Ini Dia Wilayah Indonesia Paling Terpengaruh China

Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) baru saja merilis hasil analis bertajuk "China-Indonesia Provincial Index," yang menganalisis pengaruh China di 38 provinsi Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Agu 2024, 22:00 WIB
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Liputan6.com, Jakarta Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) baru saja merilis hasil analis bertajuk "China-Indonesia Provincial Index," yang menganalisis pengaruh China di 38 provinsi Indonesia.

Laporan ini mencakup delapan sektor utama, antara lain akademik, media, kebijakan luar negeri, ekonomi, politik lokal, kemasyarakatan, penegakan hukum, dan teknologi.

Direktur China-Indonesia Desk CELIOS, Muhammad Zulfikar Rakhmat, mengungkapkan mayoritas pengaruh China saat ini masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Jakarta memimpin dengan skor pengaruh sebesar 31,8 persen, diikuti oleh Jawa Tengah dengan skor 29,5 persen. Temuan ini menggarisbawahi fokus strategis China pada Pulau Jawa sebagai pusat keterlibatan mereka di Indonesia.

"Dari sini kita menemukan bahwa The majority of Chinese influence today Still concentrated on Java Island. Jadi masih terkonsentrasi di Pulau Jawa," kata Zulfikar dalam acara Diskusi Publik dan Peluncuran China-Indonesia Provincial Index CELIOS, Jakarta, Kamis (22/8)," kata Zulfikar dalam Diskusi Publik dan Peluncuran China-Indonesia Provincial Index di Jakarta.

Zulfikar menjelaskan peningkatan kehadiran China di provinsi-provinsi Indonesia memungkinkan mereka memperluas jejak ekonominya di luar Jakarta, memanfaatkan sumber daya lokal dan pasar di berbagai wilayah.

"Kemudian dengan peluang yang beragam, setiap provinsi menawarkan peluang besar di bidang pertanian, pertambangan, pariwisata, dan manufaktur, selaras dengan strategi ekonomi China yang lebih luas," jelas dia.

Selain itu, dia menambahkan interaksi langsung dengan pemerintah daerah membantu China mengatasi birokrasi pemerintah pusat, memfasilitasi kemitraan yang lebih efektif dan lancar dengan pemerintah daerah.

Tentu hal ini memungkinkan China untuk memperluas pengaruh ekonominya di Indonesia secara lebih efisien. "Interaksi yang efisien dengan keterlibatan langsung dengan provinsi membantu China melewati birokrasi pemerintah pusat," ungkapnya.

 

Reporter: Siti Ayu Rachma

Sumber: Merdeka.com

 


Daftar Perusahaan Malaysia hingga China yang Bikin Industri Petrokimia Indonesia Sengsara

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Industri petrokimia ini sedang mengalami masa-masa sulit dikarenakan serbuan barang impor dumping sejak 7 tahun lalu diabaikan oleh Kementerian Keuangan.

Padahal plastik adalah produk yang sering dipakai oleh masyarakat di Indonesia. Mulai dari kemasan makanan dan minuman hingga peralatan rumah tangga pasti selalu menggunakan plastik sebagai bahan bakunya. Seperti bahan baku plastik kemasan yakni Polyethylene Terephthalate (PET) yang mayoritas 70% masih di impor.

Sekretaris Eksekutif Asosiasi Produsen Serat & Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Farhan Aqil Syauqi mengatakan industri PET mengalami tekanan yang luar biasa saat ini. Pasalnya, sudah 7 tahun industri ini meminta perlindungan ke pemerintah karena praktik dumping, namun seolah-olah dibiarkan mati.

“7 tahun kami meminta bantuan pemerintah atas praktik dumping PET yang dilakukan oleh China, tidak pernah didengar oleh Pemerintah. Rekomendasi KADI diabaikan begitu saja oleh bu Sri Mulyani seolah-olah industri ini dibiarkan mati. Sekarang plastik hilir kami juga ikutan merasakan impor plastik dumping. Anggota kami industri PET dijepit tidak bisa ekspor karena negara-negara memproteksi pasarnya dan pasar domestik dibanjiri produk impor murah,” kata Farhan, Rabu (21/8/2024).

Farhan mengungkapkan sudah ada perusahaan yang tutup sejak praktik dumping ini dibiarkan. Beberapa industri sudah mulai matikan mesinnya, tanda-tanda sudah mau tutup. Jika dibiarkan maka industri PET lainnya bisa melakukan PHK dan menutup pabriknya.

“Ini industrinya sudah mulai berhenti. Mereka jual rugi, karena tidak kuat bersaing dengan produk impor yang dumping. Bisa-bisa industri PET yang lain bisa tumbang satu per satu,” ujar Farhan.

Dia juga meminta pemerintah untuk memperhatikan industri PET dalam negeri dan mengabulkan rekomendasi Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) atas Laporan Hasil Penyelidikan Anti Dumping Atas Impor Polyethlene Terephthalate (PET) yang berasal dari Negara Malaysia, Korea, dan China kedalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

“Kami tidak perlu insentif. Insentif itu dibutuhkan jika industrinya sudah baik dan dapat berkompetisi dengan produk luar di pasar ekspor. Yang kami butuhkan ini penyediaan pasar domestik untuk industri dalam negeri. Selama 7 tahun kami dicampakkan oleh bu Sri Mulyani karena PMK Anti Dumping PET tidak pernah terbit,” ujar Farhan.

 


Daftar Perusahaan Asing yang Melakukan Dumping

Petugas beraktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga

Berdasarkan Laporan Hasil Penyelidikan Anti Dumping Atas Impor Polyethlene Terephthalate (PET) yang berasal dari Negara Malaysia, Korea, dan China, berikut perusahaan-perusahaan asing yang melakukan dumping :

Malaysia

1. Recron (Malaysia) Sdn, Bhd = Marjin Dumping 3%

2. Perusahaan lainnya = Marjin Dumping 3%

Korea

1. KP Chemtech Corporation = Marjin Dumping 4,8%

2. Kolon Industries Inc = Marjin Dumping 8,6%

3. Lotte Chemical Corporation = Marjin Dumping 5,9%

4. SKC Co Ltd = Marjin Dumping 5,9%

5. Toray Advanced Materials Korea Inc = Marjin Dumping 5,9%

6. Huvis Corporation = Marjin Dumping 5,9%

7. Perusahaan lainnya = Marjin Dumping 8,6%

China

1. SINOPEC Shanghai Petrochemical Company Limited = Marjin Dumping 16,8%

2. China Jinshan Associated Trading Corporation = Marjin Dumping 16,8%

3. Far Eastern Industries (Shanghai) Ltd = Marjin Dumping 5,6%

4. Dragon Special Resin (Xiamen) Co Ltd = Marjin Dumping 26%

5. China Resources Packaging Materials Co, Ltd = Marjin Dumping 15,2%

6. Zhuhai China Resources Packaging Materials Co, Ltd = Marjin Dumping 15,2%

7. Zhejiang Wankai New Materials Co, Ltd = Marjin Dumping 15,2%

8. Hainan Yisheng Petrochemical Co, Ltd = Marjin Dumping 15,2%

9. Shanghai Hengyi Polyester Fiber Co, Ltd = Marjin Dumping 15,2%

10. Zhejiang Hengyi Petrochemical Co, Ltd = Marjin Dumping 15,2%

11. Perusahaan lainnya = Marjin Dumping 26%

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya