Liputan6.com, Cilacap - Tujuan sejati dari hidup ialah kebahagiaan. Bahagia dalam hidup menjadi tolak ukur keberhasilan seseorang menjalani kehidupannya.
Namun, kebahagiaan tidak semata-mata dapat dilekatkan pada melimpahnya harta benda atau rezeki yang diperolahnya. Kebahagiaan tidak semata-mata karena memiliki materi yang banyak.
Islam mengajarkan prindip hidup bahagia yang tidak hanya berlaku untuk kehidupan di dunia. Namun, tentu saja yang paling penting dan utama ialah menanggapi kebahagiaan hidup di akhirat kelak.
Baca Juga
Advertisement
Oleh sebab itu, Islam mengajarkan doa untuk menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat yang sangat populer di kalangan umat Islam yang dikenal sebagai doa sapu jagad.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Arab latin: Rabbanā, ātinā fid dunyā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā 'adzāban nār
Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka."
Untuk menggapai dua kebahagiaan itu, Ali bin Abi Thalib RA, menantu sekaligus khalifah keempat membeberkan 7 kunci kebahagiaan hidup. Simak ulasannya berikut ini.
Simak Video Pilihan Ini:
Kunci Kebahagiaan Hidup Menurut Ali bin Abi Thalib (1-4)
Menukil laman humas.acehprov.go.id, dalam menjelaskan kebahagiaan, sahabat Rasulullah yang mulia, Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu telah memberikan kunci kebahagiaan yang hakiki dan harus diterapkan oleh setiap manusia. 7 kunci kebahagiaan tersebut antara lain,
1. Jangan Membenci Siapapun
Meskipun Kepada Yang Menentangkan Kita Kebencian kepada seseorang hanya akan menyempitkan hati. Maka berlapang dadalah dan jauhi prasangka buruk yang mengarah pada kebencian. Karena ketika rasa benci sudah menutupi hati, maka kita pun sulit untuk merasakan nikmat yang Allah beri.
2. Jangan Larut Dalam Kesedihan
Meski Masalah Memuncak Sangat wajar jika saat mengalami masalah, seseorang akan sedih. Namun jika kesedihan tersebut berlarut-larut, maka bukan solusi yang didapat, melainkan masalah yang tak kunjung selesai.
3. Hidup Dalam Kesederhanaan
Meski Serba Ada Rasulullah beserta para sahabatnya senantiasa hidup dalam kesederhanaan meski sebenarnya rezeki mereka melimpah. Dengan tetap bergaya sederhana, maka akan lebih mudah untuk merasakan bahagia dan lebih banyak bersyukur.
4. Tetap Berbuat Baik, Meski Dilanda Musibah
Boleh jadi musibah yang melanda membuat kita enggan untuk berbuat baik. Padahal kebaikan justru akan mengarah lurus kepada sebuah kebahagiaan yang sulit digambarkan dengan kata-kata.
Advertisement
Kunci Kebahagiaan Hidup Menurut Ali bin Abi Thalib (5-7)
5. Lebih Banyak Memberi Meski Kesusahan
Terkadang kesusahan terutama dalam segi materi membuat kita pun enggan untuk memberi. Padahal dengan jelas Allah berfirman agar setiap manusia harus bersedekah baik saat lapang maupun susah karena disitulah akan ditemukan sebuah kebahagiaan. Bahkan terkadang dengan melakukan hal tersebut, Allah akan melapangkan urusan kita.
6. Tetap Tersenyum Meski Hati Tengah Bersedih
Memang kesedihan bisa membuat air mata begitu mudahnya keluar. Maka ketika tak ingin kesedihan tersebut terlihat dan mempengaruhi yang lain, cobalah untuk tersenyum. Senyum kita pun akan membuat orang lain bahagia dan berefek langsung pada kebahagiaan kita.
7. Jangan Berhenti Berdoa
Untuk Muslim Lain Saat ini tak dapat dipungkiri bahwa seringkali terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat yang membuat hubungan sesama muslim menjadi renggang. Jika sudah begitu maka sangat sulit untuk bisa bahagia, baik ketika sendiri ataupun saat bersosialisasi.
Maka berdoalah untuk setiap muslim, terutama yang telah berselisih dengan kita. Doakan agar mereka mendapatkan hidayah serta mampu direkatkan kembali. Hal ini akan menjadikan hati lebih tenang dan siap menerima mereka kembali guna menuju kebahagiaan hidup.
Itulah 7 kunci kebahagiaan hidup menurut Ali bin Abi Thalib. Maka sudah sepantasnya untuk kita mengikuti nasehat yang agung tersebut karena bukan hanya keluar dari lisan semata, melainkan dari kedalaman ilmu dan bijaknya akhlak.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul