Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.488 pada penutupan perdagangan Kamis (22/8) sore ini. IHSG tercatat melemah 65,92 poin atau melemah 0,87 persen.
IHSG terkoreksi di tengah demo menolak revisi Undang-Undang (UU) Pilkada atau revisi UU Pilkada. Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati menjelaskan, sentimen politik Indonesia yang tengah menghangat diperkirakan hanya berdampak untuk jangka pendek.
Advertisement
“Memang kondisi politik sedang hangat, semoga tidak memanas. Kalau ini cepat reda, DPR dan MPR memberi klarifikasi, IHSG bisa kembali menguat,” kata Ike dalam Monthly Market Outlook Webinar Sinarmas Sekuritas, Kamis (22/8/2024).
Ike menambahkan, penurunan saat ini justru bisa dimanfaatkan oleh investor untuk masuk, karena secara fundamental kondisi politik Indonesia masih terbilang aman. Menurutnya, aksi demo yang terjadi merupakan hal wajar untuk menyampaikan pendapat.
Meskipun begitu, Ike mengungkapkan proyeksi IHSG untuk menyentuh level Rp 7.600 harus berhenti sejenak karena adanya sentimen politik yang menghangat saat ini.
“IHSG yang diprediksi bakal langsung naik ke 7.600 akan rem dulu sekitar 1 hingga 2 hari. Kita perkirakan Jumat akan ada koreksi dan Senin ada evaluasi. Kita harap ini efeknya jangka pendek,” jelas Ike.
Ike menuturkan jika dibandingkan dengan negara-negara lain, kondisi politik Indonesia cenderung lebih baik, dengan harapan kondisi saat ini bisa segera terkendali. Ia menambahkan, kondisi pasar akan wait and see hingga Senin.
Ada Demo
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan Kamis (22/8/2024).Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,44 persen ke posisi 7.521 pada pukul 10.03 WIB. IHSG dibuka stagnan di posisi 7.554,59. Indeks LQ45 merosot 0,42 persen ke posisi 938,61. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.554,59 dan terendah 7.479,61. Sebanyak 364 saham melemah sehingga menekan IHSG. 224 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 365.373 kali dengan volume perdagangan 5,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 3,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.564.
Seluruh sektor saham tertekan. Sektor saham transportasi susut 1,05 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham energi merosot 0,61 persen, sektor saham basic terpangkas 0,26 persen, sektor saham industri tergelincir 0,55 persen.
Selain itu, sektor saham nonsiklikal merosot 0,18 persen, sektor saham siklikal terpangkas 0,83 persen, sektor saham keuangan melemah 0,70 persen, sektor saham properti terbenam 0,33 persen. Selanjutnya sektor saham teknologi susut 0,70 persen dan sektor saham infrastruktur tergelincir 0,94 persen.
Advertisement
Saham GOTO, BREN dan SMGA
Saham GOTO merosot 1,89 persen ke posisi Rp 52 per saham. Harga saham GOTO dibuka stagnan di posisi Rp 53 per saham. Harga saham GOTO berada di level tertinggi Rp 53 dan level terendah Rp 52 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.329 kali dengan volume perdagangan 1.091.904 saham. Nilai transaksi Rp 5,7 miliar.
Saham BREN terpangkas 0,79 persen ke posisi Rp 9.450 per saham. Harga saham BREN dibuka naik 100 poin ke posisi Rp 9.625 per saham. Harga saham BREN berada di level tertinggi Rp 9.625 dan level terendah Rp 9.225 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.905 kali dengan volume perdagangan 87.913 saham. Nilai transaksi Rp 82,7 miliar.
Saham SMGA terpangkas 1,14 persen ke posisi Rp 87 per saham. Harga saham SMGA dibuka stagnan di posisi Rp 88 per saham. Harga saham SMGA berada di level tertinggi Rp 88 dan terendah Rp 87 per saham. Total frekuensi perdagangan 668 kali dengan volume perdagangan 67.435 saham. Nilai transaksi Rp 588,4 juta.