IHSG Melambung 1,51%, Intip Deretan Top Gainers-Losers pada 19-23 Agustus 2024

Berikut top gainers dan top losers pada 19-23 Agustus 2024 saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 24 Agu 2024, 07:48 WIB
Data perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 19-23 Agustus 2024 ditutup pada zona positif. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Data perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 19-23 Agustus 2024 ditutup pada zona positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan meningkat sebesar 1,51% pada level 7.544,298 dari 7.432,090 pada penutupan pekan sebelumnya.

IHSG mencetak rekor tertinggi sepanjang masanya pada minggu ini dalam tiga hari beruntun pada 19-21 Agustus 2024.  Selama sepekan, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa dengan peningkatan sebesar 106,10% menjadi Rp 19,21 triliun dari Rp 9,32 triliun pada pekan sebelumnya.

Peningkatan turut terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa sebesar 17,65% menjadi 19,68 miliar lembar saham dari 16,73 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Kemudian, peningkatan turut dialami oleh rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa selama sepekan sebesar 6,91% menjadi 1,09 juta kali dari 1,02 juta kali transaksi pada pekan lalu. 

Selanjutnya, kapitalisasi pasar Bursa turut mengalami peningkatan sebesar 1,75% menjadi Rp12.779 triliun dari Rp12.560 triliun pada penutupan pekan lalu.

Pergerakan investor asing pada Jumat mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 2,94 triliun dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 12,63 triliun.

Melansir data Bursa, berikut daftar top gainers dan top losers sepekan periode 19-23 Agustus 2024:

Top Gainers

  • TMPO, naik 125,68% ke posisi 167 dari posisi 74 pada pekan sebelumnya
  • LABA, naik 75,32% ke posisi 540 dari posisi 308 pada pekan sebelumnya
  • TNCA, naik 74,10% ke posisi 242 dari posisi 139 pada pekan sebelumnya
  • JAWA, naik 59,52% ke posisi 134 dari posisi 84 pada pekan sebelumnya
  • BNLI, naik 59,02% ke posisi 1.455 dari posisi 915 pada pekan sebelumnya
  • NZIA, naik 58,82% ke posisi 81 dari posisi 51 pada pekan sebelumnya
  • VICO, naik 49,53% ke posisi 160 dari posisi 107 pada pekan sebelumnya
  • BABP, naik 47,27% ke posisi 81 dari posisi 55 pada pekan sebelumnya P
  • OLU, naik 45,45% ke posisi 800 dari posisi 550 pada pekan sebelumnya
  • MSKY, naik 44,74% ke posisi 110 dari posisi 76 pada pekan sebelumnya

 


Top Losers

IHSG ditutup pada level 7.220,88. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
  • VISI, turun 56,74% ke posisi 292 dari posisi 675 pada pekan sebelumnya
  • ZBRA, turun 15,93% ke posisi 190 dari posisi 226 pada pekan sebelumnya
  • MRAT, turun 15,00% ke posisi 510 dari posisi 600 pada pekan sebelumnya
  • TGUK, turun 12,31% ke posisi 57 dari posisi 65 pada pekan sebelumnya
  • ARKO, turun 11,11% ke posisi 1.040 dari posisi 1.170 pada pekan sebelumnya
  • DART, turun 10,34% ke posisi 208 dari posisi 232 pada pekan sebelumnya
  • MFIN, turun 9,79% ke posisi 2.950 dari posisi 3.270 pada pekan sebelumnya
  • MLPT, turun 9,43% ke posisi 1.585 dari posisi 1.750 pada pekan sebelumnya
  • IOTF, turun 9,17% ke posisi 99 dari posisi 109 pada pekan sebelumnya
  • CCSI, turun 9,09% ke posisi 300 dari posisi 330 pada pekan sebelumnya

IHSG Melonjak 2,4% pada 12-16 Agustus 2024, Ini Penyebabnya

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada 12-16 Agustus 2024. Hal tersebut didorong harapan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (18/8/2024), IHSG melambung 2,41 persen ke posisi 7.432,09 dari pekan lalu di posisi 7.256,99. Adapun selama sepekan, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa 4,54 persen menjadi 16,73 miliar saham dari 16 miliar saham pada pekan lalu.

Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa melambung 3,53 persen menjadi 1,02 juta kali transaksi dari 981 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya.

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa merosot 3,33 persen menjadi Rp 9,32 triliun dari Rp 9,64 triliun pada pekan lalu.

Investor asing membukukan aksi beli saham Rp 2,94 triliun selama sepekan. Pada 2024, investor asing beli saham Rp 4,37 triliun.

Selama sepekan, seluruh sektor saham menghijau. Sektor saham konsumer siklikal melambung 8,88 persen, dan catat penguatan terbesar.

Selain itu, sektor saham energi menguat 5,77 persen, sektor saham basic material atau bahan baku melesat 2,13 persen, sektor saham industri mendaki 1,22 persen, dan sektor saham konsumer nonsiklikal naik 1,04 persen.

Sementara itu, sektor saham perawatan kesehatan melambung 0,23 persen, sektor saham keuangan bertambah 2,08 persen, sektor saham properti dan real estate naik 1,61 persen.

Lalu sektor saham teknologi meroket 3,98 persen, sektor saham infrastruktur mendaki 3,44 persen dan sektor saham transportasi dan logistik menguat 4,71 persen.

 

 

 

 


Kata Analis

Pengendara mobil dan sepeda motor melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Sebanyak 205 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG naik 2,41 persen selama sepekan didorong sejumlah sentimen. Pertama, rilis data producer price index (PPI) dan Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat yang melandai.

"Hal ini menjadi cermatan para investor dan meningkatkan ekspektasi investor akan pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) oleh the Fed pada September 2024 paling tidak sebesar 25 basis poin,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Kedua, rilis data penjualan dari China yang memperlihatkan pertumbuhan. Ketiga, rilis data neraca perdagangan Indonesia yang masih surplus meski tipis.

Pada pekan depan, Herditya menuturkan, IHSG berpeluang menguat dengan level resistance 7.500 dan level support 7.347. “Kami perkirakan pekan depan aka nada rilis data suku bunga China dan Indonesia, serta akan ada pidato the Fed,” ujar dia.

Hal senada dikatakan Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan, potensi penurunan suku bunga oleh the Fed pada September 2024 menjadi sentimen positif untuk IHSG.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya