Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan vaksin covid-19 Pfizer menyebabkan penyakit cacar monyet. Postingan itu beredar sejak akhir pekan ini.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 23 Agustus 2024.
Advertisement
Dalam postingannya terdapat foto dokumen dengan narasi:
"Auto immune blistering disease is an adverse reaction to the Pfizer vaccine, its on page 2 of the Pfizer data drop. Monkey pox is a cover up"
atau dalam Bahasa Indonesia
"Penyakit autoimun yang melepuh merupakan reaksi yang merugikan terhadap vaksin Pfizer, hal ini ada di halaman 2 dari data Pfizer. Cacar monyet adalah tindakan menutupinya"
Akun itu menambahkan narasi "Penyakit lepuh auto imun ialah tindak balas buruk terhadap vaksin Pfizer, yang terdapat pada halaman 2 penurunan data Pfizer. Cacar monyet adalah penutup!"
Lalu benarkah postingan yang mengklaim vaksin covid-19 Pfizer menyebabkan penyakit cacar monyet?
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel dari AFP Fact Check berjudul "Monkeypox not a side effect of Pfizer's Covid-19 vaccine" yang tayang 10 Juni 2022.
Dalam artikel itu terdapat penjelasan dari Keanna Ghazvini, Senior Associate Hubungan Media Global di Pfizer.
"Kami tidak bisa memverifikasi keakuratan klaim dan dokumen yang tersebar di media sosial. Cacar monyet bukanlah salah satu efek samping dari vaksin Covid-19 Pfizer," ujar Keanna.
"Vaksin covid-19 Pfizer tidak mengandung virus hidup dan sepenuhnya sintetis. Vaksin kami juga tidak menyebarkan virus apapun yang dapat ditularkan dari manusia ke manusia," katanya menambahkan.
Selain itu terdapat penjelasan dari Kari Debbink, virologis dan ilmuan di John Hopkins Bloomberg School of Public Health. Ia mengatakan cacar monyet tidak ditularkan melalui vaksin covid-19.
"Tidak ada satupun vaksin covid-19 yang mengandung virus. Selain itu tidak ada bukti ilmiah bahwa vaksin covid-19 menyebabkan cacar monyet dan cacar monyet adalah hal yang sama dengan penyakit autoimun yang melepuh," ujarnya menegaskan.
Di sisi lain, dalam tulisan berjudul "Multi-country monkeypox outbreak in non-endemic countries" yang dimuat situs resmi WHO, pada 22 Mei 2022 menyebutkan, Monkeypox adalah virus zoonosis (virus yang ditularkan ke manusia dari hewan) dengan gejala yang sangat mirip dengan yang terlihat di masa lalu pada pasien cacar, meskipun secara klinis tidak terlalu parah. Penyakit ini disebabkan oleh virus monkeypox yang termasuk dalam genus orthopoxvirus dari famili Poxviridae.
Ada dua clades virus monkeypox: clade Afrika Barat dan clade Congo Basin (Afrika Tengah). Nama monkeypox berasal dari penemuan awal virus pada monyet di laboratorium Denmark pada tahun 1958. Kasus manusia pertama diidentifikasi pada seorang anak di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.
Sumber:
https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.32C64JW
https://www.yahoo.com/news/claim-between-mpox-covid-19-184304550.html
https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news/item/2022-DON385#:~:text=Monkeypox%20is%20a%20viral%20zoonosis,genus%20of%20the%20Poxviridae%20family.
https://fullfact.org/health/mpox-covid-vaccines/
Advertisement
Kesimpulan
Postingan yang mengklaim vaksin covid-19 Pfizer menyebabkan penyakit cacar monyet adalah tidak benar.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement