Seorang pemuda memegang layang-layang saat festival di favela Turano di Rio de Janeiro, Minggu, 7 Juli 2024. (AP Photo/Bruna Prado)
Layang-layang memiliki sejarah panjang di Brasil dan sangat populer di favela Rio, lingkungan miskin yang sering kali menempel di pegunungan yang menghadap dan mengelilingi kota, di mana industri rumahan menggunakan bambu dan kertas tisu untuk memproduksi layang-layang. (AP Photo/Bruna Prado)
Brasil berupaya melarang terbang layang-layang setelah hobi tersebut dimanfaatkan oleh geng jalanan yang menggunakan kawat logam setajam silet dalam duel berbahaya. (AP Photo/Bruna Prado)
Budaya macho yang kompetitif telah mengubah aktivitas yang tadinya aman menjadi pertarungan sengit untuk melepaskan layang-layang saingannya, yang menyebabkan serangkaian cedera serius dan bahkan kematian. (AP Photo/Bruna Prado)
Rancangan undang-undang yang sedang dibahas di Kongres Brasil berusaha untuk melarang pembuatan, penjualan, dan penggunaan benang yang sangat tajam di seluruh negeri, dan para pelanggarnya akan dihukum satu hingga tiga tahun penjara serta denda yang besar. (AP Photo/Bruna Prado)
Brasil hanya mengizinkan adu layang-layang di area yang aman dan telah ditentukan, namun undang-undang tersebut sering dilanggar. (AP Photo/Bruna Prado)
Pengendara dan penumpang sepeda motor merupakan kelompok yang paling rentan, dimana kasus patah anggota badan atau leher tergorok masih sering terjadi. (AP Photo/Bruna Prado)