Liputan6.com, Edinburgh - Pemerintahan Partai Nasional Skotlandia (SNP) menghadapi kritik setelah Menteri Luar Negeri Angus Robertson bertemu dengan Wakil Duta Besar Israel untuk Inggris Daniela Grudsky.
Robertson kemudian minta maaf dan menegaskan bahwa pemerintah Skotlandia tidak akan menerima undangan lagi dari Israel hingga kemajuan nyata dicapai menuju perdamaian, bantuan kemanusiaan, dan Israel bekerja sama sepenuhnya atas dalam penyelidikan genosida dan kejahatan perang di Jalur Gaza.
Advertisement
Tatap muka Robertson dan Grudsky memicu reaksi keras dari banyak tokoh SNP yang sangat kritis terhadap perilaku Israel di Timur Tengah.
Robertson menekankan pertemuannya dengan Grudsky bukan upaya untuk melegitimasi tindakan Israel di Jalur Gaza.
"Pemerintah Skotlandia konsisten dalam kecaman tegas kami atas kekejaman yang telah kami saksikan di Jalur Gaza," ujarnya, seperti dilansir BBC, Rabu (21/8/2024).
Robertson bertemu dengan Grudsky pada tanggal 8 Agustus, namun baru empat hari kemudian pemerintah Skotlandia merilis pernyataan tentang hal itu.
Pernyataan tersebut merujuk pada area kepentingan bersama antara Skotlandia dan Israel dan mengatakan bahwa Robertson telah menegaskan kembali posisi pemerintah Skotlandia dalam menyerukan gencatan senjata segera oleh semua pihak.
Disebutkan bahwa Robertson menyerukan pembebasan tanpa syarat semua sandera dan pembukaan rute yang aman untuk memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan mencapai rakyat Jalur Gaza.
Seorang juru bicara sejak itu mengatakan penundaan dalam mengumumkan pertemuan dilakukan atas permintaan Kedutaan Besar Israel dengan alasan keamanan.
Alasan di Balik Memenuhi Undangan Israel
Dalam permintaan maafnya, Robertson juga menuturkan dia yang memutuskan untuk menghadiri pertemuan dengan Grudsky, namun menteri pertama telah diberitahu sebelumnya.
"Menurut saya, mengingat wakil duta besar Israel untuk Inggris telah meminta pertemuan maka itu adalah kesempatan untuk menyatakan posisi pemerintah Skotlandia yang jelas dan teguh tentang perlunya gencatan senjata segera di Jalur Gaza dan saya melakukan hal itu," sebut Robertson.
Robertson menggarisbawahi sangat penting bagi negara seperti Skotlandia, yang bercita-cita memiliki negara merdeka, untuk memiliki hubungan diplomatik dan menyampaikan perbedaan apa pun ketika berdialog dengan negara-negara yang memiliki perbedaan sikap.
Patrick Harvie, salah satu pemimpin Partai Hijau Skotlandia, menyambut baik permintaan maaf atas pertemuan diplomatik yang menurutnya jelas merupakan kesalahan.
"Menggelar pertemuan semacam ini dengan negara Israel saat ini tampak seperti menormalisasi tindakan genosida," tegasnya.
"Sangat penting bagi pemerintah Skotlandia untuk mengakui kesalahan serius yang mereka buat dengan menggelar pertemuan semacam itu."
Harvie lebih lanjut mendesak pemerintah Skotlandia memastikan dukungan finansial tidak diberikan kepada perusahaan senjata yang memasok senjata ke Israel atau terlibat dalam permukiman ilegal.
Advertisement