Liputan6.com, Jakarta Koleksi busana batik Pulau Taliabu berhasil mencuri perhatian khalayak luas dalam Fashion Show “Parade Wastra Nusantara - Selaras Wastra” Tahun 2024 yang berlangsung di Jakarta, Rabu (31/7/2024). Di tangan desainer Eko Tjandra dari Olanye, kain batik tidak hanya jadi pelengkap kebaya melainkan center of point dari koleksi fesyen.
Mengangkat batik Pulau Taliabu, desainer Eko Tjandra mempersembahkan koleksi bertajuk “Finengkoyong Fiking Maunahyu” dalam bahasa Taliabu yang bermakna wanita yang cantik, kuat dan berwibawa. Eko memadukan budaya Barat dan Timur dalam satu koleksi yang elegan, tegas dan berkarakter.
Advertisement
Dari 21 kain dalam palet warna biru, hijau, hitam, cokelat, terracotta dan maroon, Eko menampilkan 11 busana yang memukau panggung Selaras Wastra.
Eko menjelaskan koleksinya mengambil inspirasi dari busana kebangsawanan-bangsawan Eropa, khususnya busana Napoleon Bonaparte yang identik dengan kerah tinggi, lengan puffy, dan berekor. Dipadukan dengan potongan kebaya tradisional dan kain batik Pulau Taliabu, menghasilkan satu tampilan yang berbeda, baru, dan menarik.
"Saya padu padankan, saya akulturasikan dengan kebaya sehingga kebaya ini menjadi sesuatu yang berbeda. Bukan hanya kebaya modern tapi kebaya dengan muatan sejarah di dalamnya," jelas Eko dalam sebuah wawancara.
Tampilan yang berbeda dan dan menarik itu nampak sekali saat fashion show yang ditampilkan Istri Bupati Taliabu Hj. Zahra Yolanda Aliong Mus dan 10 model professional lainnya.
Zahra Yolanda yang tampil sebagai muse, melenggang dengan anggun di atas catwalk mengenakan kebaya model beskap atau janggan kombinasi material material jacquard dan batik Pulau Taliabu warna coklat.
Penampilannya semakin mempesona dengan selendang batik Pulau Taliabu warna coklat senada. Kain batik Pulau Taliabu dengan ciri khas motif buah cengkeh, buah pala, hingga buah kelapa disematkan hampir di keseluruhan kebaya dan rok.
Koleksi Busana Batik Pulau Taliabu karya Eko Tjandra
Kain batik Pulau Taliabu dikombinasikan dengan material-material lainnya yang menambah impresi mewah seperti jacquard, silk liquid, lace dan katun shimmer. Eko Tjandra menyebutkan material jacquard yang dipilih tersebut ditemukan dalam perjalanannya di Guangzhou, China.
Dalam salah satu koleksinya, Eko memberikan detail-detail kecil seperti kancing jamur dan bros berbentuk koin menjadi statement penampilan. Kancing dan bros ini melambangkan para bangsawan yang memiliki kepribadian dan strata sosial yang luar biasa.
Selain kebaya-kebaya berstruktur tegas, Olanye by Eko Tjandra juga menghadirkan kebaya peplum dengan siluet mengagumkan untuk menonjolkan keanggunan dan feminitas. Hadir juga kebaya kurung yang semakin memikat dengan detail potongan asimetris di panel bagian depan. Selendang warna merah maroon yang senada dengan bawahan menambah elegansi penampilan
Selain itu, Eko juga menampilkan inspirasi gaun malam dengan siluet kebaya. Detail kerah tinggi dan potongan asimetris memberi impresi dramatis.Aksen batik Pulau Taliabu warna ungu cerah membuat tampilan kebaya menjadi lebih hidup. Sepatu tinggi dari Langkah by Lina Lee serta aksesori klasik dari Le Ciel menjadi komplemen sempurna penampilan.
Melalui koleksinya, Olanye by Eko Tjandra ingin menunjukkan kepada dunia bahwa batik Pulau Taliabu juga memiliki value atau nilai yang sangat luar biasa.
"Saya punya misi bahwa batik Pulau taliabu ketika dibentuk dalam suatu outfit yang luar biasa mempunyai value dan nilai yang sangat luar biasa," tutur Eko Tjandra.
(*)
Advertisement