Wawancara Eksklusif Veddriq Leonardo Peraih Medali Emas Olimpiade: Awal Mula Meniti Karier Panjat Tebing hingga Kehidupan Pribadinya

Veddriq Leonardo menjadi atlet Indonesia pertama yang merebut emas di Olimpiade 2024. Dia berjaya di panjat tebing speed putra.

oleh Thomas diperbarui 21 Agu 2024, 15:32 WIB
Peraih emas Olimpiade 2024 Veddriq Leonardo (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Bekasi - Atlet panjat tebing Veddriq Leonardo kini menjadi pahlawan olahraga baru di Indonesia. Pemuda asal Pontianak, Kalimantan Barat itu sukses menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di Olimpiade 2024. Emas dari Veddriq kemudian membuka keran untuk emas berikutnya yang disumbang Rizki Juniansyah dari cabang olahraga angkat besi.

Veddriq juga menorehkan rekor sebagai atlet Indonesia pertama di luar cabor bulu tangkis yang bisa meraih emas. Sebelumnya delapan medali emas Indonesia di Olimpiade cuma didapat dari bulu tangkis setelah dibuka oleh Susy Susanti pada 1992.

Di partai puncak cabor panjat tebing nomor speed putra, Veddriq menaklukkan wakil China Wu Peng dalam laga final nomor speed putra yang digelar di Le Bourget Sport Climbing Venue. Veddriq finis dengan catatan waktu 4,75 detik, sedang lawannya terpaut tipis dengan torehan 4,77 detik.

Kemenangan Veddriq atas Wu Peng juga ikut berperan membantu Amerika Serikat menjadi juara umum Olimpiade mengalahkan China. USA cuma unggul medali perak dan perunggu dari China setelah sama-sama meraih 44 emas.

Di tengah kesibukan Veddriq usai meraih emas Olimpiade, Liputan6.com berkesempatan mewawancarai atlet berusia 27 tahun itu di tempat latihannya bersama timnas panjat tebing Indonesia di Hotel Santika Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat.

Dalam wawancara tersebut terungkap pengalaman Veddriq yang sangat berat di awal meniti karier sebagai atlet panjat tebing hingga ketekunannya mengejar impian meraih emas Olimpiade. Veddriq rela berkorban banyak agar bisa berjaya di Olimpiade termasuk tak memiliki pacar karena ingin fokus berlatih. Simak wawancara eksklusif Veddriq dengan Liputan6.com selengkapnya di halaman selanjutnya:


Awal Mula Veddriq Terpikat Panjat Tebing

Peraih emas Olimpiade 2024 Veddriq Leonardo (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Bisa diceritain gak, awal mulanya kamu tertarik sama dunia panjat tebing itu kayak gimana?

Awal mulanya tuh pertama kali ketika masuk SMA kelas 1, diwajibkan ikut ekskul minimal 1 deh. Terus, kalau Pramuka sudah pernah waktu SMP. Paskibra gak terlalu suka. Kalau olahraga pilihannya, kalau gak basket, voli, itu kan bukan keahlian saya waktu itu juga gak terlalu tertarik di situ. Terus ada Sispala. Kalau Sispala ini kan baru denger kenalnya itu waktu di SMA, kenal panjat tebingnya dari situ ketika gabung ekskul itu salah satu kegiatannya itu adalah latihan panjat tebing kemudian juga ada kompetisi antar pelajar dari situ. Waktu kecil belum kenal (panjat tebing). Waktu kecil sih seringnya main bola atau bulu tangkis gitu sama teman-teman. Pernah waktu kecil ya pengen jadi atlet. Atlet sepak bola, bulu tangkis. Tapi cuma main doang, atau paling lah lomba antar kelas waktu SD.

Jadi ini kan ada dinding-dinding ya kan untuk manjat gitu. Ini memang sengaja dibikin untuk latihan atau dulu pas di sekolah juga memang ada dinding untuk latihan?

Ya, kalau yang di sini di sini memang disiapin untuk latihan karena ini media latihannya, kalau ini border namanya. Kalau Di rumah waktu itu masih belum ya jadi kalau latihan itu kalau gak di FPTI Kota Pontianak sama di sekolah kita dibikin mini border kayak gitu lah. Kalau di rumah paling cuma pull up sama kayak pull up gantungan gitu. Di ventilasi rumah. Ventilasi pintu.

Coba kita flashback nih, kalau kamu masih ingat kompetisi pertama apa sih yang pernah kamu ikutin pas di Pontianak?

Kompetisi pertama waktu saya kelas 1 SMA itu ada kompetisi antar pelajar SMA, sekota Pontianak, itu kategori lead. Untuk pelajar pemula. Pengalamannya buruk waktu itu, cuma baru megang start, terus jatuh. Jadi gagal banget begitu. Karena ini juga masih baru. Saat itu deg-degan banget, pasti nervous lah.

Siapa sih orang yang paling berperan untuk men-support kamu?

Untuk di titik sekarang yang pasti orang tua, kemudian pelatih. Kalau orang tua itu lebih banyak ke arah mendoakan, men-support terus memberi dukungan. Selalu setiap pertandingan ataupun waktu awal-awal kan masih seleksi gitu beliau lah yang selalu semangat aja gimana pun hasilnya oke-oke saja.

 


Momen Tak Terlupakan Veddriq Leonardo

Peraih emas Olimpiade 2024 Veddriq Leonardo (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Ada gak sih pertandingan atau kompetisi yang memang gak bisa kamu lupain selain Olimpiade Paris? 

Ada. Kompetisi World Cup di USA tahun 2021, Karena waktu itu saya bisa mecahin rekor dunia di catatan 5.20 detik. Di Korea juga. Waktu itu jadi atlet pertama yang bisa manjat di bawah 5 detik. 4.90 waktu itu. 4.98 kemudian saya pecah lagi di babak berikutnya 4.90.

Memang apa sih yang di persiapan selama latihan?

 Yang pasti persiapannya itu fisik, teknik dan mental. Kalau fisik kita latih dengan latihan pull up, latihan jam seperti pull up, squat, kemudian kita latihan tekniknya di wall kayak gini, kita melakukan pengulangan pemajatan. Kemudian kalau untuk mental kita sering kompetisi, terus kita adakan simulasi di sini.

Kamu pernah gak sih merasa ada mental breakdown?

Ya sebagai manusiawi lah itu pernah terjadi dan saya pikir semua orang pernah mengalaminya. Saya ingat dengan latihan saya yang sudah bertahun-tahun dan sangat berat, yang gak mungkin saya berlarut-larut dalam hal-hal yang seperti itu, sampai harus mengorbankan ini. Ini harus bangkit lagi ya, gitu.


Latihan Keras Veddriq Demi Olimpiade 2024

Peraih emas Olimpiade 2024 Veddriq Leonardo (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pas Olimpiade Paris kemarin, kamu persiapan berapa lama sih?

Kita cukup lama, kurang lebih empat tahun. Kita pelatnas mulai dari 2020 waktu itu.

Terus latihannya apa saja tuh?

Ya seperti yang saya katakan tadi. Pull up gitu. Itu kalau fisik kita juga kadang ada sprint lari gitu. Dan kemudian yang pastinya di wallnya sendiri.

Pas latihan itu pernah meleset gak sih?

Pernah, pernah. Jadi Jadi kalau manjat itu resikonya dua, meleset atau gak cengkeram gitu loh pas cengkramannya. Salah satunya itu jadi itu ya sering lah sering terjadi

Biasanya pakai sarung tangan enggak sih atau enggak tangannya kadang kalau berkeringat seperti apa?

Enggak, kalau panjat tebing kita pakai kapur choke gitu. Jadi itu bisa mengurangi atau menghilangkan keringat. Itu pasti pakai magnesium.


Harapan Veddriq untuk Panjat Tebing

Peraih emas Olimpiade 2024 Veddriq Leonardo (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Nah kalau kita lihat sekarang Cabang olahraga panjat tebing ini kan bisa dibilang tuh kurang terlalu diperhatiin gitu ya dibandingkan dengan olahraga populer yang kayak sepak bola, badminton biasanya kan itu kan sering dibicarain sama orang-orang. Harapan kamu untuk cabang Olahraga panjat tebing sendiri gimana kedepannya?

Kalau menurut saya sih diperhatiin cuma kalah pamor aja karena kan olahraga kayak bultangkis sepak bola itu kan memang lebih populer. Di luar juga banyak peminatnya. Kalau di Indonesia kan ini kategorinya masih baru. Tapi menurut saya sudah sangat luar biasa antusias masyarakat Indonesia sudah kenal dengan banyak tebing. Harapannya untuk olahraga banyak tebing bisa makin dikenal, bisa menjadi salah satu olahraga yang mendapat perhatian khusus gitu secara ya mungkin dari level yang ada di kota sampai ke nasional gitu.

Menurut kamu peminatnya sendiri untuk cabang olahraga olahraga tebing banyak gak?

Sekarang banyak banget. Kalau dulu masih kurang, paling yang minat itu hanya dari kayak Mapala, Sispala, itu juga segelintir orang lah, gak terlalu banyak seperti sekarang. Kalau Kalau sekarang kan orang-orang kantoran juga sudah tahu sama panjat tebing. 

Bagaimana proses kamu bisa lolos ke Olimpiade Paris 2024?

Jadi kalau buat banyak tebing kita ada yang namanya Olympic Qualifier Series. Jadi ada tiga tahapan nih kalau mau mewakili negara sebagai partisipan Olimpiade. Yang pertama ada di Kejuaraan Dunia waktu itu di Swiss, di Bern. Nah itu kuotanya yang bakal lolos untuk ke Olimpiade itu hanya 2.  Peraih emas dan peraih perak.

Terus Fase berikutnya itu ada Continental. Jadi Asia itu cuma dapat 1 kuota per benua. Itu peraih medali emas lolos Olimpiade. Nah yang terakhir itu Olympic Qualifier Series itu ada 2 Series. Di Shanghai dan Budhapest yang itu meloloskan 5 atlet terbaik. Saya lolos di Olympic Qualifier Series yang Shanghai-Budhapest itu.


Makanan Veddriq Leonardo

Peraih emas Olimpiade 2024 Veddriq Leonardo (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Katanya kamu bawa coklat dari Indonesia saat di Olimpiade 2024, Kenapa?

Pertama suka, yang kedua memang sudah kebiasaan saja, kalau setiap tanding ke luar negeri bawa coklat, kalau lapar makan coklat, sebelum tanding. Kesukaan sendiri bukan disaranin pelatih. Justru itu kan coklat beri gula secara instan, gula darah naik dan itu bisa membantu untuk performa. Kalau menurut saya seperti itu.

Tapi sebenarnya kalau misalnya jadi atlet, makanan sendiri diatur gak sih?

Kalau makanan pasti diatur, yang pasti makanannya harus bernutrisi, yang vitamin, protein, gak boleh sembarang makanan, jajan-jajan di luar.

Kalau boleh tahu apa nih biasanya menu makanan yang kamu makan pas selama persiapan mau Olimpiade pada kemarin?

Daging, terus ayam, telur sayur-sayuran kadang juga ikan, nah itu menu kita setiap hari. Tapi

Tapi gak boleh digoreng?

Boleh digoreng.

Nasi juga boleh?

Nasi juga boleh. Jadi kalau panjat tebing mah gak terlalu gimana-gimana, yang penting kita bisa mengontrolnya untuk makan, porsi, terus kalau menu-menu yang kurang menyehatkan itu kita hindari.

Minuman manis?

Minuman manis saya agak ngurangin ya, gak terlalu banyak, saya lebih ke air putih aja sih.


Pengalaman Veddriq di Olimpiade Paris

Setelah ikut Olimpiade kemarin ada gak sih pengen jajanan selama ini kamu tahan nih gak boleh jajan, akhirnya setelah itu kamu jajan?

Sate mungkin karena kalau di sini kan jarang gitu ada sate. Sate kambing.

Kalau makanan khas dari Pontianak yang kamu suka?

Bubur pedas.

Terus pas kemarin di Paris ada pengalaman yang menarik apa sih?

Pengalaman menarik di Paris waktu Olimpiade di Olympic Village. Kita banyak ketemu atlet-atlet dari luar negeri dan itu keren banget gitu. Maksudnya kita berada di satu tempat dan kita mewakili negaramu dan terus membawa spirit gitu, dan itu sangat keren.

Ada kenalan gak berarti sama mereka-mereka?

Kalau kenalan sih enggak ya, karena saya juga kurang komunikatif. Yang pasti kegiatan mereka kan sangat disiplin banget gitu, kita lihat pagi mereka sudah latihan, conditioning, malamnya sudah istirahat, dan mereka orang-orang hebat di cabangnya mereka.


Disiplin Veddriq Leonardo

Nah, untuk jam istirahat, tadi kan kamu sempat menyinggung sedikit, sebagai atlet jam istirahat itu juga ditentukan gak sih? Harus tidur berapa jam?

Tidur yang pasti secukupnya, tapi kalau di sini ada aturan, setiap jam 9 kurang handphone sudah harus dikumpulin. Jadi jam 9 kurang itu nggak ada aktivitas main handphone lagi. Jadi

Indonesia sendiri kan sempat paceklik ya sebelum akhirnya kamu mendapatkan emas. Apakah sempat merasa terbebani karena CdM sebelumnya sudah mengatakan bahwa cabang panjat tebing ini harus target dapat emas?

Kalau terbebani enggak ya, maksudnya kita semua tugas punya tanggung jawab memang harus bawa yang terbaik buat Indonesia. Tapi memang di saat itu kan banyak masyarakat Indonesia yang sudah mulai khawatir nih. Wah, Indonesia belum bawa medali emas waktu itu sampai hari-hari akhir dan ketika panjat tebing main cewek dan itu pun lepas waktu itu. Jadi harapan terakhirnya di panjat tebing tinggal saya. Kalau rasa tertekan sih nggak malah lebih termotivasi deh. Karena sebagai satu-satunya wakil buat panjat tebing dan itu memang harus saya lalui. Dan Alhamdulillah bisa bawa medali emas buat Indonesia.

Bagaimana perasaannya bisa mendapatkan medali emas?

Yang pasti senang banget gitu, bahagia, terus bangga gitu kan. Ya, ini mimpi saya gitu. Mimpi yang saya inginkan dan akhirnya terwujud. Dan masyarakat Indonesia benar-benar terutama yang hadir waktu itu yang menonton saya sangat bahagia dan terharu dan itu membuat sesuatu yang juga membahagiakan buat saya.


Fokus Latihan Tak Sempat Mikiran Pacaran

Nah untuk target ke depannya sendiri, apa nih yang mau dilakukan?

Ya, mau mempersiapkan diri lagi buat eventevent berikutnya, yang pasti ada kayak World Cup, Asian Games, dan Olympic tentunya di LA 2008, dan itu akan menjadi fokus saya. 

Yang terdekat?

Ada World Cup di Korea. Oktober.

Begitu pulang dari Paris, itu langsung balik ke Pontianak?

Enggak, langsung balik ke Bekasi. Karena memang ada beberapa agenda gitu di Jakarta. Seperti ketemu Pak Presiden waktu itu diundang di Istana. Terus diarak-arak sama Kemenpora menuju Istana.

Ketemu orang tua sudah?

Sudah. Orang tua jemput di bandara waktu itu. Dikasih surprise sama FPTI, orang tua dibawa ke Jakarta. Jadi pas pulang langsung disambut sama orang tua.

Kalau pacar gimana? 

Oh pacar belum punya.

Gak sempat mikirin pacaran ya?

Ya pengen fokus dulu, karena kayaknya susah deh. Apalagi harus fokus di panjat tebing gitu kan. Apalagi ini bukan target saya saja tapi tanggung jawab.

Setelah dapat emas langsung tetap latihan ya?

Ya tetap latihan karena event terdekat ini ada PON. Jadi sesudah agenda kemarin kita sudah mulai latihan lagi. Minggu dan Rabu libur.

Kalau libur kayak gitu biasanya kamu boleh jalan gitu gak sih keluar?

Boleh, jalan sekitar sini. Tapi saya jarang keluar sih. Karena capek banget, habis latihan, saya pakai untuk istirahat saja.

Nah selama proses latihan yang bisa dibilang setiap hari, kamu pernah gak sih sempat bosan?

Kalau bosan sih enggak, karena lingkungannya seru di sini. Teman-temannya kompetitif, jadi enggak ada pikiran buat kayak kendor gitu, jadi gas terus sih.

Tapi kalau kangen rumah?

Kangen rumah enggak sih. Enggak. Tapi kalau kangen ya tetap masih bisa video call. Dijalani aja hidupnya sekarang sudah nyaman begitu sih.

Bagaimana pesan-pesan kamu untuk generasi Gen Z biar semangat mencapai tujuan yang diinginkan?

Ya untuk mencapai segala sesuatunya kita harus fokus kita konsisten, kita dedikasikan masa muda kita untuk hal-hal yang produktif untuk membangun bangsa, dan jangan pernah menyerah.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya