Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah diprediksi masih fluktuatif pada perdagangan Jumat, 23 Agustus 2024. Rupiah akan bergerak di posisi 15.590-15.650 per dolar Amerika Serikat (AS).
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS (USD) ditutup melemah 100,5 poin ke level Rp 15.600 per USD pada perdagangan Kamis sore, 22 Agustus 2024. "Pada perdagangan sore ini mata uang rupiah ditutup melemah 100,5 point di level Rp15.600," tutur Ibrahim di Jakarta, Kamis (22/8/2024).
Advertisement
Dari sisi internal, menurut Ibrahim, pelemahan nilai tukar Rupiah dipengaruhi gejolak putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait ambang batas dan usia pencalonan kepala daerah melalui persetujuan Revisi Undang-Undang Pilkada (RUU Pilkada).
Di sisi lain, putusan MK tersebut berusaha dianulir oleh Badan Legislasi DPR. Bahkan, revisi UU Pilkada yang telah selesai dibahas oleh DPR dan pemerintah pada Rabu sore akan disahkan dalam Rapat Paripurna DPR, Kamis, 22 Agustus 2024.
Walhasil, sikap DPR memicu gelombang aksi massa di berbagai daerah. Hal itu pun, menjadi sentimen negatif terhadap rupiah.
"Seharusnya DPR dan pemerintah membangun iklim investasi yang kondusif, transparan, dan terukur. Sebab, pelaku usaha akan memasukkan risiko politik dalam perencanaan ekspansi bisnis mereka," ujar Ibrahim.
Dari sisi eksternal, indeks dolar AS atau USD mengalami tren penguatan 0,2 persen dalam perdagangan hari ini. Penguatan mata uang USD ini setelah tiga hari penurunan tajam yang menempatkan greenback pada posisi terendah tujuh bulan.
Selain itu, risiko geopolitik juga tetap menjadi pusat perhatian investor. Di Timur Tengah, Presiden AS Joe Biden, dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menekankan kebutuhan mendesak untuk menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata Gaza untuk para sandera dan menunjuk pembicaraan Kairo yang akan datang sebagai hal yang penting.
Reporter: Sulaeman:
Sumber: Merdeka.com
Rupiah Loyo Hari Ini 21 Agustus 2024 Usai BI Tahan Suku Bunga 6,25%
Sebelumnya, Rupiah mengalami penurunan setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 6,25% pada Rabu, 21 Agustus 2024.
Rupiah ditutup melemah 64 point terhadap dolar Amerika Serikat (USD) walaupun sebelumnya sempat menguat 8 point dilevel Rp.15.499,5 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.435,5.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp.15.440 - Rp.15.550," ungkap Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan di Jakarta, dikutip Rabu (21/8/2024).
Seperti diketahui, BI mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Agustus 2024.
Keputusan mempertahankan BI rate 6,25% ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro stabilitas. Selain itu, bank sentral juga mematok inflasi tahun 2024 berada di kisaran 2,5% plus minus 1%.
Advertisement
BI Ingatkan Ketidakpastian Global
BI kembali mengingatkan ketidakpastian global terkait ketegangan geopolitik dan prospek pertumbuhan ekonomi global masih mengkhawatirkan, sehingga menimbulkan risiko bagi pergerakan rupiah meskipun kondisi ekonomi domestik Indonesia cukup kuat.
Perlambatan ekonomi global ini dapat memberikan tekanan pada sektor eksternal Indonesia, sehingga meningkatkan risiko pelebaran defisit neraca transaksi berjalan di tengah tren ekspansi defisit fiskal, beber BI.
Sementara itu, laporan penggajian bulanan yang lemah di awal bulan ini menjadi katalis bagi lonjakan volatilitas di seluruh kelas aset, membuat para pelaku pasar bersiap menghadapi potensi guncangan lain dengan data yang direvisi yang akan dirilis pada hari Rabu, Ibrahim menyoroti.
Alat FedWatch Tool dari CME Group menunjukkan, laporan penggajian tanggal 2 Agustus membuat para pedagang berlomba-lomba memperkirakan prospek The Fed perlu memangkas suku bunga setengah persen poin pada pertemuan kebijakan pertengahan September, mendorong kemungkinan tersirat dari langkah tersebut menjadi sekitar 71%.
Pasar Terus Pantau Pernyataan Bos The Fed
Di Asia, para pedagang akan mencermati sesi khusus parlemen Jepang pada hari Jumat. Gubernur BOJ Kazuo Ueda akan bersaksi dan fokus akan tertuju pada nadanya setelah wakilnya yang berpengaruh Shinichi Uchida mengambil sikap yang lebih dovish awal bulan ini, membantu menenangkan pasar.
Adapun pidato utama Ketua The Fed Jerome Powell pada hari Jumat di simposium ekonomi Jackson Hole di Kansas City Fed akan diurai dengan hati-hati untuk mencari petunjuk tentang kemungkinan besarnya pemotongan suku bunga bulan depan, dan apakah biaya pinjaman kemungkinan akan diturunkan pada setiap pertemuan Fed berikutnya.
Advertisement