Liputan6.com, Jakarta - Dampak perubahan iklim di dunia semakin nyata. Kondisi iklim semakin darurat, di mana bencana lingkungan seperti banjir, kebakaran hutan, gelombang panas hingga longsor terus bermunculan di berbagai belahan dunia.
Founder Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menyebut fenomena alam tersebut sebagai musuh jahat yang harus diperangi bersama.
Advertisement
"Kita saat ini berada dalam kondisi darurat perang. Dan kenapa saya sebut perang, karena kita melawan suatu kekuatan yang sangat dahsyat, yang begitu dahsyatnya sehingga sudah disebut sebagai existential threat," ujar dia dalam pembukaan Indonesia Net Zero Summit atau INZS 2024 yang diselenggarakan oleh FPCI di Jakarta, Sabtu (24/8/2024).
Perang melawan perubahan iklim menjadi satu hal yang perlu segera untuk ditangani, karena jika tidak, Indonesia disebutnya akan teracam lumpuh, misi Indonesia Emas 2045 juga akan hilang bahkan masa depan seluruh umat manusia akan rusak.
"Ini bukan menakut-nakuti, ini bukan fantasi. Warning signs-nya sudah terlalu banyak," kata Dino.
Masalah perubahan iklim menjadi satu hal yang sama-sama dihadapi oleh dunia. Jika dampak perang geopolitik seperti perang Rusia-Ukraina, Israel-Hamas atau krisis Myanmar hanya dirasakan oleh masyarakat di kawasannya, masalah perubahan iklim melanda semua orang tanpa terkecuali.
"Dampaknya bisa berbeda-beda, tapi intinya semua akan kena. There is no escape. Tidak ada masalah dunia yang punya profil seperti ini," jelasnya, seraya menambahkan bahwa semua pihak juga harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini.
Jadi Masalah Kritis Bagi Dunia
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) itu juga mengatakan bahwa masalah perubahan iklim sudah seharusnya ditempatkan menjadi isu prioritas dunia, termasuk dalam Sustainable Development Goals (SDGs).
"Climate action should be way above all other issues. Bisa saja dari 15 goals itu, taruhlah salah satu, education atau poverty misalnya tidak tertangani, yang lain tetap jalan biasa. Tapi tanpa climate action, everything else will be damaged. Karena ini adalah super structure, super issue yang menangani semua masalah," tutur Dino.
Isu lingkungan juga menjadi arus sejarah baru dalam sejarah dunia, termasuk Indonesia.
"Kalau kita mau selamat, kalua kita mau menang, kita harus menentukan sikap dan strategi. Intinya, Indonesia must be a champion for sustainability, for net-zero world, and for 1,5 degree world sesuai dengan perjanjian Paris," tegas dia.
"Kalau Indonesia bisa mencapai net-zero, kita bukan hanya menginspirasi dunia, tapi kita juga bisa menjadi bagian dari solusi perubahan iklim yang benar-benar merupakan tantangan sejarah yang besar yang kita hadapi."
Advertisement
FPCI Kembali Gelar Indonesia Net-Zero Summit
Indonesia Net-Zero Summit (INZS) merupakan konferensi iklim dan menjadi ruang pertemuan bersama bagi menteri, pejabat, diplomat, aktivis, selebriti, pemuda, masyarakat sipil, dan berbagai kalangan lainnya untuk membicarakan isu iklim, khususnya di Indonesia.
Inisiatif ini dimaksudkan untuk menghimpun dan mengukuhkan komitmen Indonesia dalam menyelamatkan masa depan bangsa dari krisis iklim.
Tahun ini, tema yang diangkat dalam INZS 2024 adalah "S.O.S. Neraka Bocor: Climate Avengers Assemble!" dipilih untuk meyerukan darurat kondisi Bumi yang suhunya semakin mendekati neraka (melewati titik kritis 1,5°C) dan menekankan pentingnya aksi nyata serta gotong royong dari para "Climate Avengers" untuk mencegah bencana dan kehancuran.