Liputan6.com, Jakarta - Bali dikenal tidak hanya sebagai tempat liburan atau wisata, tetapi juga menggelar berbagai acara. Kegiatan MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition) pun berkembang pesat yang didukung oleh venue yang memadai, seperti Bali Sunset Road Convention Center (BSCC).
Berlokasi di Bali selatan, tempat ini memiliki akses relatif dekat ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. BSCC dimodernisasi sebagai bagian dari rebranding dengan menyediakan berbagai tipe ruangan, termasuk Grand Ballroom tanpa pilar, ruang pertemuan serbaguna, dan area taman yang rimbun.
Advertisement
Managing Partner BSCC, Harry Suryadharma menerangkan kapasitas grand ballroom bisa menampung hingga 1.200 tamu, sementara taman hingga 700 orang, dan ruang serbaguna bisa menampung hingga 300 orang. Setiap ruangan dilengkapi dengan fasilitas pendukung berteknologi canggih, seperti sound system dan internet broad band 100 mbps, untuk mendukung event personal maupun korporasi berskala nasional hingga internasional.
"Salah satu pengalaman unik yang ditawarkan di BSCC adalah Sky Ride gratis dengan helikopter untuk acara MICE yang memenuhi kriteria tertentu, memberikan tamu pemandangan udara yang menakjubkan dari lanskap indah Bali," kata Harry dalam rilis yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com, Rabu, 21 Agustus 2024.
"Tujuan BSCC adalah mendefinisikan ulang pengalaman MICE di Bali dengan mengintegrasikan elemen gaya hidup ke dalam penawaran kami. Kami berkomitmen untuk memberikan layanan spesial dan menciptakan acara-acara yang luar biasa dan meninggalkan kesan mendalam pada klien kami dan tamu mereka."
Raih Penghargaan di Bali Tourism Award 2024
Pada 9th Bali Tourism Awards 2024 yang berlangsung Selasa, 6 Agustus 2024, BCSS meraih penghargaan sebagai Bali's Leading Lifestyle Convention Center. Acara tersebut sekaligus dimanfaatkan untuk meluncurkan ulang BSCC yang telah dimodernisasi.
Dalam kesempatan itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan bahwa inisiatif-inisiatif semacam itu penting dalam mendukung pariwisata Bali dan ekonomi kreatif, serta menegaskan kembali dukungan pemerintah terhadap usaha inovatif di sektor perhotelan, termasuk MICE.
"Acara 9th Bali Tourism Awards kami harapkan bisa menjadi to lead for example yang memberikan contoh bagaimana para pelaku industri dengan kekayaan portofolio bisnisnya, dari mulai wisata alam, budaya, hingga produk ekonomi kreatifnya yang beragam," kata Menparekraf Sandiaga, dikutip dari siaran pers Kemenparekraf.
Bali Tourism Awards merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan apresiasi kepada layanan travel & tourism di Bali yang terdiri dari jasa usaha di bidang pariwisata seperti hotel, resort, villa, agen perjalanan, maskapai, theme park, desa wisata, restoran, dan lain-lain yang mendukung pembangunan dalam rangka memajukan industri pariwisata dan objek wisata di Bali.
Advertisement
Prospek Industri MICE di Indonesia
Mengutip kanal Citizen Liputan6.com, industri MICE serta acara khusus seperti musik dan olahraga diprediksi akan semakin bersinar di Indonesia. Ketua Umum DPP Indonesia Congress and Convention Association (INCCA), Iqbal Alan Abdullah mengaku optimistis terhadap masa depan industri MICE dan event di Indonesia, terutama setelah pergantian pemerintahan pada Oktober 2024.
"Situasi saat ini sangat menggembirakan dan menjadi iklim yang bagus bagi booming-nya bisnis conference, exhibition, dan special event. Saya yakin Indonesia akan menjadi top MICE destination di Asia Pasifik dan dunia," kata Iqbal di Jakarta, Jumat, 26 Juli 2024.
Iqbal menjelaskan, stabilitas ekonomi global yang semakin baik menjadi pondasi kuat bagi peningkatan bisnis MICE dan event. Menurut laporan World Bank, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan terus meningkat hingga 2025-2026, memberikan landasan yang kuat untuk bisnis MICE yang stabil.
"Business conference, exhibition, dan special event membutuhkan ekonomi dan politik yang stabil, baik untuk skala besar maupun menengah. Saya optimis bisnis MICE di Indonesia bisa tumbuh lebih dari 15 persen, jauh di atas rata-rata Asia Pasifik yang berkisar 7,4 persen," ujarnya. Ia menyebut data Kemenparekraf menunjukkan bahwa wisata MICE tumbuh 12-15 persen pada 2023 dan diperkirakan meningkat hingga 20 persen pada 2024.
Venue Bukan Satu-satunya Faktor Kunci Kesuksesan Event
Dalam kesempatan berbeda, promotor dan CEO RND Group, Reynol Bolung mengatakan bahwa penyelenggaraan konser pada dasarnya adalah kegiatan komersil. "Bicara tentang pemerataan standar venue mostly memang masih di kota-kota besar," ungkap Reynold kepada Lifestyle Liputan6.com melalui sambungan telepon, Jumat, 2 Agustus 2024.
Ia menyatakan bahwa di daerah pun terdapat "pasar" atau peminat untuk penyelenggaraan konser ada, tapi juga tergantung pada daya beli masyarakatnya untuk membeli tiket. Namun menurutnya, jika pihak pemerintah daerah menyadari tentang potensi adanya pasar di daerahnya tentu akan mempertimbangkan membangun sarana yang lebih baik.
"Nggak usah sekelas internasional misal di stadion daerah itu ada banyak asal sesuai kriteria," tukasnya.
Tapi sebagai promotor, Reynol melihat ada faktor lain yang membuat sebuah event terselenggara. "Misal sponsor belum interest, ini jadi pertimbangan promotor," katanya lagi.
Faktor sponsor sangat penting karena berdasarkan pengalamannya, banyak penyelenggaraan konser tiba-tiba batal, dikarenakan faktor sponsor yang tidak terpenuhi. Ia juga mengemukakan bahwa saat promotor menyelenggarakan konser di sebuah daerah, itu berarti harus ada biaya tambahan seperti tiket pesawat kelas bisnis maupun hotel standar bintang empat untuk artis sebagai pengisi acaranya. Biaya-biaya tersebut akan berpengaruh dengan keuntungan yang didapatkan promotor.
Advertisement