Mau Liburan ke Raja Ampat, Coba Gunakan 3 Kapal Perintis Ini

ASDP menyiapkan 3 kapal yang dapat digunakan untuk mencapai wilayah kepulauan Raja Ampat, yakni KMP Lema di lintasan Sorong - Waisai, KMP Terubuk I di lintasan Sorong - Arefi - Pam, dan KMP Kurisi di lintasan Sorong - Serpele

oleh Septian Deny diperbarui 23 Agu 2024, 10:00 WIB
Ada 3 kapal yang dapat digunakan untuk mencapai wilayah kepulauan Raja Ampat, yakni KMP Lema di lintasan Sorong - Waisai, KMP Terubuk I di lintasan Sorong - Arefi - Pam, dan KMP Kurisi di lintasan Sorong - Serpele (instagram/edwardsuhardi)

 

Liputan6.com, Jakarta Hadir untuk menghubungkan setiap wilayah di Indonesia hingga ke wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T), PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengoptimalkan layanan kapal perintis di Sorong menuju destinasi wisata dunia Raja Ampat, Papua Barat Daya guna menunjang kepariwisataan Indonesia.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengatakan pengembangan lintasan penyeberangan, pelabuhan, dan infrastruktur penunjangnya dilakukan untuk mendukung konektivitas antarpulau di lintas perintis wilayah 3T, termasuk daerah destinasi wisata.

"Layanan ASDP, khususnya di kawasan Timur Indonesia menjadi moda transportasi andalan bagi masyarakat Papua. ASDP menyiapkan 3 kapal yang dapat digunakan untuk mencapai wilayah kepulauan Raja Ampat, yakni KMP Lema di lintasan Sorong - Waisai, KMP Terubuk I di lintasan Sorong - Arefi - Pam, dan KMP Kurisi di lintasan Sorong - Serpele," ujar Shelvy merinci.

Kepulauan Raja Ampat, merupakan wilayah kepulauan yang memberikan pemandangan alam yang eksotis dengan jajaran pulau-pulau kecil yang memukau dan dapat dijangkau melalui Sorong menggunakan kapal milik ASDP.

"Tujuan yang cukup digemari adalah Pulau Waisai, dapat ditempuh dalam waktu 5 jam dari Pelabuhan Sorong dalam kondisi cuaca normal," ujar Shelvy.

Untuk jadwal penyeberangan dari Sorong menuju Waisai pada bulan Agustus ini akan dilayani oleh KMP Lema pada tanggal 23 Agustus pukul 21.00, 25 Agustus pukul 08.00, dan 30 Agustus pukul 09.00 waktu setempat. KMP. Lema berkapsitas hingga 196 orang dan mampu memuat hingga 26 unit kendaraan campuran.

Hadirnya layanan kapal perintis ASDP di sejumlah wilayah 3T, khususnya wilayah Sorong turut mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah tidak hanya di Sorong tetapi juga daerah di sekitarnya. Melalui rute di wilayah paling timur Indonesia ini, wisatawan dapat menikmati perjalanan menuju destinasi wisata kelas dunia Raja Ampat, yang dijuluki sebagai The Last of Paradise.

 


Didominasi Pedagang

ASDP menyiapkan 3 kapal yang dapat digunakan untuk mencapai wilayah kepulauan Raja Ampat, yakni KMP Lema di lintasan Sorong - Waisai, KMP Terubuk I di lintasan Sorong - Arefi - Pam, dan KMP Kurisi di lintasan Sorong - Serpele (Dok. ASDP)

Selain para wisatawan, pengguna jasa di lintasan ini juga didominasi oleh para pedagang yang membawa bahan pokok dan hasil laut di dalam coolbox beragam ukuran untuk didistribusikan di setiap daerah.

ASDP juga mengoperasikan KMP Terubuk I, Sorong-Arefi, Arefi-PAM, Sorong-Lemalas, untuk menuju destinasi Raja Ampat dengan jadwal keberangkatan untuk lintasan Sorong-Arefi pada 23 Agustus pukul 20.00 WIT dan akan melanjutkan perjalanan dari Arefi menuju Pam pukul 03.00 WIT.

Hingga 2024 ini, ASDP telah beroperasi di 320 lintasan dimana lebih dari 70% diantaranya merupakan lintasan perintis. Lintasan ASDP didukung oleh 225 unit kapal, baik kapal perintis dan kapal komersial, serta 87 dermaga di 27 kantor cabang ASDP di seluruh  Indonesia.

"Segmen keperintisan mengambil porsi mayoritas dari total armada dan lintasan ASDP. Angka ini menggambarkan komitmen ASDP dalam mendukung konektivitas dan pertumbuhan di wilayah terpencil. Sebagai BUMN, ASDP memiliki peran penting sebagai agen pembangunan dengan tugas melayani masyarakat melalui layanan penyeberangan perintis, termasuk di wilayah 3T," jelasnya.

Melalui layanan keperintisan tersebut, ASDP berharap dapat terus mendukung peningkatan konektivitas dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Indonesia.


Bakauheni Harbour City jadi Pusat Pertumbuhan Baru di Lampung

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) akan segera memulai penataan lanjutan Kawasan Bakauheni Harbour City (BHC), Lampung Selatan khususnya di Siger Park pada tahun 2024. (Dok. ASDP)

Bakauheni Harbour City (BHC), proyek pengembangan kawasan sekaligus yang dikelola PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), siap menjadi katalisator utama dalam mendorong pertumbuhan pariwisata dan ekonomi di Lampung.

Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), BHC bertujuan mengubah kawasan Pelabuhan Bakauheni menjadi destinasi wisata terintegrasi dan pusat ekonomi baru yang akan memacu perkembangan wilayah tersebut.

Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menyampaikan bahwa BHC akan memanfaatkan posisi strategis Pelabuhan Bakauheni sebagai gerbang utama antara Pulau Jawa dan Sumatera.

"BHC dirancang untuk menciptakan dampak ekonomi berkelanjutan, memperkuat konektivitas pariwisata domestik, dan meningkatkan kunjungan wisatawan," ujar Shelvy.

Proyek ini tidak hanya mengusung konsep pengembangan pariwisata semata, tetapi juga berperan sebagai stimulus bagi tumbuhnya berbagai sektor pendukung lainnya. Dengan integrasi yang matang antara sektor pariwisata, pelabuhan, dan hiburan, BHC diproyeksikan dapat memberikan multiplier effect yang kuat, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong peningkatan investasi lokal maupun internasional. Hal ini diharapkan dapat mengubah peta ekonomi Lampung, menjadikannya lebih dinamis dan kompetitif.

 


Pemberdayaan UMKM

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) akan segera memulai penataan lanjutan Kawasan Bakauheni Harbour City (BHC), Lampung Selatan khususnya di Siger Park pada tahun 2024. (Dok. ASDP)

BHC juga akan mengedepankan pemberdayaan UMKM dan komunitas lokal, sebagai bagian dari upaya ASDP untuk memastikan bahwa manfaat ekonomi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat setempat.

"Kami berkomitmen untuk melibatkan pelaku usaha kecil dan menengah serta masyarakat lokal dalam setiap fase pengembangan BHC. Ini adalah cara kami untuk memastikan proyek ini benar-benar memberikan dampak positif yang menyeluruh," tambah Shelvy.

Pengamat tata kota, Yayat Supriyatna, menilai BHC memiliki potensi besar sebagai magnet wisata. "Promosi yang agresif dan paket wisata menarik akan menjadikan BHC destinasi utama bagi berbagai segmen wisatawan, mulai dari pelajar hingga pegawai negeri," jelas Yayat.

Ia juga menekankan pentingnya menciptakan sinergi antara sektor publik dan swasta untuk memaksimalkan potensi BHC.  "Kerja sama lintas sektor sangat krusial untuk memastikan BHC dapat menjadi destinasi yang mampu menarik wisatawan dalam skala besar dan berkelanjutan," ujarnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya