Asosiasi Travel Agent Indonesia Gelar Pameran Sebagai One Stop Shopping Solution untuk Liburan

Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) resmi membuka Pameran Pariwisata terbesar dan terlengkap di Indonesia yaitu ASTINDO Travel Fair 2024 Semester 2 di PIK Avenue Jakarta.

oleh Tim Lifestyle diperbarui 01 Sep 2024, 03:37 WIB
Asosiasi Travel Agent Indonesia Gelar Pameran Sebagai One Stop Shopping Solution untuk Liburan.  foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) resmi membuka Pameran Pariwisata terbesar dan terlengkap di Indonesia yaitu ASTINDO Travel Fair 2024 Semester 2. Momen pembukaan acara yang telah berlangsung sejak tahun 2011 tersebut itu berlangsung di Mal PIK Avenue, Jakarta pada Rabu, (29/8/2024) dan akan berlangsung selama empat hari hingga Minggu, (1/9/2024).

Menurut Anton Sumarli, Ketua Panitia ASTINDO Travel Fair, peserta pameran yang beragam berasal dari kalangan pelaku industri pariwisata diantaranya Travel Agent, Maskapai Penerbangan dan NTO atau Perwakilan Pariwisata Mancanegara.

"Total exhibitors ada 26 travel agent, ada 20 Airlines dan sejumlah NTO dari Taiwan, Thailand, India, Korea, China dan Hongkong hingga Cruiseliner yang support,"jelas Anton.Pauline Suharno, Ketua Umum ASTINDO menegaskan, pameran yang dihelat pihaknya sebagai One Stop Shopping Solution guna memudahkan kebutuhan liburan masyarakat.

"Kami memposisikan diri sebagai jadi ketika customer datang kemari mereka tak hanya mencari tahu destinasi mana yang akan dikunjungi tapi mereka bisa mencari paket tour kemudian keperluan perjalanannya mulai dari merencanakan perjalanan, beli tiket, akomodasi, atraksi hingga pengurusan dokumen visa segala macam akan diurus Travel Agent anggota ASTINDO selain itu perlengkapan perjalanan seperti koper, kacamata hitam, kemudian lifestyle semuanya ada cukup ke ASTINDO Travel Fair," terang Pauline.

Ia menambagkan, untuk penyelenggaraan ASTINDO Travel Fair kali ini pihaknya menargetkan terjadi transaksi hingga Rp45 miliar. “Itu target pesimis ya, karena biasanya dua kali lipat pencapaiannya. Ini karena melihat kondisi perekonomian saat ini. Tingginya angka inflasi melemahkan daya beli masyarakat,” ungkapnya.

Di sisi lain, ada berita baik bagi masyarakat dan juga industri penerbangan. Berdasarkan data IATA, hingga Mei 2024, permintaan pesawat global meningkat 8,5 persen dibandingkan tahun lalu, dan load factor sudah mencapai 83,4 persen.

Untuk pasar internasional sendiri, jumlah demand-nya meningkat 14,6 persen dibandingkan tahun lalu, dengan load factor mencapai 82,8 persen. Sementara untuk pasar domestik, pertumbuhan demand penerbangan hanya naik 4,3 persen dengan load factor 84,8 persen.“Dari perspektif industri maskapai penerbangan, ini adalah masa recovery yang baik. Bisnis penerbangan sudah mencapai level tahun 2019,” ucap Pauline.

 


Target Wisman ke Indonesia

Asosiasi Travel Agent Indonesia Gelar Pameran Sebagai One Stop Shopping Solution untuk Liburan. foto: istimewa

Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf, Dwi Marhen Yono, menjelaskan, salah satu penyebab mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia adalah harga avtur yang belum merata dan juga lebih mahal daripada negara tetangga.

“Dulu harga avtur di Silangit, Labuan Bajo, dan Jakarta itu beda-beda. Sekarang, Pertamina diwajibkan untuk memberikan harga yang sama di seluruh Indonesia. Harga avtur di Indonesia lebih mahal Rp4.000 per liter dari Singapura, dan lebih mahal Rp7.000 per liter dari Dubai,” ujar Marhen.

Kemenparekraf sendiri menargetkan pada tahun ini akan ada 14,3 juta wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia, meningkat dari pencapaian tahun lalu yang hanya 11 juta wisman. Hingga Juli 2024, jumlah wisman yang datang ke Indonesia telah mencapai 6,2 juta wisman, atau naik 25 persen dibandingkan semester pertama tahun 2023.

Adapun lima besar negara penyumbang turis ke Indonesia pada semester pertama 2024 adalah Malaysia, Singapura, Australia, China dan India.Tak hanya jumlah wisman yang naik, lama tinggal dan pengeluaran mereka juga naik selama di Indonesia. Pada 2023, masa tinggal mereka rata-rata 5,2 hari, sedangkan pada tahun ini adalah 7,1 hari. Sementara untuk pengeluaran, pada tahun 2023 rata-rata adalah US$1.200, kemudian pada 2024 naik menjadi USD1.444 atau setara Rp23 juta per orang.

Kemenparekraf sendiri menargetkan pada tahun ini terselenggara 100 travel fair di Indonesia, serta mulai menggarap pasar kapal pesiar agar bisa masuk ke Indonesia.“Tahun depan kita berharap kapal pesiar dari Singapura mau masuk ke Bangka-Belitung, terus lanjut ke Jakarta, dan ke Labuan Bajo,” pungkas Marhen.

 

Infografis Destinasi Wisata Berkelanjutan di Indonesia dan Dunia (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya