Liputan6.com, Jakarta - Erik ten Hag kini berada di bawah sorotan. Dia diharapkan untuk meraih setidaknya dua trofi dan membawa Manchester United kembali ke empat besar Liga Inggris guna memastikan perpanjangan kontraknya.
Pelatih asal Belanda ini memulai musim baru dengan tekanan yang cukup besar, meskipun INEOS telah meredakan spekulasi tentang masa depannya yang beredar sepanjang musim panas.
Advertisement
Sebelumnya, banyak yang memperkirakan bahwa Ten Hag akan dipecat setelah MU mengalami performa terburuk di Liga Inggris dan Liga Champions pada musim lalu.
Namun, keberhasilan meraih Piala FA dengan mengalahkan Manchester City di Wembley, ditambah dengan kemenangan di Piala Carabao pada tahun 2023, memberikan harapan baru. Hal ini membuat manajemen klub kembali mempercayakan masa depan kepada Erik ten Hag.
Meskipun demikian, alih-alih memberikan kontrak baru, INEOS memilih untuk mengaktifkan klausul perpanjangan kontrak selama 12 bulan, yang kini akan berlanjut hingga tahun 2026.
Syarat yang Tak Bisa Ditolak
Chris Waddle meyakini bahwa pelatih berusia 54 tahun tersebut akan berada di bawah sorotan tajam jika ia tidak berhasil membawa Manchester United kembali ke jajaran elit Eropa dan menambah koleksi trofi mereka pada bulan Mei mendatang.
"Dia perlu meraih lebih banyak gelar. Meskipun telah memenangkan Piala FA musim lalu, sangat penting bagi mereka untuk terus meraih kemenangan," ungkap Waddle kepada Express Sport.
"Jika mereka gagal finis di empat besar, banyak penggemar yang akan merasa sangat kecewa dan mungkin mulai beraksi. Kita semua tahu bahwa Manchester United adalah klub besar."
"Mereka harus selalu berada di posisi empat besar setiap tahunnya dan bersaing untuk meraih gelar. Ten Hag berbicara dengan baik; dia terbuka, jujur, dan merupakan sosok yang baik. Namun, tim ini harus mampu finis di empat besar. Jika tidak, pertanyaan-pertanyaan akan mulai muncul."
Advertisement
Tekanan Berat Manchester United
Manchester United telah menggelontorkan lebih dari 150 juta untuk mendatangkan empat pemain baru di musim panas ini, yaitu Joshua Zirkzee, Leny Yoro, Matthijs de Ligt, dan Noussair Mazraoui. Namun, mantan pemain internasional Inggris, Waddle, meragukan strategi rekrutmen yang diterapkan oleh INEOS, dan merasa tidak ada tambahan terbaru dari Ten Hag yang benar-benar mengesankan.
"Ini adalah masa yang sulit bagi Manchester United dan mungkin juga bagi para penggemar. Selama bertahun-tahun, mereka telah mendominasi," ungkap Waddle.
"Pemain yang mereka incar juga ingin bergabung dengan Man Utd, dan sebenarnya cukup mudah bagi mereka untuk merekrut pemain. Namun, kini tim-tim lain mulai muncul sebagai pesaing. Arsenal, misalnya, menjadi daya tarik yang besar."