Sahkah Talak Diucapkan dalam Kondisi Emosi? Begini Hukumnya

Talak merupakan hak yang dimiliki suami untuk mengakhiri hubungan pernikahan. Bagaimana hukumnya jika talak yang dijatuhkan terhadap istri dalam keadaan sangat emosi dan tidak sadar?

oleh Putry Damayanty diperbarui 23 Agu 2024, 22:30 WIB
ilustrasi talak (sumber: freepik)
ilustrasi talak (sumber: freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Perceraian merupakan perkara halal namun dibenci oleh Allah SWT. Perceraian bisa saja terjadi ketika masalah dalam rumah tangga tidak dapat lagi diatasi dan banyak mudharat jika dilanjutkan.

Istilah talak berkaitan dengan perceraian. Talak diartikan sebagai tindakan suami yang memberikan atau menyatakan perceraian terhadap istrinya.

Hal yang demikian diatur dalam Islam. Namun dalam beberapa kasus suami menjatuhkan talak kepada istri dalam keadaan emosi.

Emosi timbul dari hati seseorang, bukan berasal dari akal pikiran. Sehingga memungkinkan seseorang tidak menutup akal pikiran dan mungkin pula dapat menutup akal pikirannya.

Lantas, jika demikian bagaimanakah jika talak dijatuhkan ketika suami sedang dalam keadaan emosi yang tinggi dan tidak sadar? Berikut penjelasannya melansir dari laman muhammadiyah.or.id.

 

Saksikan Video Pilihan ini:


Hukum Talak dalam Keadaan Emosi

ilustrasi pasangan bertengkar/photo created by yanalya - www.freepik.com

Jika seorang suami yang sedang dalam keadaan emosi yang tidak menutup akal pikirannya menjatuhkan talak kepada istrinya, maka talaknya akan jatuh. Sebaliknya, suami yang dalam keadaan emosi yang menutup akal pikiranya, maka talaknya tidak jatuh.

Dalilnya adalah orang yang dalam keadaan emosi yang tertutup akal pikirannya disamakan dengan orang yang sedang mabuk. Orang yang sedang mabuk jika ia melakukan perbuatan penting seperti sholat, maka sholatnya tidak sah, karena akal pikirannya tertutup karena mabuknya itu. Dasarnya ialah firman Allah SWT:

يَآيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَقْرَبُوا الصَّلاَةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan …” (QS. an-Nisa: 43)

Demikian juga halnya dengan talak yang dijatuhkan suami dalam keadaan emosi yang pikirannya sedang tertutup, maka talaknya tidak jatuh, berdasarkan hadis:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صلعم: كُلُّ الطَّلاَقِ جَائِزٌ إِلاَّ الطَلاَقُ اْلمَعْلُوْبُ عَلَى عَقْلِهِ. (رواه الترمذي والبخاري)

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: ‘Setiap talak (yang dijatuhkan suami) adalah sah, kecuali talak (suami) yang tertutup akalnya’.” (HR. at-Turmuzi dan al-Bukhari, hadis ini mauquf)

Dalam pada itu talak yang dijatuhkan suami hendaklah resmi, dalam arti lengkap dengan rukun dan syarat-syaratnya. Di antara rukun talak itu ialah dihadiri oleh dua orang saksi laki-laki. Allah SWTberfirman:

وَأَشْهِدُوا ذَوَيْ عَدْلٍ مِنْكُمْ وَأَقِيمُوا الشَّهَادَةَ لِلَّهِ

Artinya: “… Saksikanlah dengan dua orang saksi di antara kamu, dan lakukanlah persaksian itu karena Allah …” (QS. ath-Thalaq: 2)


Kesimpulan

Proses Sidang perceraian di Pengadilan Agama. Foto (Liputan6.com/Asep Mulyana)

Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974 pasal 30 dan 39, maka setiap perceraian dilakukan di hadapan sidang Pengadilan Agama atas ketetapan dan keputusan hakim, j.o. Undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama bagian kedua, paragraf 1 pasal 65, dan Keputusan Menteri Agama No. 154 Tahun 1991 tentang Pelaksanaan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Bab XVI bagian kesatu paal 115.

Dengan demikian, maka talak yang dijatuhkan suami terhadap istrinya itu tidak sah menurut hukum yang berlaku di Indonesia. Seandainya talak itu dilakukan sesuai hukum yang berlaku di Indonesia, maka rujuknya dicatat dan dilakukan di hadapan Pegawai Pencatat Nikah dan disaksikan oleh dua orang saksi, sesuai dengan Bab XVIII bagian kesatu pasal 164, 165, dan 166.

Jika talak itu dijatuhkan oleh suami yang dalam keadaan emosi yang akal pikirannya telah tertutup, maka talaknya tidak jatuh.

Jika talak itu dijatuhkan oleh suami dalam keadaan emosi yang tidak tertutup akal pikirannya, maka talak itu pun juga tidak jatuh, karena tidak disaksikan oleh dua orang saksi. Bila talak itu dilakukan secara resmi dengan arti lengkap rukun dan syaratnya, maka talak itu jatuh. Talak yang jatuh satu kali atau dua kali dapat dirujuk oleh suami.

Talak yang dilakukan di luar pengadilan, maka tidak sah talaknya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya