Liputan6.com, Jakarta - CEO Fujifilm Holdings Corporation Teiichi Goto yang merupakan induk usaha dari PT Fujifilm Indonesia bersama Menteri Kesehatan Republik Indonesia atau Menkes RI Budi Gunadi Sadikin menyaksikan langsung penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT Fujifilm Indonesia dan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) yang berlangsung pada Rabu 21 Agustus 2024 di Jakarta.
Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh Direktur Jenderal P2P Kemenkes Yudhi Pramono dan Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesia Masato Yamamoto dengan dihadiri oleh perwakilan dari kedua belah pihak.
Advertisement
Kemitraan strategis ini untuk memperkuat komitmen kedua belah pihak dalam upaya mengeliminasi tuberkulosis (TB) di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya penanganan TB di Indonesia. Menurut dia, diprakirakan satu juta orang Indonesia terinfeksi tuberkulosis setiap tahun, namun hanya 820.000 kasus yang berhasil dideteksi akibat keterbatasan kemampuan deteksi.
"Kita perlu melakukan skrining secara masif dan meningkatkan angka pelaporan untuk mengidentifikasi lebih banyak kasus dengan cepat. Kami berharap kolaborasi dengan Fujifilm ini dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Target kami tahun ini adalah meningkatkan temuan kasus dini hingga 900.000 kasus," ujar Menkes Budi, melalui keterangan tertulis, Kamis (22/8/2024).
Sejalan dengan visi ini, Fujifilm Corporation kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung upaya eliminasi TB.
Dalam acara tersebut, CEO Fujifilm Holdings Corporation Teiichi Goto mengatakan, TB tetap menjadi masalah kesehatan global yang serius dan Fujifilm Group telah membuat kemajuan dalam memberantas tuberkulosis secara global dengan teknologi.
"Melihat risiko serius yang ditimbulkan oleh TB terhadap masyarakat Indonesia, kami berkomitmen untuk memerangi peningkatan kasus penyakit ini dengan memperluas akses terhadap solusi medis berkualitas tinggi. Fokus kami adalah meningkatkan akses pada layanan medis canggih, khususnya solusi pencitraan untuk deteksi dini penyakit," kata Goto.
Fokus pada Peningkatan Pendidikan Kesehatan
Goto mengatakan, kemitraan dengan pemerintah Indonesia yang diresmikan hari ini bersifat komprehensif. Kemitraan tersebut, kata dia, berfokus pada peningkatan pendidikan kesehatan dan pemanfaatan teknologi untuk mendukung digitalisasi dalam upaya melawan tuberkulosis.
"Fujifilm Group berkomitmen penuh terhadap inisiatif ini. Bidang kesehatan telah menjadi prioritas utama kami, seperti yang tercantum dalam rencana tanggung jawab sosial perusahaan kami hingga tahun 2030," ucap Goto.
"Kami berfokus pada peningkatan akses terhadap layanan medis dan memungkinkan deteksi dini penyakit melalui teknologi canggih dan unik yang kami miliki," jelas dia.
Sebagai bagian dari komitmen global ini, PT Fujifilm Indonesia mengambil langkah nyata untuk mendukung upaya eliminasi TB di Indonesia.
Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesia Masato Yamamoto menekankan, kolaborasi ini merupakan contoh bagaimana komunitas bisnis dapat mendukung pemerintah dalam mempercepat pengobatan TB di Indonesia.
"Kolaborasi ini juga merupakan bentuk tindak lanjut dari program kampanye pemberantasan tuberkulosis yang bertepatan dengan peringatan Hari Anak di Jawa Barat pada awal Agustus kemarin," ucap Masato.
Advertisement
Manfaatkan Perangkat Portable X-ray Fujifilm
Dalam acara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan pentingnya mencapai tujuan deteksi kasus dengan memanfaatkan perangkat Portable X-ray Fujifilm.
"Fujifilm memiliki dan selalu menghadirkan inovasi teknologi diagnostik yang canggih, salah satunya Portable X-ray. Perangkat Portable X-ray Fujifilm yang disinggung dalam acara Hari Anak itu dilengkapi dengan teknologi Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) akan berkontribusi besar meningkatkan upaya skrining TB, terutama di daerah terpencil," papar Yamamoto.
Perangkat Portable X-ray dari Fujifilm mengintegrasikan algoritma AI canggih yang dirancang untuk membantu tenaga kesehatan dalam mendiagnosis tuberkulosis dengan lebih efisien.
"Teknologi AI ini secara otomatis menganalisis X-ray dada untuk mendeteksi kelainan yang konsisten dengan TB, sehingga dapat menyoroti area yang berpotensi menjadi perhatian dan memungkinkan diagnosis yang lebih cepat dan akurat," terang dia.
Yamamoto menguraikan tiga aspek utama dari MoU antara Fujifilm Indonesia dan Kementerian Kesehatan:
1. Memberikan dukungan teknis dalam skala yang lebih luas untuk mempercepat kegiatan deteksi TB dalam Program Eliminasi TB.
2. Meningkatkan sistem informasi dan digitalisasi terkait pelaksanaan Program Eliminasi TB sebagai bagian dari solusi preventif untuk mencegah wabah.
3. Memberikan edukasi dan promosi terkait Program Eliminasi TB.
Melalui kolaborasi ini, kedua belah pihak akan bersama-sama menjalankan beberapa inisiatif yang bertujuan mengeliminasi TB di Indonesia.
Sebagai langkah pelengkap, Fujifilm berkomitmen untuk mendukung digitalisasi sistem kesehatan Indonesia dengan menyediakan sistem teknologi informasi yang komprehensif.
Salah satunya, kemudahan mengunggah hasil foto torax atau pecitraan medis skirining dari Portable X-ray dari berbagai lokasi terjauh dan terpencil.
Melalui dukungan digital ini, Kementerian Kesehatan akan dapat menciptakan dan mengelola basis data hasil skrining kesehatan masyarakat yang lebih akurat. Hal ini akan memungkinkan pemerintah untuk mengambil tindakan tepat waktu dan mengembangkan kebijakan efektif untuk mengeliminasi TB.