Liputan6.com, Jakarta - Tiap orang butuh syafaat walau sholeh sekalipun. Syafaat berarti pengampunan sekaligus perlindungan dari Allah untuk hambanya yang melakukan dosa.
Baginda Nabi menjanjikan, orang yang rajin bersholawat akan mendapat syafaat di hari kiamat. Nabi Muhammad SAW adalah satu-satunya yang dianugerahi syafaat oleh Allah SWT.
Baca Juga
Advertisement
Pertanyaan nakal yang kemudian muncul, apakah orang yang rajin sholawat tapi jarang atau bahkan tak sholat juga akan mendapat syafaat di hari Kiamat?
Pembahasan soal ini oleh Gus Baha dan Syekh Ali Jaber menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Kamis (22/8/2024).
Artikel kedua yang juga populer adalah bahwa jodoh sudah ditentukan 50 ribu tahun sebelum seseorang dilahirkan. Hal ini diungkapkan oleh Ustadz Hanan Attaki.
Sementara, artikel ketiga yakni resep sederhana melancarkan rezeki dari Rasulullah, serta hidup bahagia bak raja dunia menurut Imam Syafii, seperti diungkapkan oleh Buya Yahya.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Rajin Sholawat tapi Tidak Sholat, Apakah Kelak Dapat Syafaat? Ini Kata Gus Baha dan Syekh Ali Jaber
Sholat adalah ibadah inti umat. Islam. Setidaknya dalam sehari muslim wajib melaksanakan sholat yang lima waktu. Jika tidak mengerjakan, maka akan mendapatkan hukuman dari Allah.
Hukuman karena meninggalkan sholat tidak hanya di akhirat nanti, bahkan di dunia pun sudah diberi peringatan untuk orang yang tidak melaksanakan sholat, seperti disempitkan rezekinya dan dihilangkan keberkahan dalam hidupnya.
Kendati demikian, tidak banyak orang yang peka bahwa itu peringatan dari Allah karena tidak melaksanakan kewajibannya.
Banyak terjadi di masyarakat, ada orang yang jarang sekali melaksanakan sholat, tapi kalau melakukan ibadah lain seperti sedekah, sholawat, dan sebagainya, rajin.
Berkaitan dengan ini, KH Ahmad Bahauddin Nur Salim alias Gus Baha dan Syekh Ali Jaber pernah membahas tentang orang yang rajin sholawatan tapi tidak sholat.
Syekh Ali Jaber secara khusus mengaitkan dengan syafaat Rasulullah SAW bagi orang yang rajin bersholawat kepadanya.
Simak penjelasan lengkapnya.
Advertisement
2. Jodoh Sudah Ditentukan 50 Ribu Tahun sebelum Kita Diciptakan Kata Ustadz Hanan Attaki, Lalu Sekarang di Mana?
Membicarakan jodoh seringkali menimbulkan berbagai pertanyaan dan keraguan di hati banyak orang, terutama ketika dihadapkan pada konsep takdir dan pilihan dalam kehidupan.
Apakah benar pasangan hidup kita sudah ditentukan sejak dahulu kala? Bagaimana jika kita merasa tidak cocok dengan orang yang menjadi pasangan kita?
Mengutip sebuah ceramah yang diunggah oleh kanal YouTube @Story_Motivasi594 pada Rabu (21/08), Ustadz Hanan Attaki menjelaskan pandangan Islam mengenai takdir dan pilihan dalam urusan jodoh.
Dalam ceramahnya, Ustadz Hanan menegaskan bahwa jodoh seseorang sebenarnya sudah ditentukan jauh sebelum kita lahir ke dunia.
“Orangnya siapa, tempatnya di mana, waktunya kapan, itu sudah ditulis 50 ribu tahun sebelum kita diciptakan,” katanya.
Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa setiap detail mengenai jodoh telah diatur oleh Allah SWT dalam catatan takdir-Nya yang tidak bisa diubah.
3. Resep Sederhana Rasulullah soal Rezeki, Hidup Bahagia bagikan Raja Dunia Menurut Imam Syafi'i
Mengelola rezeki dan menjalani hidup dengan penuh kedamaian adalah impian banyak orang. Namun, sering kali kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan membuat kita terjebak dalam gaya hidup yang berlebihan dan tidak berkesudahan.
KH Yahya Zainul Ma'arif, yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya, dalam sebuah ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @HafizahAzkadina pada Rabu (21/08), mengungkapkan resep dari Baginda Rasulullah Muhammad SAW mengenai bagaimana cara kita bisa merasa cukup dengan rezeki dan menikmati hidup layaknya seorang raja.
Buya Yahya menekankan bahwa kunci untuk merasa cukup dengan rezeki terletak pada kesederhanaan hidup.
“Jangan ikuti gaya hidupnya orang, jangan biasa berfoya-foya,” ujar Buya Yahya.
Menurut dia, sering kali kita terjebak dalam perlombaan untuk mengejar barang-barang mewah seperti pakaian bermerek, handphone mahal, atau kendaraan mewah, yang sebenarnya tidak mutlak diperlukan.
Sederhana dalam hidup, menurut Buya Yahya, adalah cara terbaik untuk mencapai kedamaian batin. Dengan menjalani hidup yang tidak dipenuhi oleh keinginan duniawi yang berlebihan, seseorang akan merasa lebih ringan dan tidak terbebani oleh tekanan untuk terus memenuhi standar yang dibuat oleh masyarakat.
Advertisement