Penelitian UI: Yoga Modifikasi Solusi Alami Atasi Nyeri Kepala Servikogenik Tanpa Operasi

Penelitian terbaru menunjukkan sebuah alternatif yang disebut yoga modifikasi untuk menjadi terapi Nyeri Kepala Servikogenik.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 21 Agu 2024, 14:00 WIB
Nyeri Kepala Servikogenik Berasal dari Leher, Dokter Sebut Yoga Modifikasi Bisa Jadi Alternatif Terapinya. Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Nyeri kepala servikogenik atau cervicogenic headache (CGH) adalah jenis sakit kepala yang berasal dari leher dan sering kali diikuti dengan keterbatasan gerakan leher.

Pengobatan termasuk operasi kerap dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Namun, tak sedikit pasien masih merasakan gejalanya usai melakukan penanganan.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh peserta Program Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI), Robiah Khairani Hasibuan menunjukkan sebuah alternatif yang disebut yoga modifikasi.

Dokter spesialis saraf itu mengatakan, yoga modifikasi dapat menjadi alternatif efektif untuk mengatasi nyeri pada pasien CGH.

“Yoga, dengan berbagai gerakan yang membantu melenturkan otot dan memperbaiki postur tubuh, menjadi alternatif terapi CGH yang lebih alami dan holistik. Ada 13 jenis yoga dengan ratusan gerakan yang sangat beragam, sehingga perlu dipilih gerakan yang sesuai dengan kondisi pasien,” kata Robiah mengutip laman UI, Rabu (21/8/2024).

Pada penelitian ini, Robiah mengkaji dampak yoga modifikasi dibandingkan dengan terapi konvensional terhadap daya tahan kardiorespirasi, fleksibilitas tubuh, nyeri, kadar kortisol saliva, dan tingkat depresi pada pasien CGH. Penelitian dilakukan menggunakan metode uji klinis acak dengan 66 subjek yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yoga dan kelompok kontrol.


Latihan Yoga Modifikasi Beri Efek Signifikan

Dokter spesialis saraf Robiah Khairani Hasibuan soal yoga modifikasi. Foto: FKUI.

Pada kelompok yoga, mereka menjalani latihan yoga modifikasi dua kali seminggu selama 12 minggu, sementara kelompok kontrol hanya menerima pengobatan konvensional dan latihan fisioterapi.

Parameter yang diukur meliputi intensitas nyeri, frekuensi dan durasi nyeri, tingkat depresi, fleksibilitas tubuh, dan kadar kortisol saliva.

“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa latihan yoga modifikasi memberikan efek yang signifikan terhadap pengurangan nyeri dan perbaikan fleksibilitas tubuh pada pasien CGH,” kata Robiah dalam sidang promosi doktor yang diselenggarakan Program Doktor Ilmu Kedokteran FKUI di Ruang Auditorium Lantai 3 Gedung IMERI FKUI, Kampus UI Salemba, pada Jumat (12/7).


Perbaiki Keseimbangan Fisik dan Mental Pasien CGH

Robiah menambahkan, latihan yoga modifikasi dapat membantu menurunkan kadar kortisol saliva yang berhubungan dengan stres dan meningkatkan daya tahan kardiorespirasi.

Setelah 12 minggu, kelompok yoga menunjukkan perbaikan yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Intensitas, frekuensi, dan durasi nyeri berkurang secara signifikan.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan yoga modifikasi dapat menjadi bagian penting dalam terapi CGH. Latihan ini tidak hanya membantu mengurangi nyeri tetapi juga memperbaiki keseimbangan fisik dan mental pasien.”

“Fasilitas pelayanan kesehatan disarankan untuk menyediakan program yoga modifikasi sebagai bagian dari terapi komprehensif untuk pasien CGH,” jelas Robiah.


Beri Harapan Baru bagi Pasien CGH

Penelitian disertasi yang dilakukan oleh Robiah Khairani Hasibuan ini berjudul “Efek Yoga Modifikasi Dibandingkan Terapi Konvensional terhadap Cardiorespiratory Endurance, Fleksibilitas Tubuh, Nyeri, Kadar Kortisol Saliva, dan Tingkat Depresi, pada Pasien Cervicogenic Headache”.

Promotor pada disertasi tersebut adalah Guru Besar Neurologi FKUI Prof. Dr. dr. Salim Harris, Sp.N(K), FICA, dengan ko-promotor Dr. dr. Fitri Octaviana, Sp.N(K) dan Dr. dr. Riwanti Estiasari, Sp.N(K).

Hasil penelitian Robiah memberikan harapan baru bagi pasien CGH dalam tatalaksana pengobatan yang lebih efektif dan alami.

“Penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi maksimal untuk fakultas kedokteran di mana yang bersangkutan bekerja. Penelitian yang dilakukan sangat menarik, karena yoga tidak memerlukan (alat) apapun dan ini bisa diberikan kepada seluruh masyarakat (yang mengalami CGH),” ujar Salim.

Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya