Strategi Telkom Jaga Profitabilitas di Tengah Persaingan Ketat Industri

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyiapkan sejumlah strategi untuk hadapi persaingan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 26 Agu 2024, 13:15 WIB
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), Heri Supriadi mengungkapkan strategi Telkom untuk menjaga pertumbuhan. (Foto:PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom))

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), Heri Supriadi mengungkapkan strategi Telkom untuk menjaga pertumbuhan di tengah kompetisi industri yang semakin ketat.

Heri menyebut beberapa strategi yang dilakukan perseroan adalah dengan melakukan efisiensi dalam hal investasi maupun di dalam operasi dari aset-aset perseroan. 

"Efisiensi dari semua biaya yang menjadi pendorong untuk menjaga daya saing pada masing-masing biaya tersebut. Kita juga tetap memastikan layanan makin optimal untuk para pengguna,” ujar Heri dalam konferensi pers Public Expose Live 2024 Telkom, Senin (26/8/2024).

Heri menambahkan, meskipun bisnis sektor telekomunikasi semakin kompetitif dengan adanya tekanan kompetisi, tetapi dengan semua inisiatif yang dilakukan perseroan dapat terus menjaga daya saing sehingga memberikan profitabilitas yang stabil. 

Heri juga memaparkan kinerja dan strategi Perseroan, serta proyeksi kinerja buku 2024. Pada tahun ini TelkomGroup masih fokus pada percepatan transformasi melalui strategi utama Five Bold Moves (5BM) yang melayani segmen B2C dan B2B untuk menangkap setiap peluang yang ada di sektor Telekomunikasi. 

"Sebagai perusahaan Telco terbesar, kami memiliki peluang untuk menjadi katalis ekonomi digital di Indonesia. Menurut kami, hal ini penting mengingat industri Telekomunikasi sedang berevolusi dengan perubahan teknologi yang sangat cepat.” ujar Heri. 

Inisiatif Fixed Mobile Convergence (FMC) yang berfokus pada segmen Business-to-Consumer (B2C) yang dijalankan oleh Telkomsel tengah berupaya melakukan langkah percepatan efisiensi operasional. 

Heri menuturkan, ke depannya TelkomGroup akan memaksimalkan efek sinergi dari FMC di laporan kinerja keuangan Telkom, melalui revenue uplift, efisiensi operating expense, dan efektifitas Capex.

"Diharapkan melalui aksi korporasi ini dapat mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan meningkatkan produktivitas bagi perseroan," pungkasnya.

 


Telkom Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 75,29 Triliun pada Semester I 2024

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Sebelumnya, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mencatat kinerja keuangan beragam sepanjang semester I 2024. Perseroan meraih pertumbuhan pendapatan, tetapi laba turun pada hingga 30 Juni 2024.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (30/7/2024), PT Telkom Indonesia Tbk meraih pendapatan Rp 75,29 triliun pada semester I 2024, tumbuh 2,46 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 73,47 triliun.

Perseroan mencatat kenaikan beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi menjadi Rp 19,46 triliun dari periode semester I 2023 sebesar Rp 19,17 triliun. Beban karyawan bertambah menjadi Rp 9,48 triliun pada semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 7,84 triliun.

Beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 3,35 triliun hingga semester I 2024 dari periode semester I 2023 sebesar Rp 3,33 triliun. Beban pemasaran turun menjadi Rp 1,57 triliun pada semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,65 triliun. Perseroan mencatat rugi yang belum direalisasikan dari perubahan nilai wajar atas investasi sebesar Rp 857 miliar dari sebelumnya untung Rp 412 miliar.

Dengan demikian, Perseroan mencatat laba usaha turun 6,01 persen menjadi Rp 21,63 triliun pada semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 23,01 triliun. Laba periode berjalan susut 8,3 persen menjadi Rp 15,42 triliun pada semester I 2024 dari semester I 2023 sebesar Rp 16,82 triliun.

Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terpangkas 7,8 persen menjadi Rp 11,76 triliun hingga Juni 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 12,75 triliun. Perseroan membukukan laba bersih per saham turun menjadi 118,72 pada semester I 2024 dari semester I 2023 sebesar 128,77.

 


Aset Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

PT Telkom Indonesia Tbk mencatat ekuitas Rp 147,27 triliun pada 30 Juni 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 156,56 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 138,71 triliun pada semester I 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 130,48 triliun.

Perseroan membukukan aset Rp 285,99 triliun pada 30 Juni 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 287,04 triliun. PT Telkom Indonesia Tbk mengantongi kas dan setara kas Rp 25,45 triliun pada 30 Juni 2024 dari 31 Desember 2023 sebesar Rp 29 triliun.

Pada penutupan perdagangan Senin, 29 Juli 2024, harga saham TLKOM melemah 1,61 persen ke posisi Rp 3.050 per saham. Nilai transaksi tercatat Rp 278,47 miliar dan volume perdagangan 90,89 juta saham. Total frekuensi perdagangan 21.545 kali.


Dividen 2023

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Sebelumnya, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan pada Jumat, 3 Mei 2024 menyetujui untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 17,68 triliun kepada para pemegang saham. 

Dividen ini 72% dari perolehan laba bersih tahun buku 2023 perseroan sebesar Rp 24,56 triliun. Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah mengatakan sebesar Rp 6,88 triliun atau 28% dialokasikan sebagai laba ditahan. 

"Laba yang diberikan kepada para pemegang saham merupakan dividen final dan bukan merupakan dividen interim,” kata Ririek dalam konferensi pers RUPST Telkom Indonesia, Jumat (3/5/2024).

Dengan besaran dividen tersebut, dividen yang akan diterima oleh pemegang saham yakni Rp 178,5 per lembar saham. Pembayaran dividen akan dilakukan selambat-lambatnya pada 6 Juni 2024. 

Pada tahun sebelumnya, Telkom membayarkan dividen tunai dari tahun buku 2022 yakni Rp 16,6 triliun atau Rp 167,50 per saham. Jumlah dividen yang dibagikan setara dengan 80% laba bersih Telkom. Artinya pembagian dividen TLKM turun dibandingkan periode 2022. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Indonesia, Heri Supriadi menuturkan, meski dari sisi dividend payout ratio alami penurunan, tetapi secara keseluruhan tumbuh dibanding tahun lalu.

"Payout ratio menurun tapi kalau kita lihat Rupiah per sahamnya meningkat dari tahun lalu yang hanya Rp 167,50 sekarang Rp 178,5, tumbuh 6,5 persen jadi sebenarnya per sahamnya tumbuh dan absolute amount dividen sebenarnya tumbuh,” ujar Heri.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya