Liputan6.com, Jakarta Penyakit asam urat sering kali menyebabkan rasa nyeri yang sangat hebat pada sendi, terutama di bagian kaki. Kondisi ini terjadi akibat penumpukan kristal urat di dalam sendi, yang dapat dipicu oleh konsumsi makanan tertentu. Oleh karena itu, sangat penting bagi mereka yang menderita asam urat untuk mengetahui jenis makanan yang sebaiknya dihindari agar gejala tidak kambuh.
Menghindari makanan yang dapat menyebabkan kambuhnya asam urat merupakan langkah krusial dalam pengelolaan penyakit ini. Beberapa jenis makanan mengandung purin tinggi yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Dengan mengenali dan menghindari makanan tersebut, kamu bisa menurunkan risiko kambuhnya asam urat dan meningkatkan kualitas hidup.
Advertisement
Artikel ini akan membahas 10 jenis makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita asam urat. Dengan menjauhi makanan-makanan ini, kamu dapat mengurangi kemungkinan serangan asam urat dan mengelola gejala dengan lebih baik.
Mari telusuri lebih lanjut tentang makanan-makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita asam urat sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (26/8/2024).
1. Daging Merah
Daging merah seperti sapi, kambing, dan domba memiliki kandungan purin yang tinggi, yang dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam darah. Oleh karena itu, konsumsi daging merah yang berlebihan sebaiknya dihindari untuk mencegah serangan asam urat.
Advertisement
2. Jeroan
Jeroan seperti hati, ginjal, dan otak adalah sumber purin yang sangat tinggi. Penderita asam urat sebaiknya menghindari konsumsi jeroan karena dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam darah dan memicu serangan.
3. Makanan Laut
Beberapa jenis makanan laut seperti kerang, udang, kepiting, dan ikan teri memiliki kandungan purin yang tinggi. Meskipun makanan laut sehat bagi kebanyakan orang, penderita asam urat harus menghindarinya untuk mencegah kambuhnya gejala.
Advertisement
4. Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol, terutama bir, dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Alkohol juga dapat mengganggu proses pengeluaran asam urat dari tubuh, sehingga meningkatkan risiko serangan asam urat.
5. Minuman Manis dan Soda
Minuman manis yang mengandung fruktosa tinggi, seperti soda dan jus buah kemasan, dapat meningkatkan kadar asam urat. Fruktosa dapat merangsang produksi asam urat dalam tubuh, sehingga sebaiknya dihindari oleh penderita asam urat.
Advertisement
6. Makanan Olahan
Makanan olahan seperti sosis, nugget, dan daging kalengan sering kali mengandung purin tinggi dan bahan tambahan yang tidak sehat. Konsumsi makanan olahan dapat memicu peningkatan kadar asam urat dan memperburuk gejala asam urat.
7. Kacang-kacangan
Beberapa jenis kacang-kacangan seperti kacang tanah dan kacang polong mengandung purin yang cukup tinggi. Meskipun kacang-kacangan adalah sumber protein nabati yang baik, penderita asam urat sebaiknya membatasi konsumsinya.
Advertisement
8. Sayuran Tinggi Purin
Sayuran seperti bayam, asparagus, dan kembang kol mengandung purin dalam jumlah yang cukup tinggi. Meskipun sayuran ini sehat, penderita asam urat sebaiknya mengonsumsinya dalam jumlah terbatas untuk menghindari peningkatan kadar asam urat.
9. Produk Susu Tinggi Lemak
Produk susu tinggi lemak seperti keju, krim, dan mentega dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Penderita asam urat sebaiknya memilih produk susu rendah lemak atau bebas lemak untuk mengurangi risiko serangan asam urat.
Advertisement
10. Suplemen Vitamin C Berlebihan
Meskipun vitamin C dapat membantu mengurangi kadar asam urat, mengonsumsi suplemen vitamin C dalam dosis tinggi dapat menyebabkan efek samping. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsinya sesuai dosis yang dianjurkan dan berkonsultasi dengan dokter.
Dengan menghindari makanan-makanan tersebut, kamu dapat mengelola asam urat dengan lebih baik dan mengurangi risiko kambuhnya gejala. Selain itu, penting juga untuk menjaga pola makan yang seimbang dan mengonsumsi makanan yang rendah purin serta memperbanyak minum air putih untuk membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang lebih spesifik dan sesuai dengan kondisi kesehatanmu.