AS Jual Senjata ke Korea Selatan, Korea Utara: Gegabah dan Provokatif

AS adalah sekutu utama keamanan Korea Selatan, yang menempatkan sekitar 28.500 tentaranya di negara itu.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Agu 2024, 11:02 WIB
Ilustrasi Korea Utara (Dok. AFP)

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara pada hari Kamis (22/8/2024) mengkritik penjualan senjata Amerika Serikat (AS) baru-baru ini di Asia, menyebut kesepakatan untuk mengirimkan helikopter Apache ke Korea Selatan sebagai tindakan yang gegabah dan provokatif. 

"Kami sangat menentang dan menolak penumpukan senjata AS dan pasukan bawahannya," kata Kementerian Luar Negeri Korea Utara, mengacu pada Korea Selatan seperti dilansir CNA, Jumat (23/8).

"Ini adalah tindakan yang gegabah dan provokatif yang dengan sengaja meningkatkan ketidakstabilan keamanan di Kawasan."

Pyongyang juga mengkritik penjualan AS baru-baru ini ke Jepang dan sekutu lainnya di Asia Pasifik.

AS pada hari Senin (19/8) mengumumkan persetujuannya atas penjualan hingga 36 helikopter serang AH-64E Apache dan peralatan terkait, termasuk rudal, senilai USD 3,5 miliar ke Korea Selatan.

Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS (DSCA) mengatakan penjualan tersebut akan meningkatkan kemampuan Korea Seltan untuk menghadapi ancaman saat ini dan masa depan dengan menyediakan pasukan yang kredibel yang mampu menghalangi musuh dan berpartisipasi dalam operasi regional.

Kementerian Luar Negeri AS menyetujui kemungkinan penjualan helikopter ke Korea Selatan lalu kemudian DSCA pada hari Senin memberikan pemberitahuan yang diperlukan kepada Kongres AS, yang masih perlu menandatangani transaksi tersebut.

 


Respons Korea Utara

Korea Utara dalam pernyataan terbarunya juga menyebutkan bahwa penjualan senjata AS di Pasifik akan mendorong DPRK atau Republik Rakyat Demokratik Korea (nama resmi Korea Utara) memperkuat pencegahan strategisnya.

"Situasi yang berlaku mendesak untuk memastikan keseimbangan militer di kawasan tersebut secara menyeluruh dengan meningkatkan kemampuan pertahanan dalam segala hal yang berbanding lurus dengan tantangan dan ancaman keamanan yang mungkin timbul dari penjualan senjata AS," tegas Pyongyang.

Pengumuman penjualan helikopter dari AS ke Korea Selatan muncul pada hari yang sama ketika Washington dan Seoul memulai latihan militer gabungan tahunan, yang ditujukan untuk membendung Korea Utara.

Latihan Ulchi Freedom Shield berlangsung hingga 29 Agustus dan akan melibatkan ribuan personel militer.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya