Bahlil Ulas Ketum Golkar Terdahulu Dekat dengan Presiden: Kalau Saya Kok Salah?

Bahlil Lahadalia resmi menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2024-2029.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 21 Agu 2024, 14:52 WIB
Pasca mundurnya Airlangga Hartarto sebagai ketua umum, Partai Golkar menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Musyawarah Nasional (Munas) XI tahun 2024. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Bahlil Lahadalia resmi menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2024-2029. Saat penyampaian visi misi dalam acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar, dia sempat menyinggung keberhasilan para ketum terdahulu yang juga dinilainya ada andil kedekatan dengan presiden pada masa itu.

"Saya mau cerita sejarah saya masuk ke Partai Golkar. Saya waktu berproses di Golkar itu di Papua. Untuk masuk menjadi pengurus DPP Golkar, sulitnya minta ampun. 2010 niat saya masuk di AMPI itu mau masuk di Slipi. Karena apalah kita sebagai orang daerah kalau nggak punya jaringan," tutur Bahlil di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Rabu (21/8/2024).

Namun begitu, Bahlil kalah di AMPI. Untuk membuat haluan agar tidak terus terhalang, dia memilih berjuang di HIPMI hingga berproses masuk ke pemerintah.

"Ini momen yang paling tepat untuk berkompetisi di Partai Golkar. Jadi saya mau jelaskan satu hal, saya bingung ya. Kalau kita lihat perjalanan Partai Golkar setelah reformasi. Senior-senior mohon maaf luruskan kalau salah," jelas dia.

Dia mengulas, pada 2004 lalu Partai Golkar menjadi pemenang pasca reformasi di bawah kepemimpinan Akbar Tanjung. Sosok itu disebutnya berhasil membalikkan kondisi partai dari keterpurukan pasca reformasi menjadi partai pemenang.

"Apa yang terjadi? Saat Munas di Bali, fight dengan JK (Jusuf Kalla). Pertarungan terjadi, Pak JK menang. Pak JK menang pun karena ada kedekatan dengan pemerintah. Beliau adalah wakil presiden, SBY adalah presidennya," kata Bahlil.


Saya Dapat Dukungan Pemerintah dan Dianggap Salah

Munas ke-XI Partai Golkar akan berlangsung hingga 21 Agustus 2024. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Setelahnya, ada pula pertarungan kursi antara Aburizal Bakrie alias Ical dengan Surya Paloh. Jusuf Kalla alias JK yang telah selesai masa kepemimpinannya sebagai wakil presiden melabuhkan dukungan ke Surya Paloh, sementara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendukung Ical.

"Pak Ical didukung oleh Pak SBY dan kemudian Pak Ical juga menang. Setelah Pak Ical selesai, muncul Pak Setya Novanto lewat Munaslub. Itu posisinya Pak Setnov sebagai Ketua DPR dekat dengan Jokowi. Alhamdulillah juga menang. Begitu juga selesai, masuk ke zaman Pak Airlangga. Pak Airlangga juga menang dekat dengan presiden, sebagai Menteri Perindustrian," kata Bahlil.

Kali ini, dirinya muncul untuk memperebutkan kursi ketua umum Partai Golkar, mengikuti prinsip dan pegangannya untuk selalu berkompetisi dalam proses mewujudkan keinginannya.

"Jadi memang mazhab saya mazhab kompetisi. Ketika proses Munas Golkar kali ini, saya dianggap pun mendapat dukungan dari pemerintah dan dianggap salah. Kenapa calon-calon terdahulu dinyatakan tidak salah, ok saya dinyatakaan salah? Apa yang membuat seperti itu?," ujarnya.

"Apakah karena memang saya adalah kader dari ufuk timur, yang bukan anak siapa-siapa di Jakarta ini. Apakah memang pengurus DPD 1 Golkar se-Indonesia nggak boleh mencalonkan diri jadi calon ketum Golkar? Saya pikir, lewat sebuah pemikiran besar Golkar dilahirkan sbagai instrumen politik pemerintah. Maka saya pikir Golkar harus kembali ke perjuangannya," Bahlil menandaskan.


Sah, Bahlil Lahadalia Resmi Jadi Ketum Partai Golkar

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menjadi calon tunggal untuk menjadi ketua umum dalam Munas ke-XI Partai Golkar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Bahlil Lahadalia resmi menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar periode 2024-2029. Keputusan tersebut diketok usai penyampaian visi misi Bahlil Lahadalia selaku calon tunggal Ketum Golkar.

"Saya menanyakan apakah seluruh hadirin yang hadir setuju untuk kita tetapkan Bapak Bahlil Lahadalia menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2024-2029?,” tanya Ketua Sidang Munas Golkar Adies Kadir dalam acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Rabu (21/8/2024).

"Setuju?," sambungnya.

"Setuju!," jawab seluruh kader Partai Golkar.

Adies pun mengetuk palu sebanyak tiga kali sebagai simbol pengesahan Bahlil Lahadalia sebagai Ketum Partai Golkar periode 2024-2029.

Sebelumnya, Ketua Pelaksana Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar, Bambang Soesatyo menyatakan, pengumuman dan penetapan Bahlil Lahadalia menjadi Ketua Umum (Ketum) Golkar bisa dipercepat.

"Pengumuman bakal calon ketua umum langsung ditetapkan penetapan calon ketua umum, kemudian penyampaian visi misi karena calonnya hanya satu maka mudah-mudahan malam ini langsung kita bungkus," kata Bamsoet pada pembukaan Munas Golkar, JCC Senayan, Senin (20/8/2024).

Pembukaan Munas turut dihadiri Bahlil. Kehadiran Bahlil disambut tepuk tangan meriah para kader Golkar.

Menurut Bamsoet, rencananya pada Rabu 21 Agustus 2024, agendanya hanya tinggal melantik Bahlil menjadi Ketum definitif Partai Golkar. "Besok kita tinggal pelantikan kalau memungkinkan," katanya memungkasi.

 

Infografis Kejutan Airlangga Hartarto Mundur dari Jabatan Ketum Golkar. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya