Liputan6.com, Jakarta - Komunitas internasional diharapkan segera menerapkan sanksi tegas terhadap Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas serangan yang terus digempurkan ke wilayah Palestina, khususnya Gaza.
Hal ini dikemukakan oleh Utusan Khusus Presiden Palestina Riyad al-Maliki.
Advertisement
"Saya percaya soal perlunya mempertimbangkan sanksi. Jika kita tidak mempertimbangkan sanksi terhadap Israel, khususnya Netanyahu, maka ia terus melakukan apa yang telah dilakukannya sejauh ini, penghancuran dan pembunuhan orang tak bersalah di Gaza, bahkan di Tepi Barat," ujar dia saat ditemui sejumlah media usai Diskusi FPCI di Jakarta, Selasa (20/8/2024).
"Netanyahu dan Israel harus dipaksa untuk membayar imbalan atas apa yang mereka lakukan."
Riyad menilai, jika dunia tidak menerapkan sanksi terhadap Israel maka komunitas internasional akan dinilai memiliki standar ganda dalam menangani kasus ataupun konflik.
"Kita takut memberikan sanksi lain kepada negara lain, karena takut kita akan dituduh melakukan antisemitisme," ungkap dia.
Sanksi terhadap Israel selama ini disebut Riyad sulit diterapkan karena adanya perlindungan dari Amerika Serikat (AS) yang diberikan lewat hak veto di Dewan Keamanan PBB (DK PBB).
"Saya tidak berpikir akan ada perubahan kecuali pemerintahan yang berbeda di Gedung Putih melakukan perubahan."
Desak Sanksi untuk Israel
Sebelumnya, desakan sanksi terhadap Israel juga disampaikan oleh Duta Besar Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Riyad Mansour, yang meminta Dewan Keamanan PBB untuk memberlakukan sanksi kepada Israel di tengah serangan mematikan yang terus dilancarkan Israel terhadap warga sipil di Jalur Gaza.
"Israel terus merenggut nyawa manusia dan melakukan segala tindakan menyebarkan konflik ke Timur Tengah, ketika kita semua duduk di sini pada peringatan 75 tahun Konvensi Jenewa," kata Mansour dalam sidang Dewan Keamanan (DK), Selasa (13/8), seperti dilansir Antara.
Pertemuan tersebut diselenggarakan atas inisiatif Aljazair, selaku anggota tidak tetap DK PBB, untuk membahas serangan Israel ke sebuah sekolah di Gaza yang menyebabkan sedikitnya 100 korban tewas.
"Biarkan saya nyatakan dengan jelas. Israel tidak peduli dengan kecaman Anda, Israel mengabaikan resolusi Anda, Israel bahkan tidak mendengarkan pendapat Anda," kata Mansour, merujuk pada Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan, yang ketika Mansour berbicara justru memperhatikan ponselnya.
Advertisement
Dorong PBB Segera Bertindak
Sambil memperingatkan bahwa tidak ada yang dapat membenarkan tindakan Israel terhadap warga Palestina, Duta Besar Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Riyad Mansour menekankan apa yang terjadi di Gaza bukanlah tentang warga Israel yang disandera.
"Sudah sejak lama pemerintah Israel tidak peduli dengan mereka (para sandera)," katanya.
Menurut dia, Netanyahu memiliki prioritas-prioritas lain yang keterlaluan dan untuk kepentingan pribadi.
"Berhentilah membayangkan Anda bisa berunding dengan pemerintah Israel sehingga mereka berhenti membunuh ribuan warga sipil, menyebabkan kelaparan, menyiksa tahanan, menjajah dan merebut tanah kami, sementara Anda memohon kepada mereka, meminta mereka, menuntut mereka untuk berhenti," ujar Mansour.
Karena itu, dubes Palestina tersebut meminta para anggota DK untuk tidak mengabaikan tugas mereka dan agar menggunakan semua instrumen yang dimiliki PBB untuk bertindak.
Mansour menegaskan bahwa inilah saatnya memberlakukan sanksi terhadap Israel atas kejahatan perang yang dilakukan.
"Kapan pemerintah Israel akan dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya? Kapan kalian akan menegakkan keputusan dan hukum internasional kalian? Kalian harus memberikan sanksi terhadap para penjahat tersebut," katanya.
Mansour mengumumkan bahwa Palestina akan menghadap Majelis Umum PBB untuk memastikan bahwa majelis menjalankan tanggung jawabnya, serta memastikan bahwa keputusan Mahkamah Internasional benar-benar diterjemahkan dalam kemauan politik oleh PBB maupun negara-negara anggotanya guna mengakhiri tindakan ilegal Israel.