Terungkap Alasan BI Belum Turunkan Suku Bunga

Bank Indonesia (BI) menetapkan untuk menjaga tingkat suku bunga berada di level 6,25 persen. Upaya in digadang untuk stabilitas perekonomian nasional hingga menjaga harga pangan di Tanah Air.

oleh Arief Rahman H diperbarui 21 Agu 2024, 17:29 WIB
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Bank Indonesia (BI) menetapkan untuk menjaga tingkat suku bunga berada di level 6,25 persen. Upaya in digadang untuk stabilitas perekonomian nasional hingga menjaga harga pangan di Tanah Air. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) menetapkan untuk menjaga tingkat suku bunga berada di level 6,25 persen. Upaya in digadang untuk stabilitas perekonomian nasional hingga menjaga harga pangan di Tanah Air.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, pada kuartal III-2024 ini pihaknya masih fokus pada stabilitas perekonomian nasional. Salah satunya mendorong penguatan nilai tukar rupiah.

"Dengan faktor-faktor fundamental dan komitmen BI untuk membantu rupiah agar lebih juga menguat. Fokus kami begitu. Pertimbangan yang kedua kenapa kami fokusnya adalah penguatan lebih lanjut stabilisasi nilai tukar rupiah karena penguatan rupiah baik untuk ekonomi Indonesia," ujar Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapar Dewan Gubernur BI Agustus 2024, di Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Dia nengatakan, penguatan nilai tukar rupiah akan membuat harga-harga menjadi lebih murah. Termasuk pada saat yang sama menurunkan inflasi, terutama dari pengaruh barang impor.

"Satu, rupiah yang menguat membuat harga-harga lebih murah. Khususnya harga-harga pangan maupun harga-harga lain dan karenanya juga mendukung inflasi yang rendah khususnya dari improted inflation," kata dia.

"Penguatan rupiah juga mendukung sektor-sektor yang memang punya kandungan impor tinggi dan banyak sektor-sektor itu menciptakan lapangan kerja," sambungnya.

Industri Tekstil dan Industri Manufaktur

Contohnya, terjadi pada industri tekstil dan industri manufaktur lainnya yang menciptakan lapangan kerja. Pada saat yang sama, industri sejenisnya itu diakui membutuhkan bahanz-bahan impor.

Perry menegaskan, penguatan nilai rukar rupiah akan turut mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi.

"Jadi penguatan rupiah itu baik bagi ekonomi. Satu, mendukung harga yang lebih rendah, termasuk harga pangan dan inflasi. Yang kedua, mendukung pertumbuhan termasuk sektor-sektor yang padat karya, impor tinggi. Dan yang ketiga, rupiah yang menguat juga bagus untuk stabilitas keuangan stabilitas perbankan," urai Perry Warjiyo.

 


Suku Bunga Turun di Kuartal IV-2024

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan November 2023, dikutip Kamis (23/11/2023).

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo membuka kemungkinan terjadi penurunan suku bunga pada kuartal IV-2024 mendatang. Mengusul prediksi keadaan ekonomi global dan suku bunga Amerika Serikat (AS).

Diketahui, saat ini BI masih mempertahankan suku bunga di 6,25 persen. Besaran BI Rate ini masih sama dengan sebelumnya dan disebut baru akan turun pada penghujung 2024 nanti.

"Seperti kami jelaskan dalam Rapat Dewan Gubernur Bulanan, tadi kami sampaikan memang kami masih tetap akan melihat ruang terbuka bagi penurunan BI Rate pada triwulan IV," kata Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Agustus 2024, di Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Dia mengatakan, pernyataan ini serupa dengan yang sudah disampaikan sebelum-sebelumnya. Hingga saat ini, dia masih ingin mempertahankan tingkat suku bunga BI.

"Saya ulangi lagi, masih konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya, ruang terbuka untuk penurunan BI rate pada triwulan IV 2024," tegasnya.

Perry menegaskan kembali, bank sentral Tanah Air itu masih akan fokus pada stabilisasi nilai tukar dan ekonomi domestik di kuartal III-2024 ini. Sehingga, belum diputuskan untuk menurunkan BI Rate.

"Sementara untuk triwulan III ini fokus kami kata-katanya, untuk penguatan lebih lanjut stabilisasi nilai tukar rupiah. Jadi preferensi kami dan memang secara fundsmental rupiah masih akan cenderung menguat itu ya, masih akan cenderung menguat," paparnya.

 


BI Rate Masih Ditahan 6,25 Persen

Ilustrasi Bank Indonesia

 

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan besarna suku bunga acuan di posisi 6,25 persen. Tujuannya untuk tetap mendukung stabilitas ekonomi nasional.

Hal itu diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur BI Agustus 2024. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, suku bunga acuan atau atau BI Rate masih tetap sama dengan bulan lalu.

"Berdasarkan hasil asesmen Rapat Dewan Gubernur pada tanggal 20 dan 21 Agustus 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,25 persen," kata Perry dalam Konferensi Pers Hasil RDG Bulanan Agustus 2024, di Jakarta, Rabu (21/8/2024).

 


Keputusan Lainnya

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, suku bunga acuan atau atau BI Rate masih tetap sama dengan bulan lalu. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan besarna suku bunga acuan di posisi 6,25 persen.

Dia mengatakan, suku bunga deposit facility tidak mengalami perubahan. Sama halnya dengan bunga lending facility yang tetap.

"Demikian juga suku bunga deposit fascility sebesar 5,5 p dan suku bunga lending fasility tetap sekitar 7 persen," ucapnya.

Perry menegaskan, langkah ini sebagai dukungan kebijakan moneter terhadap stabilitas.

"Keputusan ini tetap konsisten dengan fosku kebijakan moneter yang pro stability. Yaitu untuk penguatan lebih lanjut stabilisasi nilai tukar rupiah serta langkah preemtif dan forward looking untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen pada tahun 2024 dan 2025," jelasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya