Profil Pavel Durov, Pendiri Telegram yang Ditahan di Prancis Karena Hal Ini

Miliarder Prancis-Rusia berusia 39 tahun itu ditahan di bandara Le Bourget di utara ibu kota Prancis pada Sabtu malam

oleh Sulung Lahitani diperbarui 25 Agu 2024, 13:01 WIB
Menkominfo Rudiantara menyambut kedatangan pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov setibanya di kantor Kemenkominfo, Jakarta, Selasa (1/8). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Polisi Prancis menangkap pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov pada hari Sabtu di sebuah bandara dekat Paris atas dugaan pelanggaran yang terkait dengan aplikasi pengiriman pesan populer tersebut, demikian dilaporkan media Prancis.

Miliarder Prancis-Rusia berusia 39 tahun itu ditahan di bandara Le Bourget di utara ibu kota Prancis pada Sabtu malam, kata salah seorang pejabat kepada AFP, yang meminta namanya sebagai anonim.

Menurut Reuters, kantor berita televisi Prancis TF1 TV dan BFM TV juga melaporkan penangkapan tersebut, dengan mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

Ia baru saja melakukan perjalanan dari Baku, Azerbaijan, kata sumber lain yang dekat dengan kasus tersebut kepada AFP. Durov diperkirakan akan hadir di pengadilan pada hari Minggu.

Telegram tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters, dan Kementerian Dalam Negeri Prancis serta polisi Prancis juga tidak memberikan komentar.

OFMIN Prancis, sebuah badan yang bertugas mencegah kekerasan terhadap anak di bawah umur, telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Pavel Durov sebagai badan koordinasi dalam penyelidikan awal atas dugaan pelanggaran termasuk penipuan, perdagangan narkoba, perundungan siber, kejahatan terorganisasi, dan promosi terorisme, salah satu sumber yang dekat dengan kasus tersebut mengatakan kepada AFP.

Durov diduga gagal mengambil tindakan untuk mengekang penggunaan platformnya, Telegram, untuk tujuan kriminal.

"Sudah cukup impunitas Telegram," kata salah satu penyidik, seraya menambahkan mereka terkejut Durov datang ke Paris karena tahu dia adalah buronan.

 

 


Menjunjung privasi pengguna

Bos Telegram, Pavel Durov menyambangi kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Selasa (1/8/2017). (Foto: Liputan6.com/Angga Yuniar)

Durov memulai Telegram pada tahun 2013 dan meninggalkan Rusia pada tahun 2014 setelah dia dikeluarkan dari VKontakte — situs jejaring sosial populer di Rusia yang didirikannya bersama — setelah ditekan oleh Kremlin untuk menyerahkan data pribadi pengguna, yang ditolaknya.

Dalam wawancara tahun 2016 dengan "60 Minutes," Durov mengatakan dia "ngeri" saat mengetahui bahwa Telegram — yang dirancang untuk dienkripsi secara ketat sehingga pemerintah tidak dapat mengakses data pribadi pengguna — digunakan oleh kelompok teroris seperti ISIS untuk berkomunikasi.

"Saya pribadi mendukung sisi privasi," kata Durov dalam wawancara itu saat ditanya apakah masalah privasi lebih besar daripada risiko keamanan.

"Namun satu hal yang harus jelas adalah bahwa Anda tidak dapat membuat satu pengecualian untuk penegakan hukum tanpa membahayakan komunikasi pribadi ratusan juta orang karena enkripsi aman atau tidak."

 


Profil Pavel Durov sang pendiri Telegram

Menkominfo Rudiantara menerima kunjungan pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov setibanya di kantor Kemenkominfo, Jakarta, Selasa (1/8). Pertemuan Menkominfo dengan Durov untuk menindaklanjuti pemblokiran Telegram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pavel Valeryevich Durov adalah sosok di balik kesuksesan Telegram, salah satu aplikasi pesan instan paling populer di dunia. Lahir pada 10 Oktober 1984 di Leningrad, Rusia (sekarang St. Petersburg), Durov dikenal sebagai pengusaha teknologi yang visioner dan inovatif. Dia telah membuktikan kemampuannya dalam menciptakan platform digital yang menjunjung tinggi privasi dan kebebasan berkomunikasi.

Awal Karier dan Pendirian VKontakte

Sebelum mendirikan Telegram, Durov dikenal sebagai pendiri VKontakte (VK), sebuah jejaring sosial yang mirip dengan Facebook. VK yang didirikan pada 2006 segera menjadi platform media sosial terbesar di Rusia dan negara-negara CIS. Kesuksesan VK tak lepas dari kepiawaian Durov dalam mengelola produk digital dan membangun komunitas online.

Namun, perjalanannya di VK tidak selalu mulus. Pada 2014, Durov dipaksa meninggalkan perusahaannya sendiri setelah berselisih dengan pihak berwenang Rusia terkait penolakan untuk menyerahkan data pengguna dan memblokir kelompok oposisi. Pengalaman ini kemudian menjadi landasan penting bagi Durov dalam mendirikan Telegram, di mana ia menekankan pentingnya kebebasan berekspresi dan privasi pengguna.

 


Lahirnya Telegram

Bukan cuma aplikasi Telegram yang disukai banyak orang, penciptanya, Pavel Durov juga bikin cewek-cewek pada baper. (Foto: scontent.cdninstagram.com)

Pada 2013, Pavel Durov bersama saudaranya, Nikolai Durov, meluncurkan Telegram sebagai aplikasi pesan instan yang aman. Telegram dengan cepat mendapatkan perhatian berkat fitur enkripsinya yang kuat dan kebijakan non-intervensi terhadap data pengguna. Dengan prinsip "privacy first," Telegram menarik jutaan pengguna yang menghargai privasi, terutama di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang pengawasan digital.

Telegram menjadi populer di seluruh dunia, terutama di negara-negara yang memberlakukan sensor ketat terhadap media sosial. Durov terus menjaga Telegram sebagai platform independen tanpa pengaruh pemerintah, menjadikannya salah satu aplikasi yang tetap konsisten dalam menjaga kebebasan berkomunikasi.

 


Prinsip dan Filosofi Durov

CEO Telegram Pavel Durov, mengikuti tantangan #PutinShirtlessChallenge. (Foto: Instagram @durov)

Pavel Durov dikenal sebagai sosok yang teguh memegang prinsipnya. Ia berkomitmen untuk memastikan Telegram bebas dari pengaruh eksternal dan menjaga privasi pengguna sebagai prioritas utama. Filosofi ini tercermin dalam kebijakan Telegram yang menolak memberikan data pengguna kepada pihak ketiga, termasuk pemerintah.

Selain itu, Durov juga dikenal sebagai figur yang antikemapanan dan skeptis terhadap regulasi pemerintah yang berlebihan. Sikapnya ini sering kali membuatnya bertentangan dengan otoritas di berbagai negara, tetapi hal tersebut justru memperkuat posisinya sebagai pelindung hak digital dan privasi individu.

Gaya Hidup Minimalis dan Pandangan Hidup

Di luar bisnis, Durov dikenal memiliki gaya hidup minimalis. Ia mengadopsi pola hidup yang sangat sederhana, tidak memiliki properti, dan sering bepergian dari satu tempat ke tempat lain. Durov percaya bahwa kebebasan sejati hanya dapat dicapai dengan melepaskan keterikatan pada materi. Filosofinya tentang kesederhanaan dan kebebasan ini menjadi inspirasi bagi banyak pengusaha dan individu di seluruh dunia.

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya