Aksi Kawal Demokrasi oleh Mahasiswa di Sukabumi Sempat Disusupi Kelompok Tak Dikenal

Aksi demonstrasi ratusan mahasiswa sempat diduga disusupi anarko, massa menjebol gerbang DPRD Kota Sukabumi hingga berakhir membakar ban di tugu Adipura.

oleh Fira Syahrin diperbarui 26 Agu 2024, 04:00 WIB
Aksi kawal demokrasi terhadap Putusan MK oleh ratusan mahasiswa di depan DPRD Kota Sukabumi (Liputan6.com/Fira Syahrin).

Liputan6.com, Sukabumi - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Cipayung Plus Sukabumi melakukan aksi demonstrasi kawal demokrasi di depan DPRD Sukabumi, berlangsung panas.

Di tengah unjuk rasa pada Jumat (23/8/2024) siang, massa menjebol gerbang kantor DPRD Kota Sukabumi hingga aksi saling dorong dengan aparat pun tak terhindarkan.

[bacajuga:Baca Juga](5682920 5682522 5680570

Tak berselang lama, ada mahasiswa yang diduga dipukul oleh orang tak dikenal. Insiden itu terjadi di tengah perjalanan massa demonstran dari DPRD Kota Sukabumi menuju Tugu Adipura, tepatnya di Jalan RE Martadinata.

Ketua II Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sukabumi Sahal Mahfudz mengatakan, setelah ada dugaan penyusupan oleh kelompok tidak dikenal tersebut, situasi sempat kisruh. 

"Kenapa tadi ada sedikit kekacauan gesekan karena memang massa Cipayung dan BEM lalu ada kemudian massa yang memang datang di tengah. Nah itu yang kemudian menjadi oknum katakanlah untuk jadi chaos terjadi keributan," kata Sahal.

Namun sejauh ini dia menilai pengamanan dan pengawalan dari pihak kepolisian berjalan cukup baik. Dalam aksinya, mereka menuntut agar pemerintah dan DPR mengikuti putusan Mahkamah Agung nomor 60/PUU-XXII/2024, dan putusan Mahkamah Konstitusi nomor 70/PUU-XXII/2024. 

"Ini ada empat atau tiga hari lagi ke tanggal 27 jangan sampai kemudian KPU itu menggunakan syarat RUU Pilkada meski oleh media dan DPR RI menyatakan tidak akan mengesahkan RUU Pilkada itu," jelasnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Polisi Sebut Aksi Demonstrasi Berjalan Kondusif

Aksi kawal demokrasi terhadap Putusan MK oleh ratusan mahasiswa di depan DPRD Kota Sukabumi (Liputan6.com/Fira Syahrin).

Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rita Suwadi mengatakan, sejauh ini belum ada laporan dari mahasiswa. Dia mengatakan, sebanyak 541 anggota dari Brimob dan TNI diturunkan untuk mengawal aksi ini. 

"Itu kesalahpahaman saja dan sudah terkendali dengan tertib dan segera. Dugaan penyusup? massa kan gabungan. Nggak ada, nggak ada chaos-chaos. Nggak ada laporan," kata Rita.

"Iya karena memang semua berjalan dengan kondusif. Dalam artian kalau terjadi bentrok, kemudian ada yang merasa dirugikan pasti ada laporan. Sampai sekarang tidak ada (laporan) karena semua berjalan dengan kondusif," sambung dia.

Para mahasiswa datang dengan membawa bendera organisasi masing-masing seperti HMI, PMII, Himasi, KAMMI, GMNI, IMM, Himas Persis dan Universitas Nusa Putra. 

Demonstrasi itu dilakukan hingga malam hari. Mereka membubarkan diri setelah ditemui oleh Wakil Ketua DPRD Jona Arizona dan Ketua KPU Kota Sukabumi Imam Sutrisno. 


DPRD Bakal Sampaikan Aspirasi Mahasiswa

Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi Fraksi Golkar Jona Arizona menemui mahasiswa di Tugu Adipura, dia menyampaikan komitmen akan menyalurkan aspirasi mahasiswa kepada DPR RI. 

"Kami DPRD tentu berkomitmen aspirasi yang mereka sampaikan akan kita teruskan dan akan kita tindaklanjuti ke DPR RI karena komitmen kami sampai dengan keterangan pimpinan bahwa Revisi UU Pilkada per hari kemarin menyampaikan karena rapat paripurna tidak kuorum tidak bisa dilanjutkan karena tuntutan dari adik-adik mahasiswa," ujarnya.

"Komisioner KPU juga datang di tengah-tengah mahasiswa berkomitmen. Dan kami pun DPRD apa yang menjadi tuntutan mahasiswa akan kita tindaklanjuti dan teruskan ke DPR RI," sambung dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya