Liputan6.com, Jakarta Meskipun banyak yang bercita-cita untuk memiliki rumah atau menikah, sebuah studi baru menemukan bahwa prioritas Gen Z telah berubah dan malah menghabiskan uang mereka untuk hal lain.
Bukan rahasia lagi bahwa membeli rumah saat ini terasa sangat mustahil karena ekonomi saat ini, dan tampaknya hal itu telah mengubah rencana orang-orang untuk masa depan. Orang-orang tidak lagi bercita-cita untuk membeli rumah dan menetap sebelum mereka berusia 30 tahun - dan ditemukan bahwa tonggak-tonggak tradisional ini mulai kehilangan daya tarik bagi Gen Z.
Advertisement
Sebaliknya, menginvestasikan uang hasil jerih payah mereka untuk liburan menjadi lebih menarik - karena ditemukan bahwa biaya perjalanan jarak jauh yang mahal adalah satu-satunya hal yang menghalangi mereka untuk bepergian.
Dihimpun dari Mirror, sebuah studi oleh First Choice menemukan bahwa anak muda Inggris merasa "cemas" saat menginjak usia 30 (27%), dan sepertiga (31%) merasa mereka seharusnya memiliki pengalaman hidup yang lebih menyenangkan, oleh karena itu semakin banyak orang yang lebih suka pergi berlibur dan membuat kenangan daripada menetap.
Menjelang menginjak usia 30, penelitian tersebut menemukan bahwa hampir setengah (44%) dari mereka yang disurvei bertekad untuk melakukan perjalanan besar sebelum ulang tahun ke-30 mereka dan ingin mendorong diri mereka keluar dari zona nyaman. Hal ini terjadi setelah setengah dari mereka yang ditanya hanya pernah mengunjungi lima negara atau kurang (58%) yang mungkin menjadi alasan mengapa begitu banyak yang ingin bepergian daripada membeli rumah dan bertunangan.
Destinasi yang paling diinginkan
Destinasi yang paling diinginkan adalah Thailand, Barbados, dan Meksiko, yang memanfaatkan kehidupan malam, budaya, dan alam sebaik-baiknya. Meskipun biaya perjalanan ini menjadi alasan utama anak muda Inggris tidak pergi, dan berdasarkan penelitian oleh First Choice, situs liburan tersebut kini bertujuan untuk membantu orang berusia 20-an mewujudkan perjalanan impian mereka.
"Kami benar-benar merasakan tekanan yang muncul saat mendekati usia 30," kata direktur pelaksana First Choice, Bart Quinton Smith. "Faktanya, seperti banyak pelanggan kami, merek First Choice adalah produk baru tahun 90-an dan pada September 2024 kami sendiri mencapai ulang tahun bersejarah tersebut. Banyak pelanggan kami tumbuh bersama kami, pergi berlibur ke resor keluarga mereka ke Splashworld pada tahun 00-an dan perjalanan mabuk pertama mereka ke Kos atau Malaga bersama kami di akhir masa remaja mereka."
Berikut 10 Destinasi Teratas tujuan anak muda Inggris:
- Thailand
- Barbados
- Meksiko
- Singapura
- Jamaika
- Mauritius
- Kosta Rika
- Republik Dominika
- Sri Lanka
- Goa, India
Advertisement
6 Bahan Alami Ini Ampuh Buat Hilangkan Bekas Luka, Mudah Didapat
Jika kamu pernah terjatuh dari sepeda dan berdarah, besar kemungkinan lukamu itu akan membekas di kulit. Apa yang kamu pikirkan ketika melihat bekas luka pada bagian kulitmu? Kamu mungkin berpikir untuk menghilangkan bekas luka itu dengan cepat.
Bekas luka sebetulnya bagian dari proses penyembuhan untuk menggantikan kulit yang rusak. Semakin parah lukamu maka akan semakin besar bekas luka yang terbentuk. Hal ini yang membuat lama sebentarnya kulitmu kembali seperti semula. Namun, ada beberapa bahan alami yang dapat kamu gunakan untuk menghilangkan bekas luka seperti dikutip dari Healthline, Senin (06/02/2023) berikut ini
1. Lidah Buaya
Jika kamu memiliki luka pada bagian kaki atau tanganmu, gunakanlah lidah buaya untuk membantu menyembuhkan luka tersebut. Selain membantu penyembuhan, lidah buaya juga dapat digunakan untuk membantu menghilangkan bekas luka secara alami. Kamu dapat mengoleskan lidah buaya ke dalam bekas lukamu sebanyak dua kali sehari.
Cara untuk mengaplikasikannya adalah dengan mengambil gel yang ada pada lidah buaya. Kemudian, oleskan gel lidah buaya ke dalam luka dengan melakukan gerekan memutar. Tunggu hingga setengah jam dan bilaslah dengan air bersih.
5 Cara Mengatasi Depresi Akibat Pindah Rumah
Dalam hidup, pasti rasanya sudah tidak terhitung berapa kali kita berpindah. Entah pindah rumah atau lokasi baru yang sering kali dianggap sebagai sesuatu yang positif.
Namun, transisi kehidupan ini dapat menyebabkan depresi bagi sebagian orang, bukannya semangat atau kegembiraan. Anda tidak sendirian jika mengalami kesulitan dengan pikiran dan emosi negatif yang terus-menerus setelah pindah.
Fenomena ini sering disebut relocation depression, dan ini dapat menjadi respons yang dapat dimengerti terhadap stres akibat perubahan hidup yang signifikan. Pernahkah Anda sendiri mengalaminya?
Dilansir dari Betterhelp, Rabu (21/8/2024), relocation depression bukanlah diagnosis klinis formal, tetapi mengalami tantangan kesehatan mental setelah pindah dapat merupakan bentuk gangguan penyesuaian atau depresi situasional.
Mengadopsi kebiasaan self-care yang sehat, menciptakan atau mengadaptasi rutinitas yang sudah dikenal, dan menemukan fitur yang menenangkan dari lokasi baru Anda dapat mengurangi stres dengan membantu Anda merasa di rumah.
Advertisement