Simak Strategi Investasi Kripto di Tengah Sentimen Penurunan Suku Bunga AS

Sentimen penurunan suku bunga oleh The Fed menjadi katalis pasar kripto

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 21 Agu 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer

Liputan6.com, Jakarta Laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) terbaru untuk Juli menunjukkan tren inflasi yang terus mereda, dengan harga konsumen naik hanya 2,9% selama 12 bulan terakhir yang merupakan kenaikan tahunan terendah sejak Maret 2021. 

Merespon kondisi tersebut, Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan meskipun perkembangan tren inflasi CPI yang cukup baik turut memperkuat ekspektasi terhadap kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada September nanti. 

“Terlebih dengan data tenaga kerja yang menunjukkan berkurangnya tingkat pengangguran dengan menurunnya klaim tunjangan pengangguran baru (initial jobless claim),” kata Fahmi dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (21/8/2024).

Potensi Penurunan Suku Bunga AS

Fahmi menambahkan, resiliensi ekonomi AS di tengah situasi suku bunga tinggi yang ada saat ini, membantah kekhawatiran terhadap potensi resesi yang sempat berkembang beberapa waktu yang lalu tersebut, membuat urgensi melonggarkan kebijakan ekonomi menjadi berkurang. 

Meskipun demikian, pasar saham AS terapresiasi imbas situasi tersebut. Indeks-indeks saham utama AS kompak melanjutkan kenaikan pasca data penjualan ritel bulan Juli dirilis. 

“Berbeda dengan pasar saham AS, dampak dinamika ekonomi yang ada terhadap pasar kripto tidak terlalu positif. Hal ini dikarenakan fokus persepsi investor terhadap imbas dari situasi yang ada, yaitu potensi penundaan penurunan suku bunga The Fed,” jelas Fahmi. 

Sementara ekonomi AS yang masih resilien mungkin berdampak positif terhadap sektor bisnis di negara tersebut seperti potensi meningkatnya penjualan, dampak langsungnya terhadap pasar kripto tidak terlalu signifikan.

 


Strategi Investasi

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Andre Francois M.)

Di tengah dinamika yang ada, Fahmi menjelaskan strategi akumulasi secara bertahap dan pengelolaan portofolio secara lebih aktif menjadi sebagian opsi yang menarik untuk diperhatikan para investor. 

“Volatilitas pasar kripto yang relatif lebih terukur saat ini, dengan potensi terjadinya siklus bullish yang lebih besar pasca perubahan kebijakan suku bunga The Fed, membuat potensi return dari pengelolaan portofolio secara aktif menjadi lebih tinggi,” jelasnya.

Selain itu, di situasi seperti ini juga, menurut Fahmi banyak aset kripto potensial dengan peluncuran peningkatan teknologi dan fitur produk menarik yang signifikan dalam beberapa pekan terakhir.

Banyak aset kripto yang belum terlalu banyak diketahui oleh investor secara luas sebab masih relatif minimnya atensi terhadap aset kripto khususnya altcoin-altcoin dengan kapitalisasi pasar menengah

“Strategi akumulasi dapat dilakukan dengan mudah apabila investor memantau pergerakan harga saat membeli suatu aset kripto agar dapat menilai level harga dan potensi keuntungannya,” pungkasnya.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya