Liputan6.com, Amsterdam - Perdana menteri (PM) Belanda yang baru telah melarang penggunaan telepon seluler dan perangkat seluler lainnya dalam rapat mingguan kabinet sebagai langkah yang bertujuan mengurangi risiko penyadapan digital oleh mata-mata.
"Ancaman spionase tidak lekang oleh waktu. Perangkat elektronik, telepon, iPad, semuanya adalah mikrofon kecil dan negara-negara juga berkepentingan dalam pengambilan keputusan di Belanda dan kita ingin mencegahnya. Ini tindakan yang sangat sederhana — semua ponsel diletakkan di tempat aman," ujar PM Dick Schoof, yang juga mantan kepala badan intelijen nasional, pada hari Jumat (23/8/2024).
Advertisement
Schoof, yang pemerintahan teknokratisnya mulai menjabat pada bulan Juli, mengatakan dia mengambil pendekatan yang berbeda berdasarkan pekerjaan sebelumnya di komunitas intelijen.
"Mungkin saya memiliki sedikit lebih banyak pengalaman dengan hal semacam itu," terangnya. "Jadi, bagi saya, itu adalah tindakan yang sepenuhnya wajar. Dan saya mendapati bahwa semua anggota kabinet langsung setuju."
Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Umum saat ini Erik Akerboom tahun lalu memperingatkan tentang spionase termasuk yang dilakukan oleh China yang menargetkan Belanda dan khususnya sektor teknologi tingginya.
"Kami melihat bahwa setiap hari mereka mencoba mencurinya dari Belanda," kata Akerboom kepada AP, seperti dikutip Sabtu (24/8).