Gelar EduVate 2024, Monash University Menggali Masa Depan Pendidikan Tinggi dengan Inovasi dan AI Generatif

Fokus utama dari acara ini adalah mengatasi tantangan yang dihadapi perguruan tinggi di era AI generatif.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 24 Agu 2024, 17:13 WIB
EduVate 2024. dok: ist

Liputan6.com, Jakarta - Monash University, Indonesia, bersama Monash University Malaysia dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) IV Jawa Barat dan Banten, menggelar acara EduVate 2024, pada 19 - 21 Agustus 2024.

Dengan mengusung tema ‘Learning and Teaching Innovation Showcase in Higher Education’, EduVate 2024 dihadiri lebih dari 200 peserta, termasuk akademisi dan tokoh-tokoh berpengaruh yang berkumpul untuk membahas isu-isu terkini serta solusi inovatif di bidang pendidikan tinggi.

Fokus utama dari acara ini adalah mengatasi tantangan yang dihadapi perguruan tinggi di era AI generatif.

Pro Vice-Chancellor & President Monash University, Indonesia, Profesor Matthew Nicholson, menekankan pentingnya adaptasi pendidikan tinggi terhadap perkembangan teknologi.

“Acara EduVate ini dirancang untuk menampilkan pendekatan strategis dan mendalam dalam mengintegrasikan pembelajaran inovatif di tingkat pendidikan tinggi, yang diharapkan membuka jalan bagi keunggulan akademik dan penelitian,” ujar Profesor Matthew, dalam keterangannya, Jumat (23/8/2024).

Senada dengan hal tersebut, Samsuri, Kepala LLDIKTI IV Jawa Barat dan Banten, menyatakan bahwa EduVate 2024 merupakan langkah penting untuk memperkuat kolaborasi antar institusi pendidikan tinggi.

"Acara ini menunjukkan bagaimana masa depan pendidikan terletak pada kolaborasi, inovasi, dan komitmen terhadap proses pembelajaran yang berkesinambungan, memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal di lanskap yang terus berubah ini," ucap Samsuri.

 


Ada 4 elemen kunci dalam pendidikan

Dalam sesi diskusi, beberapa tokoh terkenal turut menyumbangkan pandangan mereka. Najelaa Shihab, psikolog dan pendiri Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK), menekankan empat elemen kunci dalam pendidikan: Kompetensi, Kemerdekaan, Kolaborasi, dan Karier.

"Dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang transformatif, para akademisi harus berkesinambungan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka (Kompetensi), memiliki kebebasan untuk berinovasi dalam metode pengajaran mereka (Kemerdekaan), terlibat aktif dalam kemitraan dengan rekan sejawat dan industri (Kolaborasi), serta memiliki jalur yang jelas untuk pengembangan karier (Karier)," sambung Najelaa.

Sementara itu, CEO NSEI Paragon Corp, Salman Subakat, berbicara tentang pentingnya kolaborasi akademik-industri.

“Dengan mengintegrasikan perjalanan 39 tahun Paragon sebagai perusahaan kosmetik terkemuka di Indonesia dan keunggulan riset Monash University—seperti dalam inovasi bioteknologi—kami dapat membangun kemitraan yang kuat. Kolaborasi ini sangat penting untuk membuka peluang terciptanya program bersama yang menggabungkan keunggulan akademis dan pengalaman praktis di dunia nyata, memastikan lulusan dibekali keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja yang dinamis saat ini,” tambah Salman. 


Komitmen pada pembelajaran yang berkesinambungan

Sementara itu, Itje Chodidjah, Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, menyoroti sejumlah strategi bagi akademisi di pendidikan tinggi Indonesia untuk terus eksis dan relevan di bidang yang mereka tekuni.

“Penting mengintegrasikan teknologi dalam mendukung terciptanya lingkungan belajar yang responsif terhadap kebutuhan mahasiswa yang unik, memastikan perangkat digital benar-benar mendukung kegiatan dan hasil akademis," kata Itje.

"Para akademisi juga harus berkomitmen pada pembelajaran yang berkesinambungan, konsisten memperbarui ilmu dan keterampilan mereka. Kemampuan beradaptasi dan berinovasi juga perlu ditingkatkan dalam menghadapi perubahan global, agar kelak dapat selalu menghadirkan pengalaman pendidikan yang dinamis dan berwawasan ke depan,” sambungnya.

 


AI Generatif dan Masa Depan Pendidikan

Salah satu topik utama di EduVate 2024 adalah dampak AI generatif dalam pendidikan. Survei Global McKinsey menunjukkan bahwa AI generatif diperkirakan akan membawa perubahan besar dalam berbagai industri.

Diskusi di acara ini menyoroti bagaimana AI dapat memperluas akses ke pembelajaran yang dipersonalisasi dan memperkaya pengalaman belajar mahasiswa.

“AI tidak akan menggantikan kecerdasan manusia. Sebaliknya, teknologi ini akan menggarisbawahi pentingnya keterampilan dasar seperti berpikir kritis, problem-solving, dan kreativitas dalam menghadapi potensi bias dan keterbatasan yang mungkin timbul oleh AI,” ungkap Profesor Nicholson.

Monash University, Indonesia, telah menerapkan visualisasi data berbasis AI dalam berbagai aplikasi nyata. Salah satunya adalah kerjasama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) untuk memantau ujaran kebencian selama Pemilu 2024. Pendekatan ini akan diterapkan lagi dalam Pilkada serentak pada bulan November mendatang.

 

kurikulum tiap era pemerintahan (liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya