Harga Rumah Seken di Solo Naik Tertinggi se-Indonesia, Banjarsari Paling Dicari

Sepanjang periode Januari-Juli 2024, area paling populer dalam permintaan rumah seken di Surakarta adalah Banjarsari (35,2%), Jebres (30,4%) dan Laweyan (22,3%).

oleh Arthur Gideon diperbarui 27 Agu 2024, 07:09 WIB
Rumah123 Flash Report edisi Agustus 2024 menunjukkan kenaikan harga tahunan rumah seken di 13 kota besar Indonesia sebesar 2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga rumah seken di 13 kota besar Indonesia naik sebesar 2 persen pada periode Agustus 2024. Sebanyak 11 dari 13 kota dalam Indeks Harga Rumah Seken mengalami kenaikan harga bulanan rumah seken, dengan Surakarta atau Solo memimpin kenaikan tertinggi sebesar 6,3 persen.

Sedangkan secara tahunan, kenaikan harga rumah seken secara konsisten masih dipegang Denpasar, yakni 19,8 persen. Hal ini terungkap dalam Rumah123 Flash Report edisi Agustus 2024. 

Head of Research Rumah123 Marisa Jaya menjelaskan, sejak Agustus 2023, Rumah123 melihat Surakarta atau Solo mencatatkan pertumbuhan harga tahunan yang cukup konsisten hampir di setiap bulannya. Pertumbuhan tahunan tertinggi terjadi pada bulan November 2023 lalu, yakni sebesar 8,3% year-on-year (yoy).

"Harga rumah di Surakarta meski mengalami fluktuasi setiap bulannya, secara umum menunjukkan tren yang meningkat sejak awal tahun 2023 lalu.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (27/8/2024).

Dari sisi permintaan, Surakarta sempat mengalami penurunan permintaan yang signifikan pada periode Februari-Maret 2023. Permintaan rumah yang dijual turun 37,9% di bulan Februari 2023 dan permintaan rumah yang disewa turun 38,4% pada Maret 2023.

Namun memasuki 2024, permintaan rumah yang dijual naik 61% secara tahunan, dibandingkan Februari 2023, dan rumah yang disewa naik 36,5% dibandingkan Maret 2023. Jika disimpulkan, tren ini mengindikasikan permintaan rumah yang dijual dan disewa di Surakarta secara umum bergerak naik meski terbilang fluktuatif.

Sepanjang periode Januari-Juli 2024, area paling populer dalam permintaan rumah seken di Surakarta adalah Banjarsari (35,2%), Jebres (30,4%) dan Laweyan (22,3%).

Sementara, Serengan dan Pasar Kliwon mencatatkan proporsi popularitas yang lebih kecil di 7,1% dan 4,9%. Salah satunya dikarenakan Serengan dan Pasar Kliwon memiliki area yang lebih kecil dibandingkan kecamatan lainnya, sehingga mencatatkan permintaan yang lebih sedikit.

Sementara wilayah lain, seperti Banjarsari dan Laweyan merupakan dua area yang terbilang strategis lantaran juga berlokasi paling dekat dari Bandar Udara Adi Soemarmo.

 


Segmen Harga Rumah Rp1-3 Miliar Paling Diminati

Sebuah miniatur rumah pada pameran properti Mandiri Fiesta Expo di Jakarta, Selasa (12/11/2019). Pameran ini juga menawarkan promo diskon 20 persen premi Asuransi dan free e-Money untuk nasabah Mandiri Group dan nasabah Sinar Mas Land yang mengajukan KPR. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan data Rumah123, permintaan rumah seken di Banjarsari didominasi kelas menengah atas. Permintaan tertinggi tercatat pada rentang harga Rp1-3 miliar (40,7%) diikuti rentang harga Rp400 juta-Rp1 miliar (30,8%).

Sementara properti dengan harga di atas Rp3 miliar juga mencatatkan permintaan yang cukup tinggi, sebesar 19,4%.

Di Jebres, permintaan didominasi oleh kelas menengah dan menengah-atas dengan proporsi permintaan tertinggi terdapat pada harga Rp400 juta-Rp1 miliar (37,3%) diikuti oleh rentang harga di bawah Rp400 juta (33,3%).

Sementara segmen harga Rp1-3 miliar mencatatkan permintaan sebesar 22,4%.

Laweyan dan Serengan menunjukkan karakteristik pasar yang mirip, didominasi oleh kelas menengah dan menengah-atas. Permintaan tertinggi berada pada rentang harga Rp1-3 miliar, dengan proporsi sebesar 24,5% di Laweyan dan 27,4% di Serengan.

 

 


Harga Rp 400 juta-Rp 1 Miliar

Maket perumahan yang ditawarkan saat pameran properti di Jakarta, Kamis (21/11/2019). Uang muka yang semula minimal lima persen menjadi satu persen melalui program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di segmen harga Rp 400 juta-Rp1 miliar, permintaan tercatat sebesar 21,1% di Laweyan dan 20,2% di Serengan. Untuk properti dengan harga di atas Rp 5 miliar, permintaan di Laweyan cukup tinggi, mencapai 22,3%, sementara di Serengan sebesar 14,3%.

Di sisi lain, Pasar Kliwon mencatat permintaan dari kelas menengah dan menengah bawah, dengan proporsi permintaan tertinggi untuk properti di bawah Rp400 juta sebesar 42,7%.

Selanjutnya, permintaan rumah dengan harga Rp1-3 miliar tercatat 29,9%, dan untuk harga Rp400 juta-Rp1 miliar sebesar 20,5%.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya