Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Satuan Tugas atau Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) memastikan air bersih di Nusantara, Kalimantan Timur sudah dapat diminum. Hal itu berdasarkan laporan dari Sucofindo.
Demikian disampaikan Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Danis H. Sumadilaga di Jakarta, Jumat, (23/8/2024), seperti dikutip dari Antara. "Ya sudah (bisa), saya sudah mendapat laporan dari Sucofindo," tutur dia.
Advertisement
Danis menuturkan, berdasarkan laporan tersebut air minum yang terdistribusi di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN sudah bisa diminum. Terkait bakteri Escherichia coli, dia juga menunjukkan bahwa berdasarkan hasil laporan dari Sucofindo air minum yang terdistribusi di KIPP IKN tidak mengandung bakteri tersebut.
"Saya bicara data saja ini, dari (laporan) Sucofindo bahwa bakteri Escherichia coli-nya nol menurut Sucofindo. Laporan ini isunya baru Agustus," kata Danis.
Dia menuturkan, sebetulnya air minum itu ada tiga kategori. Pertama yang berhubungan dengan mikrobiologi seperti terkait bakteri, kemudian ada juga yang berhubungan dengan fisik artinya kekeruhan, bau dan sebagainya, lalu terkait warna dan ada yang bersifat terkait dengan kimia, logam dan sebagainya.
Plt Kepala Otorita IKN/Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meminta Sucofindo untuk menguji kembali air minum yang dikonsumsi langsung dari persil untuk memastikan kualitas air tidak berubah dari instalasi pengolahan air minum (IPA).
Air Minum Sudah Mulai Masuk Gedung
Air minum sudah mulai masuk ke gedung-gedung mulai dari Istana Negara dan Istana Garuda sampai dengan Hotel Nusantara di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Air minum tersebut sudah masuk ke gedung dan bangunan yang berada di KIPP IKN, seperti Istana Negara, Istana Garuda, Gedung Sekretariat Presiden, Gedung Sekretariat Negara, Gedung Kementerian Koordinator, sampai dengan Hotel Nusantara.
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) melaporkan suplai air bersih yang telah tersedia di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) memiliki kualitas yang aman untuk langsung dikonsumsi oleh masyarakat dari keran. Suplai air tersebut tidak hanya bersih, tapi juga dikelola menggunakan sistem pengelolaan air potable water, sehingga air yang dihasilkan aman untuk langsung dikonsumsi oleh masyarakat.
Suplai air di IKN telah dipersiapkan melalui uji tes mengalirkan air minum dari intake Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, ke reservoir di IKN yang berjarak 15,8 kilometer. Sistem pengolahan air baku dari Bendungan Sepaku Semoi dan Intake Sepaku dipersiapkan untuk menyuplai kebutuhan air di IKN hingga satu dekade ke depan.
Advertisement
PBNU Mau Beli Lahan 100 Hektare di IKN, Buat Apa?
Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berencana membeli 100 hektare lahan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, untuk membangun fasilitas dan kantor untuk PBNU hingga peluang bisnis bagi organisasi.
"Insya Allah kami ingin membeli tanah di IKN itu, ya mudah-mudahan bisa sampai 100 hektare misalnya, untuk kemudian kami gunakan untuk membangun sejumlah fasilitas untuk organisasi," kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf saat memberi keterangan di Istana Kepresidenan Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis (22/8/2024).
Hal itu disampaikan Gus Yahya, sapaan akrabnya, usai menemui Presiden Joko Widodo yang berlangsung selama hampir satu setengah jam.
Gus Yahya mengatakan Presiden Jokowi merestui rencana PBNU tersebut untuk membangun fasilitas pendidikan, kesehatan dan keagamaan di IKN.
Presiden Jokowi pun, kata Gus Yahya, memberikan saran terkait lokasi lahan yang bagus yang bisa dibeli oleh NU di IKN. Oleh karenanya, PBNU segera berkomunikasi dengan Otorita IKN untuk membahas lebih lanjut rencana tersebut.
"Ada sejumlah saran-saran beliau mengenai lokasi yang bagus untuk bisa dibeli oleh NU di IKN. Kemudian fasilitas-fasilitas apa yang mungkin bisa dibangun oleh NU di IKN," kata Gus Yahya.
PBNU Pertimbangkan Potensi Bisnis di IKN
Selain membangun fasilitas, PBNU juga mempertimbangkan potensi bisnis di IKN dengan modal yang diperkirakan mencapai Rp2 triliun sampai Rp3 triliun.
"Yang sekarang kami punya adalah gagasan mengenai konsolidasi kapital untuk itu. Gimana caranya? Nah nilainya masih akan kita hitung, ya mungkin kita butuh sekitar dua atau tiga triliun rupiah," kata Gus Yahya.
Gus Yahya menambahkan bahwa NU meyakini pembangunan di IKN sebuah gagasan penting yang harus didukung, terutama dengan landasan undang-undang yang memastikan keberlanjutan pembangunan di IKN.
Singapura Minat Investasi Hijau di IKN, Mau Garap Apa?
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengemukakan, Singapura tertarik untuk menanamkan investasi hijau pada sektor energi hijau di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ia mengatakan, potensi investasi hijau Singapura ke IKN nantinya akan dibicarakan saat dirinya menyambangi Negeri Singa pada pekan depan.
"Dengan Singapura kita akan bicara. Kebetulan ini juga berhubungan dengan energi hijau, apa itu berkaitan dengan tenaga listriknya, kemudian dengan konsumsi, dan lain-lain yang akan kita bicarakan. Tapi tentunya mungkin ending-nya lebih yang kepada energi hijau," ungkapnya di Jakarta, Rabu (21/8/2024).
Adapun kunjungan ke negeri tetangga tersebut bakal dilakukan setelah dirinya mendapat undangan dari Singapura untuk membahas sejumlah rencana investasi ke Indonesia.
Rosan menyampaikan, dirinya akan menyambangi Singapura pekan depan guna bertemu sejumlah BUMN besar di sana. Mulai dari Temasek Holdings Limited hingga Government of Singapore Investment Corporation Private Limited (GIC) selaku perusahaan dana investasi Pemerintah Singapura
"Rencananya memang awal minggu depan saya ke Singapur untuk bertemu seperti sudah confirm dengan Temasek, GIC. Termasuk beberapa kementerian seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, dan juga dengan chairman-nya Singapore Economic Development Board (EDB), itu adalah BKPM-nya di sana," bebernya.
Advertisement
Bidik Investasi Asing
"Juga masih ada beberapa lagi, jadi cukup padat lah, acara selama dari Senin sampai Rabu, dan juga dengan beberapa company lagi di sana," kata Rosan.
Namun, Rosan belum bisa menyebut potensi nilai investasi yang bisa dikantongi sepulang dari Singapura. Sebab, agenda tersebut merupakan undangan langsung dari Pemerintah Singapura kepada pihaknya di Kementerian Investasi/BKPM.
"Saya diterima langsung nanti oleh deputy prime minister, dan masing-masing menteri juga ingin berbicara langsung dengan saya, dan termasuk chairman dari temasek, GIC, EDB, dan lain-lain," imbuhnya.
Sementara ini, Rosan masih membidik pemasukan investasi asing di lingkup Asia Tenggara. Sebelum bisa berekspansi ke luar ASEAN, Singapura jadi target utama untuk memungut foreign direct investment (FDI).
"Mungkin saya ke Singapura dulu, karena Singapura kan adalah negara nomor satu investor terbesar di Indonesia. Saya berharap kunjungan saya ini bisa menghasilkan suatu hasil yang optimal, dan bisa segera diimplementasi," tutur Rosan.