Target Tembus Rp26 Triliun di 2025, Pendapatan Sektor Kelautan dan Perikanan Jabar di Atas Rerata

Tahun sebelumnya, sektor kelautan perikanan menyumbang Rp23 triliun terhadap PDRB Jabar secara keseluruhan.

oleh Arie Nugraha diperbarui 27 Agu 2024, 03:00 WIB
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Jabar) menargetkan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) di sektor kelautan dan perikanan pada 2025 menembus Rp26 triliun.

Tahun sebelumnya, sektor kelautan dan perikanan menyumbang Rp23 triliun terhadap PDRB Jabar secara keseluruhan. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi Jabar pada triwulan II-2024 ada di angka 4,9 persen.

"Kontribusi sektor perikanan dan kelautan terhadap PDRB Jabar kita targetkan untuk tahun depan naik menjadi Rp26 triliun dengan laju pertumbuhanya di atas rata-rata Jabar, yaitu 5,5 persen," ujar Herman dalam siaran medianya ditulis Minggu (25/8/2024).

Herman mengatakan, pertumbuhan ekonomi di sektor kelautan dan perikanan mempunyai potensi besar untuk ditingkatkan. Apalagi Jabar memiliki kekayaan melimpah di pesisir selatan maupun utara.

Untuk mengejar target tersebut, otoritasnya juga akan mengoptimalkan peran para pelaku industri perikanan agar lebih memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.

"Potensinya sektor ini besar sekali dan kita tadi diskusi tentang pengembangan atau optimasi bersama pelaku industri kelautan dan perikanan," kata Herman selepas membuka forum diskusi dengan para pelaku industri kelautan dan perikanan skala menengah dan besar di Plaza Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (24/8/2024).

Herman berharap eksplorasi sumber daya kelautan dan perikanan ini juga berdampak pada terbukanya lapangan pekerjaan yang lebih luas bagi masyarakat.

Sehingga, hal tersebut dapat menekan angka pengangguran di Jabar yang saat ini mencapai 6 persen.

"Kami juga berharap dari sektor ini bisa membuka lapangan pekerjaan sehingga menjadi salah satu solusi mengatasi pengangguran di Jabar," tutur Herman.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Kekayaan Laut Melimpah

Kepala Bidang Pembudidayaan Ikan Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jabar Dede Hermawan mengungkap bahwa Provinsi Jabar memiliki kekayaan laut yang melimpah sehingga mempunyai potensi besar di sektor perikanan.

Menurutnya, konsumsi ikan yang tinggi tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan, tapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan keberlanjutan sumber daya perikanan.

"Oleh karena itu upaya untuk mempromosikan konsumsi ikan harus menjadi prioritas dalam program kerja, yang kita tahu bahwa kegiatan ini adalah salah satunya untuk mendukung peningkatan angka konsumsi ikan," tutur Dede.

"Ini juga salah satu program dalam rangka mendukung pencegahan stunting," tambahnya.

Terkait stunting, ujar Dede, tak boleh hanya terhenti pada penyuluhan dan kampanye, tapi juga perlu penguatan sistem distribusi dan pemasaran ikan yang berkualitas, serta peningkatan akses masyarakat terhadap produk perikanan yang sehat dan bergizi.

"Dibutuhkan keterlibatan aktif semua pihak baik kabupaten dan kota maupun organisasi masyarakat guna mencapai tujuan bersama ini," tuturnya.

Lebih lanjut Dede mengingatkan pentingnya menjaga kualitas dan keberlanjutan sumber daya perikanan, dimana upaya pelestarian dan pengelolaan yang bijaksana akan memastikan bahwa generasi mendatang juga dapat menikmati manfaat kekayaan laut yang dimiliki.

 


Potensi Jumbo Budidaya Perikanan Indonesia

Dilansir Liputan6.com, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus melakukan terobosan-terobosan untuk pengembangan budidaya perikanan di Indonesia.

Salah satunya membangun modeling budidaya berkelanjutan untuk komoditas unggulan ekspor, yaitu udang, rumput laut, dan nila salin yang sudah beroperasi saat ini di Kebumen, Wakatobi, dan Karawang.

Selain itu, potensi pengembangan perikanan tuna di Indonesia juga luar biasa. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran (Unpad) Yudi Nurul Ihsan, mengakui besarnya potensi tuna di Indonesia. Sebarannya di antaranya ada di Laut Banda, selatan Bali, Jawa, barat Sumatera.

"Kita punya potensi untuk mengembangkan budidaya tuna, khususnya tuna sirip kuning. Sekitar tahun 2010, pemerintah pernah melakukan uji coba di UPT KKP di Gondol, saya kira ini perlu dibangkitkan lagi dan perlu didukung oleh perbankan, dan investasi dari luar juga cukup bagus," ujar Yudi dikutip dari Antara, Kamis (2/5/2024).

"Khusus di tuna, kita punya potensi bahkan untuk menyiapkan indukan tuna sirip kuning. Laut Banda, selatan Bali, Jawa, barat Sumatera utamanya di sana besar sekali potensinya. Kita bisa kembangkan model budidaya dengan keramba jaring apung di laut. Gondol (Bali) saya rasa bisa dijadikan salah satu modeling untuk budidaya ikan tuna sirip kuning, mulai dari indukannya, pemijahannya," pungkas Yudi.

Dibalik hal tersebut, langkah Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menempatkan pembangunan perikanan budidaya berkelanjutan sebagai salah satu program prioritas KKP, dinilai perlu didukung semua pihak.

 


Perlu Terobosan

Sektor budidaya memerlukan terobosan-terobosan karena akan menjadi masa depan perikanan untuk memenuhi kebutuhan pangan, pertumbuhan ekonomi, maupun sebagai solusi menjaga keberlanjutan ekosistem laut.

"Ide Pak Menteri saya kira perlu didukung tentang upaya untuk budidaya perikanan. Budidaya khususnya mariculture (budidaya di laut) bisa jadi masa depan perikanan karena ke depan tidak bisa lagi menggantungkan dari pemanfaatan sumber daya di alam atau perikanan tangkap, sebab kalau terus dieksploitasi akan mengecil potensi, sementara potensi perikanan budidaya besar sekali," ujar dia.

Menurut data yang dimiliknya, Indonesia memiliki lahan untuk pengembangan budidaya perikanan di laut sekitar 24 juta hektare. Dari angka itu, yang baru dimanfaatkan rata-rata di bawah 5 persen.

Lahan Budidaya Laut

Selain potensi lahan budidaya laut yang besar, komoditas yang bisa dikembangkan juga beragam. Diantaranya lobster, abalone, kerapu, rumput laut, bahkan tuna sirip kuning yang memiliki nilai jual tinggi di pasar domestik maupun global.

Di samping itu, upaya Menteri Trenggono menggandeng negara yang lebih maju teknologi budidaya perikanannya seperti Vietnam dan Jepang dinilai Yudi keputusan tepat untuk mendorong pengembangan budidaya berkelanjutan di Indonesia. Langkah tersebut sudah dibuktikan oleh Vietnam pada tahun 1970an yang berani belajar ke negara yang lebih baik teknologi perikanan budidayanya.

"Saya kira ini perlu kita tiru agar budidaya perikanan tidak jalan di tempat bahkan malah mundur. Ini juga menjadi tantangan buat stakeholder perikanan sehingga upaya Pak Menteri menjadikan budidaya perikanan khusus di laut sebagai program prioritas harus disambut dengan baik. Dukungan pembiayaan melalui perbankan, investasi dari luar juga cukup bagus," pungkasnya. (Arie Nugraha).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya