Liputan6.com, Honolulu - Sebelah selatan Pulau Hawaii pada Minggu (25/8) dini hari diterjang Badai Hone. Hal itu menyebabkan turunnya cukup hujan sehingga Badan Cuaca Nasional mencabut peringatan tingkat tertinggi (warna merah) bahwa angin kencang dapat menyebabkan kebakaran hutan di sisi pulau yang lebih kering di kepulauan tersebut.
Laporan VOA Indonesia yang dikutip Senin (26/8/2024) menyebut Badai Hone membawa angin berkecepatan tertinggi 130 kilometer per jam, menurut peringatan pukul 2 pagi (waktu setempat) dari Pusat Badai Pasifik Tengah di Honolulu, dan bergerak ke arah barat dekat titik paling selatan Big Island (“Pulau Besar”/Pulau Hawaii), cukup dekat untuk menyapu pantai dengan angin badai tropis dan menyebabkan hujan di lereng yang menghadap ke arah angin dan tenggara Pulau Besar. Ada kemungkinan curah hujan lebih tinggi di beberapa lokasi.
Advertisement
Ancaman utama Badai Hone bagi negara bagian tersebut adalah potensi hujan lebat yang menyebabkan banjir, angin kencang yang merusak, dan ombak besar di sepanjang pantai yang menghadap ke timur,” kata Badan Cuaca Nasional pada Minggu (25/8) pagi.
Adapun beberapa taman pantai Big Island ditutup karena ombak yang sangat tinggi dan para pejabat bersiap untuk membuka tempat perlindungan jika diperlukan, kata Wali Kota Big Island Mitch Roth.
Untuk diketahui, Hone dalam bahasa Hawaii berarti “manis dan lembut”. Kendati demikian nama itu mengingatkan orang pada kebakaran mematikan tahun 2023 lalu di Maui, yang dipicu oleh angin kencang. Peringatan warna merah dikeluarkan saat suhu hangat, kelembapan yang sangat rendah, dan angin kencang berpadu untuk meningkatkan bahaya kebakaran.
Menurut Monitor Kekeringan AS, saat ini sebagian besar kepulauan Hawaii sudah sangat kering atau mengalami musim kemarau.
Sementara itu, Badai Gilma dilaporkan meningkat menjadi badai Kategori 4 pada Sabtu (24/8) malam, tetapi masih berjarak sekitar 2.380 kilometer arah timur dari Hilo dan diperkirakan akan melemah menjadi depresi sebelum mencapai Hawaii.