Liputan6.com, Jakarta - Analis dan investor ritel optimistis harga emas akan menguat hingga ke posisi tertinggi pada pekan ini. Hal itu berdasarkan survei emas minggu Kitco.
Mengutip laman Kitco, ditulis Senin (26/8/2024), 12 analis berpartisipasi dalam survei emas Kitco News. Mayoritas analis melihat potensi kenaikan ke posisi tertinggi baru pada pekan ini. Tujuh analis atau 58 persen prediksi harga emas dunia menguat pada pekan ini. Sedangkan dua analis atau 17 persen percaya emas akan melemah. Sedangkan tiga analis atau 25 persen akan sideways.
Advertisement
Sementara itu, 225 suara diberikan dalam jajak pendapat daring Kitco. Pelaku pasar lebih optimistis ketimbang analis. 146 pelaku pasar atau 65 persen prediksi harga emas menguat pekan ini. 41 lainnya atau 18 persen memperkirakan harga emas melemah. Sedangkan 38 responden atau 17 persen melihat harga emas akan konsolidasi pada pekan ini.
Direktur Pelaksana Bannockburn Global Forex, Marc Chandler menuturkan, harga emas mencapai rekor tertinggi pada Selasa pekan lalu mendekati USD 2.531,75 di pasar spot. Harga emas kemudian konsolidasi selama pekan lalu usai sentuh rekor. Chandler menuturkan, harga emas sentuh titik terendah pada perdagangan Kamis pekan lalu di bawah posisi USD 2.471. Hal itu terjadi di tengah dolar AS melemah dan imbal hasil obligasi turun.
Chandler prediksi, dolar AS dan imbal hasil obligasi akan diperdagangan lebih kuat pada pekan ini jelang laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) pada 6 September 2024.
“Logam kuning dapat mencapai titik tertinggi baru, tetapi indikator momentum mulai melebar dan prospek dolar AS dan suku bunga menunjukkan emas mengalami fase konsolidasi,” ujar dia.
Ia mengatakan, level support harga emas di kisaran USD 2.460-USD 2.470.
Hal senada dikatakan Head of Currency Strategy Forexlive.com, Adam Button. Ia menuturkan, harga emas akan lebih tinggi. “Tidak ada gunanya melawan momentum," kata dia.
Dibayangi Sentimen Kebijakan The Fed
Sementara itu, Analis Senior Barchart.com, Darin Newsom melihat harga emas akan merosot selama beberapa hari ke depan. Ia tetap pada arah pekan ini berdasarkan tren jangka pendek pada Desember telah menurun. Hal ini berdasarkan grafik penutupan harian saja. “Target penurunan mendekati USD 2.493,” tutur dia.
Di sisi lain, President of Phoenix Futures and Options, Kevin Grady mengatakan, pasar emas benar-benar fokus pada pemangkasan suku bunga yang diharapkan oleh the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS. “Mereka berbicara tentang pemangkasan suku bunga. Sekarang kita mulai melihat mereka akan melakukan pemangkasan suku bunga 50 basis poin bukan 25 basis poin,” tutur dia.
Ia menambahkan, bank sentral juga melakukan pembelian sehingga hal itu merupakan kunci. “Anda mendapatkan lingkungan yang matang dan segar untuk emas. Saya pikir harga tertinggi baru akan segera terjadi untuk emas,” kata dia.
Grady menuturkan,kinerja emas positif bahkan dalam lingkungan suku bunga tinggi. Ia menilai, logam mulia akan melambung ketika suku bunga mulai turun.
"Kami telah menunggu itu, dan emas tetap stabil, bertahan sepanjang waktu, bahkan dengan semua pertemuan the Fed, di mana Anda tidak mendapatkan penurunan suku bunga,” kata dia.
Advertisement
Waktu yang Tepat untuk Emas
Ia menilai, saat ini adalah waktu yang tepat untuk emas. Grady melihat harga emas akan menguat ke depan.Ia prediksi, harga emas diperdagangkan sekitar USD 2.500 menjelang pertemuan bank sentral AS pada September.
“Harga emas telah mencapai level lebih rendah, ada beberapa level yang dipertahankan di sana seperti USD 2.460, itulah level bagi saya,” ujar dia.
Ia menambahkan, banyak pihak melihat level USD 2.500, tetapi itu merupakan angka psikologis.
Sementara itu, Senior Market Strategist Forex.com, James Stanley melihat harga emas akan merosot pekan ini. “Saya pikir kita akan melihat beberapa aksi ambil untung dan penurunan untuk menguji di bawah USD 2.500. Namun, saya tidak mengharapkan penurunan akan berlangsung lama,” kata dia.
Pendiri Moor Analytics, Michael Moor memperkirakan, harga emas akan masuk periode konsolidasi selama sepekan. Ia menuturkan, pada jangka waktu lebih tinggi, perdagangan harga emas solid di atas USD2.475-USD 2.484.
Analis Senior Kitco, Jim Wyckoff melihat gambaran teknikal dan faktor fundamental yang mendukung kenaikan harga emas pekan ini. “Jika grafiknya lebih tinggi, fundamental secara keseluruhan tetap bullish,” ujar dia.
Di sisi lain, pekan ini, pelaku pasar akan fokus pada data inflasi dengan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) pada Juli yang dirilis Jumat pekan ini menjadi sorotan utama. Pasar juga akan mencermati data pesanan barang tahan lama di AS pada Juli dan kepercayaan konsumen. Selain itu, data klaim pengangguran mingguan dan Produk Domestik Bruto (PDB) awal kuartal II akan rilis Kamis pekan ini.
Harga Emas Menguat pada Pekan Lalu
Sebelumnya, harga emas naik lebih dari 1 persen pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat. Penguatan harga emas ini terjadi karena dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil obligasi pemerintah turun setelah Gubernur Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (Fed) Jerome Powell mengisyaratkan pemangkasan suku bunga pada bulan September.
Mengutip CNBC, Sabtu (24/8/2024), harga emas di pasar spot naik 1,15% menjadi USD 2.511,91 per ons, tetapi turun dari rekor tertinggi USD 2.531,60 per ons yang dicapai pada hari Selasa. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 1,19% menjadi USD 2.546,70 per ons.
Jerome Powell mengatakan, waktunya telah tiba bagi bank sentral AS untuk memangkas suku bunga dan inflasi hampir mencapai target the Fed yaitu di angka 2%. Dengan angka inflasi ini maka secara eksplisit mendukung pelonggaran kebijakan yang akan segera terjadi.
Seusai pidato Powell, indeks dolar turun 0,8% terhadap mata uang lainnya, sementara imbal hasil surat utang pemerintah AS berjangka waktu 10 tahun juga turun. Hal ini mendorong harga emas naik karena lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
"Pasar aset bereaksi dengan baik, setidaknya pada awalnya, terhadap komentar Powell yang umum namun agak terbuka bahwa sudah saatnya kebijakan disesuaikan," kata pedagang logam independen yang berbasis di New York, Tai Wong.
"Emas akan terus bergerak naik menjelang pertemuan the Fed di September dan dot plot terbaru yang akan menunjukkan berapa banyak kemungkinan pemangkasan tahun ini." tambah dia.
Advertisement