Militer China Gelar Patroli Bersenjata dan Latihan Tembak di Dekat perbatasan Myanmar

China mengatakan konflik berdampak negatif pada stabilitas dan ketertiban sosial di perbatasan China-Myanmar.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 26 Agu 2024, 20:40 WIB
Warga mengungsi akibat pertempuran antara militer Myanmar dan gerilyawan Kachin dekat Tanai, negara bagian Kachin, Myanmar, 19 April 2018. Konflik Kachin menjadi salah satu perang terlama di muka bumi. (Labram Hkun Awng via AP Photo)

Liputan6.com, Beijing - Militer China mengatakan pada hari Senin (26/8/2024) bahwa mereka telah mengorganisasikan unit-unit tentara dan patroli gabungan polisi udara-darat di dekat perbatasannya dengan Myanmar untuk menjaga keamanan dan stabilitas saat pertempuran antara junta militer Myanmar dan pasukan pemberontak meningkat.

"Patroli akan difokuskan pada area di sekitar Ruili, Zhenkang, dan bagian garis depan lainnya di China," kata militer China, seperti dilansir CNA.

Pertempuran besar terjadi di Negara Bagian Kachin dan Shan di Myanmar, dengan peluru artileri melukai orang dan merusak properti di sisi China, serta juga mengancam proyek infrastruktur di China.

"Komando Militer Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China mengorganisasikan unit-unit tentara untuk menguji kemampuan pasukan untuk bergerak cepat, memblokir dan mengendalikan, dan menyerang bersama, serta menjaga keamanan dan stabilitas di area perbatasan," sebut militer China.

Satu unit Tentara Pembebasan Rakyat China dijadwalkan pula menggelar latihan tembak di sisi China di perbatasan China-Myanmar pada 27-29 Agustus.

"Latihan akan diadakan di daerah yang terletak di sebelah selatan Ruili dan di daerah lain di sekitar daerah Zhenkang dan daerah otonom Gengma Dai dan Va di barat Provinsi Yunnan," kata militer.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi baru-baru ini menekankan bahwa China akan melanjutkan komitmennya untuk memulihkan perdamaian dan stabilitas di Myanmar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya