi (super kapasitor yang diperlukan)
Dengan demikian, peralatan DVR yang dihibahkan ke Laboratorium Sistem Tenaga Listrik STEI ITB ini telah melalui beberapa uji simulasi sehingga kolaborasi antara PT CHINT Indonesia dan Laboratorium Sistem Tenaga Listrik STEI ITB telah terwujud dengan baik.
Nanang Hariyanto selaku Ketua Laboratorium Sistem Tenaga Listrik STEI ITB, menekankan krusialnya ketahanan terhadap kedip tegangan pada sistem tenaga listrik dalam industri, seperti industri manufaktur, kesehatan, pangan, otomotif, dan sektor lainnya sangat bergantung pada pasokan listrik yang stabil dan andal. Pasokan listrik yang tidak terganggu pada aspek power quality menjadi kunci untuk menjaga kelancaran operasional manufaktur atau produksi selama 24 jam sehari.
"Fenomena kedip ini memang tidak bisa dihindari sepenuhnya, tetapi bisa dimitigasi dengan menggunakan perangkat DVR. Alat ini bekerja dengan menginjeksikan tegangan ke dalam sistem untuk mengkompensasi setiap gangguan yang mempengaruhi tegangan beban, sehingga kedip tidak mengganggu proses produksi atau merusak peralatan," jelas Nanang.
Di sisi lain, DVR memiliki fungsi yang mirip dengan UPS, namun DVR unggul dalam mendeteksi dan menstabilkan kedip tegangan dalam waktu 0,002 detik tanpa perlu menggunakan baterai secara terus menerus.
Bagi mahasiswa, terutama yang belajar di bidang teknik elektro dan energi, peralatan DVR menawarkan kesempatan untuk memahami dan mengaplikasikan konsep kelistrikan dalam situasi nyata. Kehadiran DVR di laboratorium universitas mempermudah mahasiswa dalam mempelajari bagaimana perangkat ini bekerja untuk mengatasi gangguan tegangan, seperti fenomena kedip yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan listrik.
Menurut Nanang, pemahaman ini akan memperkaya pengetahuan dan wawasan teknis mahasiswa. Dengan begitu, mereka akan lebih mudah beradaptasi dan berkontribusi dalam berbagai proyek yang melibatkan manajemen kualitas daya listrik.
Senada dengan Dr Nanang, PT CHINT Indonesia senantiasa berinovasi untuk meningkatkan kualitas listrik di Indonesia.
“Kolaborasi ini terjadi berkat kerja keras Pak Yanto Permana (Business Development Manager PT CHINT Indonesia) dan tim STEI ITB. Kami berkesempatan untuk melakukan riset bersama guna mengaplikasikan teknologi ini di Indonesia. Harapan kami, mahasiswa Teknik Tenaga Listrik STEI ITB dapat melakukan penelitian dengan perangkat DVR sehingga dapat memitigasi persoalan listrik di Indonesia,” ujar Direktur PT CHINT Indonesia Ace Chang.
Direktur R&D CHINT Global Asia Pacific, Daniel Pang yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menambahkan bahwa perangkat DVR merupakan solusi yang lebih hijau dan ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan baterai sehingga tidak harus memikirkan pengolahan limbah baterai.
“DVR dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang, yakni sebanyak 100 ribu cycle atau kurang lebih 15 tahun dibandingkan baterai yang pada umumnya harus diganti dalam kurun 3-5 tahun pemakaian,” kata Daniel.