Pamsimas Bakal Mengatasi Kekeringan di Bangkalan Akibat Kemarau

12 desa yang menjadi sasaran program tersebut masing-masing Desa Bates, Kecamatan Blega, Desa Lerpak, Kecamatan Geger, Desa Gili Anyar, Kecamatan Kamal, lalu Desa Manonggal dan Desa Bantean, Kecamatan Klampis.

oleh Erik diperbarui 25 Agu 2024, 14:35 WIB
Lahan pertanian kekeringan, petani terancam gagal panen di Kecamatan Kebonpedes Kabupaten Sukabumi (Liputan6.com/Fira Syahrin).

Liputan6.com, Bangkalan - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan, Jawa Timur, membangun sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) guna mengatasi kekeringan dan kekurangan air bersih yang biasa terjadi saat musim kemarau seperti saat ini.

"Ada 12 titik yang menjadi sasaran program ini," kata Kepala Bidang (Kabid) Infrastruktur dan Wilayah pada Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemkab Bangkalan Felgie Suryaprana di Bangkalan, Sabtu (24/8/2024).

Ke 12 desa yang menjadi sasaran program tersebut masing-masing Desa Bates, Kecamatan Blega, Desa Lerpak, Kecamatan Geger, Desa Gili Anyar, Kecamatan Kamal, lalu Desa Manonggal dan Desa Bantean, Kecamatan Klampis.

Selanjutnya, Desa Sokolilo Barat, Desa Labang, dan Desa Pangpong, Kecamatan Labang, serta Desa Pernajuh, Kecamatan Socah.

Tiga desa lainnya adalah Desa Soket Laok, Kecamatan Tragah, lalu Desa Lembung Gunong, Kecamatan Kokop dan yang terakhir Desa Ampara’an, Kecamatan Kokop.

Felgie menjelaskan pembangunan Pamsimas itu atas bantuan pemerintah pusat, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 775/KPTS/M/2024 tentang Penetapan Lokasi Kegiatan Infrastruktur Berbasis Masyarakat Direktorat Jenderal Cipta Karya.

"Saat ini, pengerjaan proyek mulai dilakukan setelah sebelumnya kami menyampaikan sosialisasi kepada aparat desa dan perwakilan masyarakat desa yang menjadi sasaran program ini," katanya, menjelaskan.

Total anggaran yang diterima oleh setiap desa penerima manfaat adalah sebesar Rp445 juta.

 


Anggaran dari APBN dan Swadaya Masyarakat

Menurut Felgie, anggaran itu terdiri dari Rp400 juta yang berasal dari APBN dan Rp45 juta dari swadaya masyarakat.

Sesuai dengan petunjuk teknik (juknis) dan petunjuk pelaksanaan (juklak) dana tersebut digunakan untuk beberapa pekerjaan penting, seperti pembangunan sumur bor, tandon, pompa, instalasi listrik, pipa, uji laboratorium, pelatihan, serta biaya operasional kelompok masyarakat (BOP Pokmas).

"Kami berharap program Pamsimas ini dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat desa yang terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih, terutama dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan melalui akses air bersih dan sanitasi yang memadai," katanya.

Infografis Kemarau Panjang, Indonesia Terancam Kekeringan. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya