Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam selalu berharap mendapatkan syafaat di hari Kiamat. Sebab, dengan syafaat seseorang akan terselamatkan.
Baca Juga
Advertisement
Amal dan ibadah saja tak cukup untuk selamat di hari kiamat, terlebih akhirat. Butuh syafaat agar bahagia di akhirat.
Artikel mengenai amalan yang bisa dilakukan seorang muslim untuk mendapatkan syafaat di Hari Kiamat menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Minggu (25/8/2024).
Artikel kedua yang juga menyita perhatian adalah kisah Mbah Kholil Bangkalan bikin miring gedung besar untuk memberi pelajaran ke orang-orang sombong.
Sementara, artikel ketiga terpopuler yaitu karomah KH Mahrus Ali yang tahu keunikan Gus Miek, yang menunjukkan tanda-tanda keistimewaan saat nyantri di Ponpes Lirboyo.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Rutinkan Baca Sholawat Ini, Rasulullah SAW Bersaksi di Hari Kiamat akan Beri Syafaat
Pada hari kiamat atau tepatnya setelah dikumpulkan di Padang Mahsyar, setiap orang membutuhkan pertolongan. Istilah untuk menyebut pertolongan saat hari kiamat adalah syafaat.
Syafaat di hari kiamat akan menyelamatkan seseorang terbebas dari kobaran api neraka. Syafaat akan menjadi perantara seseorang masuk surga. Tentu syafaat yang akan diberikan nanti didasari perbuatannya selama di dunia.
Salah satu golongan yang akan mendapat syafaat adalah orang yang sering membaca Al-Qur’an. Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah Al-Qur’an karena pada hari kiamat, ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya.” (HR. Muslim)
Selain membaca Al-Qur’an, ternyata masih ada amalan lain yang bisa menjadi sebab seseorang mendapat syafaat. Adalah sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Ada banyak redaksi sholawat. Salah satunya adalah sholawat Ibrahimiyah. Rasulullah SAW menyebut jika membaca sholawat ini ia akan bersaksi untuk memberi syafaat di hari kiamat. Berikut penjelasan lengkapnya.
Advertisement
2. Kisah Mbah Kholil Bangkalan Bikin Miring Gedung Besar Hanya dengan Satu Kaki, Karomah Wali
KH Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau Mbah Kholil Bangkalan adalah ulama besar Indonesia yang berasal dari Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Karenanya, di belakang namanya, ada nama Bangkalan.
Mbah Kholil juga dikenal dengan sebutan Syaikhona Kholil Bangkalan. Penyebutan syaikhona di depan namanya merupakan bentuk penghormatan karena beliau adalah guru dari para ulama tanah air.
Mbah Kholil dikenal sebagai sosok wali yang memiliki karomah luar biasa. Suatu hari, Mbah Kholil diundang untuk menghadiri sebuah acara yang diadakan di sebuah gedung besar.
Lokasi acara tersebut cukup jauh dari kediaman Mbah Kholil di Bangkalan, namun hal itu tidak menghalangi Mbah Kholil untuk hadir tepat waktu.
Pada hari yang telah ditentukan, para tamu undangan mulai berdatangan ke acara tersebut. Mereka ditempatkan di dalam gedung besar yang telah disiapkan oleh panitia.
Namun, meskipun para tamu sudah mulai berkumpul, acara belum juga dimulai. Para hadirin mulai merasa bingung dan bertanya-tanya mengapa acara belum dimulai, meski waktu sudah berlalu cukup lama.
3. Firasat KH Mahrus Ali Lirboyo soal Perilaku Unik Gus Miek yang Jarang Ngaji dan Suka Menaruh Kitab di Genting
KH Mahrus Ali, salah satu ulama besar dari Pondok Pesantren Lirboyo, dikenal memiliki pandangan batiniah yang tajam. Pandangan batiniah ini melebihi penglihatan lahiriah, yang hanya mampu melihat hal-hal fisik seperti warna dan bentuk.
Dengan pandangan batiniah, KH Mahrus Ali dapat melihat dan merasakan hal-hal yang berada di luar jangkauan mata fisik, termasuk peristiwa-peristiwa yang belum terjadi.
Syahdan, menjelang Ramadhan tiba, KH Mahrus Ali Lirboyo mengunjungi Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri. Kedatangannya kali ini memiliki tujuan khusus, yaitu menjemput Gus Miek, putra Kiai Jazuli, agar dipondokkan di Pesantren Lirboyo.
Dikutip dari kanal YouTube @karomahislam pada Sabtu (24/08/3034), Kiai Mahrus Ali memiliki firasat bahwa Gus Miek memiliki sesuatu yang istimewa, yang hanya bisa dilihat melalui mata batiniah.
Gus Miek mondok di Lirboyo sebanyak dua kali pada tahun yang sama, kira-kira terjadi pada tahun 1953. Namun, setiap kali mondok, Gus Miek hanya bertahan sebentar.
Kali pertama, Gus Miek hanya berada di pondok selama 16 hari sebelum akhirnya pulang dan tidak kembali ke Lirboyo. Meski demikian, dalam waktu singkat itu, perilaku Gus Miek di pondok ternyata cukup unik dan berbeda dari santri lainnya.
Baca Juga
4 Cara Mudah Peroleh Syafaat Rasulullah di Hari Kiamat, Salah Satunya Baca Doa setelah Adzan
Top 3 Islami: Amalan Mudah yang Pahalanya Terus Mengalir Tak Terbatas, 3 Penyebab Seseorang Tak Dapat Syafaat Rasulullah di Hari Kiamat
Sering Baca Surah Pendek Ini, akan Selamat dari Siksa Kubur dan Mendapatkan Syafaat di Hari Kiamat
Advertisement