Kisah Sayyidah Nafisah Guru Imam Syafi’i Alirkan Sungai Nil di Musim Paceklik

Imam Syafi'i ternyata memiliki guru yang merupakan seorang ulama perempuan yang bernama Sayyidah Nafisah.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Agu 2024, 18:30 WIB
Ilustrasi. (Foto: Pixabay.com/pezibear)

Liputan6.com, Cilacap - Sayyidah Nafisah merupakan salah seorang ulama sufi perempuan yang namanya cukup tersohor. Sebagai seorang ulama sufi, beiau juga dikenal sebagai wali perempuan yang memiliki beberapa karomah.

Di antara dari sekian banyak karomahnya ialah mampu mengalirkan Sungai Nil saat kemarau panjang dan air bekas wudlunya mampu menyembuhkan penyakit.

Sayyidah Nafisah dikenal sebagai guru Imam Syafi’i, salah seorang Imam Madzhab. Uniknya, bergurunya Imam Syafi’I kepada beliau tatkala sudah menyandang sebagai tokoh besar dalam bidang fiqih dan ushul fiqih.

Berikut ini kisah karomah Sayyidah Nafisah yang begitu menakjubkan dan tentu saja belum banyak yang mengetahuinya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Mengalirkan Air Sungai Nil saat Paceklik

Sungai Nil. (NASA Earth Observatory)

Mengutip NU Online, Syekh Taufiq Abul Ilmi dalam kitabnya berjudul Sayyidah Nafisah Radhiyallâhu ‘Anha menjelaskan, suatu ketika Sayyidah Nafisah ada di Mesir terjadi paceklik yang sangat parah.

Sungai Nil yang menjadi sumber kehidupan mereka mengering dan kebutuhan masyarakat pada air sangat mendesak. Syekh Taufiq lalu mengatakan:

فَجَاءَ النَّاسُ اِلَيْهَا وَسَأَلُوهَا الدُعَاءَ فَأَعْطَتْهُمْ قنَاعَهَا فَجَادُوْا بِهِ اِلَى النَّهَرِ وَطَرَحُوْهُ فِيْهِ فَمَا رَجَعُوْا حَتَّى زَخَرَ النَّيْلُ بِمَائِهِ وَزَادَ زِيَادَةً عَظِيْمَةً

Artinya, “Orang-orang mendatangi Sayyidah Nafisah dan meminta doa kepadanya, kemudian ia memberi mereka sebuah kain. Mereka lalu membawanya ke sungai Nil, (setelah sampai) mereka melemparkan kain itu. Mereka pun tidak pulang sampai air sungai Nil berisi penuh, bahkan semakin bertambah sangat banyak.” (Taufiq Abul Ilmi, Sayyidah Nafisah Radhiyallâhu ‘Anha, [Mesir: Wazâratul Auqâf: 2001], halaman 104).


Air Wudhunya Sembuhkan Penyakit

Sejumlah anak yatim mengambil air wudhu sebelum memasuki Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/6/2015). Jokowi mengundang 400 anak yatim dari 12 panti asuhan yang ada di Jabodetabek untuk berbuka puasa bersama.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Beberapa tahun ada di mesir, Sayyidah Nafisah hidup bersama masyarakat. Mereka sangat menghormatinya, selain karena keturunan Rasulullah saw, ia juga memiliki derajat sangat mulia. Menurut Syekh Jabbar Siraj, Sayyidah Nafisah bersama suaminya tinggal di rumah Umi Hani’.

Rumah yang ditempatinya berdampingan dengan rumah keluarga Yahudi yang mempunyai anak perempuan lumpuh. Suatu ketika, Si Ibu ingin pergi ke pemandian umum. Ia bertanya kepada anaknya, “Kamu ikut aku atau bagimana?” “Titipkan saja aku ke perempuan itu (Sayyidah Nafisah)”, jawab Si Anak. Si Ibu pun menitipkan anaknya di rumah Sayyidah Nafisah. Saat waktu Zuhur tiba, Sayyidah Nafisah berwudhu.

Air bekas wudhunya kemudian mengalir sampai di samping anak lumpuh tersebut. Si Anak pun seketika menyentuh air dan mengusapkannya ke seluruh tubuh. Atas izin Allah, Si Anak dapat berdiri dan berjalan seperti tidak pernah lumpuh sama sekali. Ketika ibunya kembali, ia pun tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Si Anak lalu menceritakan peristiwa dahsyat yang dialaminya.

Mendengar penuturan kejadian itu, Si Ibu dan semua keluarganya bersyahadat masuk Islam dengan bimbingan Sayyidah Nafisah. Seiring tersebarnya berita ini, lebih dari 70 Yahudi masuk Islam dalam waktu singkat dan semakin banyak orang berkunjung ke rumah Sayyidah Nafisah untuk meminta doa serta mengharap berkah darinya.” (Jabbar Siraj, Qishshatu Sayyidah Nafisah, [Yaman, Maktabah Taufiqiyah], halaman 19).

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya