Liputan6.com, Jakarta Harga emas melanjutkan rekor kenaikannya pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) dengan bertahan kokoh di atas level kunci USD 2.500. Lonjakan harga emas dunia didorong oleh melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya keyakinan investor bahwa Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan memangkas suku bunga pada bulan September.
Dikutip dari CNBC, Rabu (21/8/2024), harga emas dunia di pasar spot naik 0,1% menjadi USD 2.507,45 per ons, setelah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di USD 2.531,60 pada awal sesi perdagangan. Sedangkan harga emas berjangka AS naik sekitar 0,2% menjadi USD 2.545,60.
Advertisement
Kurs dolar AS merosot ke titik terendah dalam tujuh bulan, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil acuan obligasi AS 10 menurun.
“Pendorong utama pergerakan harga emas adalah permintaan investasi finansial, khususnya dengan peningkatan pembelian ETF dan sentimen yang membaik secara keseluruhan karena ekspektasi siklus pelonggaran Fed akan dimulai pada bulan September,” kata Kepala Komoditas Citi Research, Aakash Doshi.
Doshi menambahkan harga emas bisa mencapai USD 3.000 per ons pada pertengahan 2025 dan USD 2.600 pada akhir 2024. Kepemilikan SPDR Gold Trust GLD, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, melonjak ke level tertinggi dalam tujuh bulan pada 859 ton pada hari Senin.
The Fed Pangkas Suku Bunga
Pasar memperkirakan sekitar 71,5% kemungkinan The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September, menurut CME FedWatch Tool.
Pedagang akan memantau dengan cermat risalah pertemuan kebijakan The Fed bulan Juli pada hari Rabu dan pidato utama Ketua Fed Jerome Powell pada simposium Jackson Hole di akhir minggu untuk mendapatkan lebih banyak isyarat tentang penurunan suku bunga.
Ahli Strategi Komoditas TD Securities Daniel Ghali mengatakan, posisi dalam emas mungkin terlalu berlebihan, dengan ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed yang signifikan mungkin mengarah pada koreksi jika narasi ini ditantang.
Harga emas, yang cenderung berkembang di tengah kondisi suku bunga rendah, telah meningkat lebih dari 20% sepanjang tahun ini dan menuju tahun terbaik sejak 2020.
“Ketidakpastian geopolitik, meningkatnya minat spekulatif, dan arus masuk ETF global yang besar semakin memicu tren kenaikan harga emas,” kata Joseph Cavatoni, Ahli Strategi Pasar di World Gold Council.
Berbeda dengan harga emas, harga perak spot turun 0,1% menjadi USD 29,45 per ons, platinum turun 0,4% menjadi USD 950,20, dan harga paladium naik 0,3% menjadi USD 935,00.
Siap-siap, Harga Emas Diramal Jatuh ke Angka Ini
Sebelumnya, harga emas melemah pada perdagangan hari Senin setelah menembus rekor tertinggi sepanjang masa di angka USD 2.500 per ons pada sesi perdagangan sebelumnya.
Harga emas melemah karena investor merealisasikan keuntungannya setelah mencetak rekor dan bersiap-siap untuk meneliti isyarat lebih lanjut dari Federal Reserve AS (the Fed) atau Bank Sentral AS dan juga perkembangan di Timur Tengah.
Mengutip CNBC, Selasa (20/8/2024), harga emas di pasar spot turun 0,2% menjadi USD 2.501,74 per ons, lebih rendah dari rekor tertinggi USD 2.509,65 per ons yang dicetak pada hari Jumat.
Sedangkan untuk harga emas berjangka AS ditutup 0,1% lebih tinggi pada USD 2.541,30 per ons.
Direktur Investasi dan Perdagangan Alternatif High Ridge Futures David Meger menjelaskan, dirinya tidak akan terkejut melihat beberapa konsolidasi atau penarikan kembali di pasar emas.
"Karena para pedagang mungkin kecewa jika Fed hanya mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 0,25 basis poin dan tidak mengisyaratkan kemungkinan penurunan yang lebih besar sebesar 0,50 basis poin," jelas dia.
Menurut CME FedWatch Tool, para analis dan ekonom melihat peluang sebesar 77,5% bahwa the Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada September.
Fokus akan beralih ke risalah rapat kebijakan terakhir Fed pada hari Rabu dan pidato Ketua Jerome Powell pada simposium ekonomi di Jackson Hole pada hari Jumat.
Menurut analis teknikal salah satu media ternama di AS Wang Tao, harga emas dunia mungkin jatuh ke kisaran USD 2.479-USD 2.487 setelah gagal menembus resistance di USD 2.507.
Advertisement
Emas Fisik
Namun analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan emas dapat naik lebih jauh dalam beberapa bulan mendatang, kemungkinan mencapai USD 2.600 per ons pada akhir tahun, seraya menambahkan semua mata akan tertuju pada indikasi pemotongan suku bunga yang akan segera dilakukan oleh Powell.
Di sisi fisik, beberapa bank Tiongkok telah diberi kuota impor emas baru dari bank sentral, mengantisipasi permintaan yang bangkit kembali meskipun harga mencapai rekor tertinggi.
Permintaan emas menguat karena ketegangan geopolitik, terutama dari konflik Israel-Iran-Hamas, mendorong pembelian aset safe haven, tulis Achilleas Georgolopoulos, analis investasi di broker forex XM, dalam sebuah catatan.
Sedangkan logam lainnya, harga perak naik 0,8% menjadi USD 29,24 per ons.
Untuk platinum naik 0,3% menjadi USD 957,57 per ons.
Sementara paladium turun 2,1% menjadi USD 930,92 per ons.