Liputan6.com, Tokyo - Sebuah penghalang yang didirikan untuk menghalangi pemandangan Gunung Fuji telah diturunkan, setidaknya untuk saat ini. Hal tersebut dilakukan setelah seorang pejabat kota mengatakan upayanya mencegah wisatawan yang tidak tertib berhasil.
Kota Fujikawaguchiko memasang layar pembatas besar pada bulan Mei setelah penduduk mengeluh tentang arus pengunjung yang sebagian besar berasal dari luar negeri. Mereka dilaporkan menyebabkan masalah saat mencoba mengambil foto gunung berapi terkenal di Jepang tersebut.
Advertisement
Dilansir CNA, Rabu (21/8/2024), penghalang tersebut akhirnya diturunkan pada 15 Agustus menjelang topan, dan diputuskan untuk tidak dipasang lagi.
"Kami ingin melihat apa yang akan terjadi," kata pejabat kota tersebut kepada AFP.
"Masih ada beberapa orang yang datang ke tempat itu. Namun, kami tidak lagi menemukan banyak orang yang tiba-tiba berhamburan ke jalan untuk menyeberang," katanya.
Perjuangan kota tersebut dengan wisatawan yang tidak tertib menjadi berita utama internasional karena jumlah wisatawan yang datang ke Jepang selama musim panas mencapai rekor, sehingga menciptakan beberapa pertentangan di antara penduduk setempat.
Pejabat Fujikawaguchiko mengatakan kota itu dapat memasang layer penghalang ituj lagi jika wisatawan kembali dan menimbulkan lebih banyak masalah.
Wisatawan Asing Meningkat tapi...
Pariwisata ke Jepang meningkat pesat sejak pembatasan di era pandemi COVID-19 dicabut dan pemerintah bekerja keras untuk meningkatkan jumlah wisatawan.
Namun, hal ini tidak diterima secara luas – termasuk di Kyoto di mana penduduk setempat mengeluhkan adanya wisatawan yang senang mengganggu geisha kota yang berpakaian rapi.
Dan Musim Panas ini, pendaki yang menggunakan rute paling populer untuk mendaki Gunung Fuji akan dikenakan biaya masing-masing 2,000 yen atau sekitar Rp207 ribu, dengan jumlah yang dibatasi untuk mengurangi kemacetan.
Advertisement