Liputan6.com, Bangkok - Pemimpin Palang Pracharath Party (PPRP) atau Partai Palang Pracharath Jenderal Prawit Wongsuwon tengah jadi sorotan gara-gara ulahnya. Ia disebut-sebut memukul kepala seorang wartawati pada hari Jumat (16/8/2024).
Dua asosiasi media kabarnya meminta penyelidikan atas perilaku penyerangan yang dilakukan Jenderal Prawit Wongsuwon terhadap jurnalis perempuan.
Advertisement
Thai Broadcast Journalists Association (Asosiasi Jurnalis Penyiaran Thailand) dan Dewan Penyiaran Berita Thailand mengatakan perilaku Jenderal Prawit dapat melanggar kode etik anggota parlemen.
Kedua asosiasi tersebut mengatakan bahwa mereka telah meninjau dengan seksama video yang diambil dari insiden tersebut pada hari Jumat (16/8) dan menyimpulkan bahwa perilaku Jenderal Prawit terhadap wartawan tersebut adalah intimidasi dan bukan ejekan main-main seperti yang dikatakan beberapa pendukungnya.
Thai PBS, tempat wartawati yang terlibat dalam insiden tersebut, juga mengatakan bahwa Jenderal Prawit harus bertanggung jawab atas tindakannya.
"Reporter militer Duangthip Yiamphop mengajukan pertanyaan kepadanya dengan sopan dan itu relevan dengan Jenderal Prawit, yang menunjukkan bahwa ia melakukan pekerjaannya dengan jujur," kata Thai PBS.
Dalam sebuah video, Jenderal Prawit tampak sangat gelisah ketika ditanya tentang pemimpin Partai Pheu Thai Paetongtarn Shinawatra yang mendukung perdana menteri.
Jenderal Prawit memukul kepala wartawan itu dua kali dan bertanya berulang kali: "Apa yang Anda tanyakan?"
Diperlakukan tidak baik oleh narasumber berita tidak dapat diterima dan merusak integritas jurnalisme, jelas pihak Thai PBS.
Jurnalis Fox News Terluka Saat Laporkan Situasi di Ukraina
Bicara soal wartawan, seorang koresponden Fox News terluka saat meliput invasi Rusia ke Ukraina, outlet tersebut mengkonfirmasi pada Senin (14/3).
Jurnalis Benjamin Hall terluka saat meliput di Ukraina dan saat ini dirawat di rumah sakit, CEO Fox News Media Suzanne Scott mengatakan dalam sebuah memo.
"Ini adalah berita yang kami benci untuk disampaikan kepada Anda, tetapi kadang-kadang terjadi di tengah konflik," kata pembawa acara televisi John Roberts tentang insiden yang disiarkan Senin (14/3) sore.
Roberts mengatakan, jaringan itu memiliki "sangat sedikit detail" dan tim di lapangan sedang "bekerja untuk mengumpulkan lebih banyak informasi."
"Keamanan tim Fox News adalah yang paling penting dan prioritas tertinggi kami," kata Roberts, demikian dikutip dari laman The Hill, Selasa (15/3/2022).
Hall saat ini menjabat sebagai koresponden Departemen Luar Negeri Fox dan bergabung dengan jaringan tersebut pada tahun 2015.
Dia telah melaporkan secara luas di garis depan konflik, dari Suriah dan Irak selama pertempuran melawan ISIS hingga perang di Afghanistan dan Gaza. Dia sebelumnya adalah seorang koresponden asing yang berbasis di London.
Begitu berita tentang rawat inap Hall dilaporkan, jurnalis dan tokoh Fox News dengan cepat turun ke media sosial untuk berbagi dukungan bagi rekan mereka.
"Meliputi perang adalah hal yang berbahaya," kata pembawa acara Bret Baier.
"Tolong jaga semua kru di lapangan dan orang-orang di sana dalam doa Anda, terutama Ben."
Insiden itu terjadi hanya beberapa hari setelah seorang fotografer dan videografer Amerika Brent Renaud tewas di Ukraina dan jurnalis lain terluka saat meliput invasi Rusia yang sedang berlangsung.
Advertisement
Jurnalis Rusia Nikita Tsitsagi Tewas Akibat Serangan Drone Ukraina, Total 30 Wartawan Moskow Meninggal di Medan Perang
Sementara itu, seorang jurnalis Rusia tewas dalam serangan drone atau pesawat tak berawak di Ukraina timur, kata organisasi beritanya pada Minggu (16/6/2024), dua hari setelah kematian koresponden lainnya di dekat garis depan pertempuran.
"Koresponden kami Nikita Tsitsagi tewas dalam serangan drone tentara Ukraina," News.Ru memposting di Telegram, seperti dikutip dari AFP, Senin (17/6/2024).
Dikatakan serangan itu terjadi di sekitar biara Saint-Nicolas dekat Kota Vugledar, tempat terjadinya pertempuran sengit selama tiga bulan terakhir.
Kementerian luar negeri Rusia mengatakan sebuah drone atau pesawat tak berawak Ukraina "dengan sengaja menyerang jurnalis Rusia yang sedang menyiapkan laporan di wilayah tersebut".
“Ini adalah serangan kedua terhadap pekerja media dalam seminggu, dengan serangan yang sama,” kata juru bicara kementerian Maria Zakharova, menyalahkan Ukraina.
Sebelumnya pada hari Kamis (13/6), seorang jurnalis televisi pemerintah Rusia tewas dan seorang lainnya terluka dalam serangan pesawat tak berawak Ukraina di Golmivsky, sebuah desa yang dikuasai Rusia dekat garis depan di wilayah Donetsk.
Kementerian luar negeri Rusia menuduh Ukraina sengaja menargetkan para jurnalis tersebut.
Presiden Vladimir Putin sempat mengatakan bahwa ""setidaknya 30" jurnalis Rusia telah terbunuh sejak dimulainya konflik di Ukraina.