Liputan6.com, Jakarta Partai Gerindra menghadapi krisis menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Tulungagung setelah bakal calon bupati mereka, H. Ahmad Baharudin yang juga Ketua DPC Gerindra dan anggota DPRD Kabupaten Tulungagung terpilih, ditinggal bakal calon wakilnya.
Advertisement
Ancaman absen ini terjadi untuk kedua-kalinya, setelah Danang Catur Budi Utomo, S.T.,M.T maupun Rifqi Firmansyah yang telah direkomendasikan sebagai bakal calon wakil bupati mendadak mengundurkan diri dengan alasan yang belum diketahui, beredar informasi yang belum bisa diklarifikasi menyangkut ancaman lawan atau mahar dan logistik.
Sumber internal Partai Gerindra mengungkapkan bahwa dua bakal calon wakil bupati secara mendadak memutuskan untuk menarik diri dari pencalonan, meninggalkan H. Ahmad Baharudin dalam posisi yang dilematis.
Tentu keputusan mundurnya dua bakal calon bupati ini mengejutkan banyak pihak, mengingat keduanya telah menjalani berbagai proses dan persiapan sebagai pasangan calon.
Sebagai Partai yang telah mengalami peningatan kursi suara sebanyak 8 kursi dari sebelumnya hanya 5 kursi, tentu menjadi masalah serius jika Gerindra gagal mengusung bakal calon Bupati dan wakilnya pada Pilkada serentak 2024, sementara pendaftaran 27-29 Agustus 2024 tinggal menghitung hari.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran besar bagi Partai Gerindra karena waktu yang semakin mepet sebelum penutupan pendaftaran calon. Tanpa adanya pasangan wakil bupati yang jelas, partai berisiko kehilangan peluang untuk berpartisipasi dalam Pilkada yang akan datang padahal berpotensi untuk menang mengingat cocktail effect dari kemenangan Prabowo menjadi mubazir.
Pengurus Partai Gerindra di Kabupaten Tulungagung saat ini beberpa kali melakukan pertemuan darurat untuk mencari solusi dan kemungkinan pengganti yang cepat. Beberapa nama mulai beredar sebagai kandidat pengganti, diantaranya beredar nama Dra. Miftachurohmah, M.Ag yang didukung Fatayat, Banom NU, namun keputusan final masih belum diumumkan.
Seorang pengurus yang minta untuk tidak disebut namanya dalam sebuah pernyataan, menyebutkan bahwa H. Ahmad Baharudin sangat terkejut dengan keputusan mendadak tersebut
"Kami sedang berusaha keras untuk mencari solusi (pengganti) terbaik. Kami berharap bisa menemukan pasangan yang tepat dan melanjutkan pencalonan kami. Saya percaya bahwa calon, baik Bupati maupun wakilnya kini sedang ada di Jakarta untuk menemui DPP. Dan Pimpinan pusat tidak akan membiarkan tanpa solusi, Saya optimis DPP mendukung, karena pasangan pengganti mendapat dukungan lebih signifikan, berintegritas dan didukung para Ustadzah, Kyai dan Ulama," ujarnya.
Sementara itu, beberapa pihak menilai bahwa situasi ini akan mempengaruhi strategi kampanye Gerindra, dan bisa mempengaruhi dukungan pemilih. Para pengamat politik memperkirakan bahwa jika Gerindra tidak mampu mengatasi masalah ini dengan cepat, mereka bisa kehilangan momentum yang berharga dalam persaingan Pilkada Kabupaten Tulungagung.
Beberapa pihak, baik internal dan masyarakat, mengharpkan Partai Gerindra dapat segera mengumumkan Calon dan langkah-langkah selanjutnya untuk memastikan mereka tetap bisa berpartisipasi dalam Pilkada yang semakin mendekat.