Proyek Bakau Terbesar di Asia Tenggara, The Coca-Cola Foundation dan CI Ventures Siap Selamatkan Garis Pantai

The Coca-Cola Foundation dan Conservation International Luncurkan Proyek Pelestarian Bakau Senilai Rp21,3 Miliar

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 22 Agu 2024, 17:37 WIB
The Coca-Cola Foundation Luncurkan Proyek Pelestarian Bakau di Indonesia dan Filipina (Foto Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Asia Tenggara, dengan kekayaan ekosistem bakau yang melimpah, kini mendapatkan perhatian besar dari dua organisasi internasional. The Coca-Cola Foundation (TCCF) dan Conservation International Ventures (CI Ventures) baru saja meluncurkan proyek pelestarian bakau yang inovatif dan ambisius.

Proyek ini bertujuan untuk melindungi dan memulihkan kawasan bakau di wilayah yang dikenal sebagai salah satu yang terpenting dalam melawan dampak perubahan iklim.

Mengapa Bakau Begitu Penting?

Hutan bakau adalah salah satu ekosistem paling vital di dunia. Dengan luas yang mencapai 3,63 juta hektare di Indonesia, bakau memiliki peran kunci dalam melindungi garis pantai dari ancaman banjir dan erosi.

Selain itu, bakau juga berfungsi sebagai tempat tinggal bagi berbagai spesies flora dan fauna, serta berperan dalam menyerap karbon yang sangat penting untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

Inisiatif terbaru dari TCCF dan CI Ventures ini adalah proyek pelestarian bakau terbesar di Asia Tenggara. Dengan hibah senilai $1,5 juta, proyek ini akan memfokuskan diri pada dua negara utama: Indonesia dan Filipina.

 


The Coca-Cola Foundation Dukung Ketahanan Iklim

The Coca-Cola Foundation Luncurkan Proyek Pelestarian Bakau di Indonesia dan Filipina (Foto Istimewa)

Dana tersebut akan digunakan untuk membentuk kumpulan investasi khusus yang akan mendukung usaha-usaha kecil dan menengah (UKM) yang berkontribusi pada pelestarian bakau dan kesejahteraan masyarakat lokal.

Presiden The Coca-Cola Foundation, Carlos Pagoaga, menjelaskan, inisiatif pendanaan ini menunjukkan komitmen berkelanjutan dari The Coca-Cola Foundation untuk mendukung ketahanan iklim yang lebih baik dan membantu masyarakat rentan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim.

"Meskipun ini hanyalah langkah awal, kami berharap bahwa kemitraan ini akan meningkatkan kualitas hidup lebih dari ribuan orang yang tinggal di wilayah pesisir rentan dengan restorasi dan melindungi garis pantai bakau di seluruh Indonesia dan Filipina," katanya dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 22 Agustus 2024.

Hutan bakau tidak hanya berfungsi sebagai pelindung garis pantai tetapi juga sebagai penyerap karbon yang sangat efektif. Menurut Gracie White, Direktur Investasi Laut Global di CI Ventures,"Satu kilometer persegi hutan bakau mampu menangkap karbon setara dengan emisi tahunan dari 35.000 mobil."

Dengan melindungi bakau, kita tidak hanya menjaga lingkungan tetapi juga mendukung perekonomian lokal melalui usaha-usaha seperti budidaya kepiting dan penangkapan kerang liar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya