Liputan6.com, Sarajevo - Penembakan kembali terjadi. Kali ini di Bosnia dan Herzegovina.
"Setidaknya tiga anggota staf tewas dalam penembakan di sebuah sekolah di barat laut Bosnia dan Herzegovina,"" kata pihak berwenang seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (22/8/2024).
Advertisement
Di antara mereka yang tewas dalam penembakan hari Rabu (21/8) adalah kepala sekolah, sekretaris, dan seorang guru di Sanski Most High School Center, ujar juru bicara Kementerian Dalam Negeri Bosnia dan Herzegovina, Adnan Beganovic kepada Al Jazeera.
Penembakan Sanski Most High School Center terjadi pada pukul 10:15 pagi (08:15 GMT).
Kantor berita Reuters melaporkan mengutip pernyataan polisi bahwa seorang karyawan sekolah terlibat dalam penembakan tersebut.
Kota Sanski Most terletak sekitar 200 km (124 mil) di barat laut ibu kota, Sarajevo.
Sekolah-sekolah di Bosnia ditutup untuk liburan musim panas, itu berarti tidak ada pembelajaran di kelas pada saat penembakan. Meskipun tidak ada siswa yang hadir, para guru sedang rapat untuk mempersiapkan tahun ajaran mendatang.
Tersangka "menggunakan senjata api militer, senapan otomatis, untuk membunuh tiga karyawan sekolah dan mencoba bunuh diri", kata Beganovic kepada radio nasional.
Adapun pria yang terluka dilaporkan dalam kondisi serius dan dibawa ke Rumah Sakit Banja Luka.
Salah seorang karyawan diduga berselisih dengan manajemen sekolah, kata kantor berita The Associated Press.
Kendati demikian polisi belum memberikan motif di balik serangan tersebut.
Sejauh ini polisi dan layanan darurat telah dikerahkan ke lokasi kejadian.
Euronews menyebut pelaku penembakan di sekolah Bosnia dan Herzegovina diduga mantan petugas kebersihan sekolah.
Televisi regional N1 melaporkan bahwa tersangka yang diduga bernama Mehemed Vukalić, memiliki perselisihan dengan pihak manajemen sekolah. Dikatakan bahwa ia melepaskan tembakan ke arah direktur sekolah dan karyawan lainnya sebelum mencoba bunuh diri, tetapi ia diperkirakan akan pulih dari luka di dada yang ditimbulkannya sendiri setelah ia dibawa ke rumah sakit.
Penembakan Massal Jarang Terjadi
Wilayah Balkan telah dibanjiri senjata api dan senjata ringan sejak perang tahun 1990-an, yang menyebabkan pecahnya Yugoslavia, khususnya di Bosnia, negara berpenduduk sekitar 3,5 juta orang. Namun, penembakan massal jarang terjadi.
Menurut sebuah studi tahun 2010 oleh United Nations Development Programme (UNDP) atau Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa, ada sekitar 750.000 senjata yang dimiliki secara ilegal di Bosnia.
Penembakan sekolah terakhir di Balkan terjadi pada Mei 2023 di Beograd, Serbia, ketika seorang remaja menembak mati 10 orang, termasuk sembilan teman sekelasnya.
Advertisement
Polisi AS Didakwa Usai Tembak Wanita Hamil, Bayi dalam Kandungan Ikut Tewas
Bicara soal penembakan, seorang polisi di Amerika Serikat (AS) dituduh menembak seorang wanita hamil di Ohio.
Ta'Kiya Young (21) hamil sekitar 25 minggu saat ia tewas ditembak pada Agustus 2023. Putrinya yang masih dalam kandungan juga turut meninggal.
Pada Selasa (13/8/2024), dewan juri agung di Kota Columbus menemukan bukti yang cukup untuk mengajukan tuntutan terhadap petugas polisi Blendon Township Connor Grubb atas pembunuhan, pembunuhan tidak disengaja, dan penyerangan.
Dilansir BBC, Jumat (16/8), video kamera tubuh dari insiden tersebut yang dirilis tahun lalu menunjukkan upaya polisi AS tersebut menghentikan Young agar mereka dapat menanyainya tentang dugaan pencurian di toko.
Dalam video tersebut, ia tampak mengemudi ke arah petugas yang melepaskan tembakan fatal saat memerintahkannya untuk keluar dari mobil.
Menurut penyidik, Young diduga mencuri alkohol dari toko kelontong Kroger.
Pengacara Grubb mengatakan bahwa ia menembak untuk membela diri.
"Jika dilihat dari sudut pandang seorang polisi yang berakal sehat, bukti akan menunjukkan bahwa tindakan klien kami dapat dibenarkan, jika ada bukti video yang menunjukkan Petugas Grubb tertabrak kendaraan yang sedang melaju," kata pengacaranya, Mark Collins dan Kaitlyn Stephens.
Tak Terima Anaknya Juara 4 di Kontes Kecantikan, Seorang Ayah Tembak Salah Satu Juri
Sementara itu, kontes kecantikan regional di Altamira, Brasil berakhir tragis setelah seorang ayah salah satu kontestan menembaki juri karena putrinya hanya mendapat peringkat keempat.
Insiden itu terjadi pada 28 Juli 2024, setelah kontes kecantikan “II Baile da Escolha da Rainha” di kota Altamira berakhir, dikutip dari laman Oddity Central, Jumat (9/8/2024).
Sekitar beberapa jam setelah kontes berakhir, ayah salah satu peserta, seorang peternak lokal yang diidentifikasi sebagai Sebastiao Francisco, mulai menyuarakan ketidakpuasannya mengenai putrinya yang berada di posisi keempat dalam kompetisi tersebut.
Ia mempertanyakan keputusan juri dan kriteria penilaian. Tempat berlangsungnya kontes kecantikan itu dijaga oleh keamanan swasta dan polisi militer.
Tetapi pria yang marah itu tampaknya tidak peduli, dan pada satu titik mengeluarkan pistol dan mencoba menembak salah satu juri, tetapi malah ditembak oleh polisi.
Menurut para saksi, Francisco menganggap putrinya yang berada di posisi keempat dalam kontes kecantikan itu sebagai penghinaan, karena ia menganggap anaknya sebagai pemenang.
Advertisement