Liputan6.com, Khartoum - Setidaknya 30 orang tewas setelah bendungan jebol di Negara Bagian Laut Merah, Sudan, sementara ratusan lainnya diyakini hilang. Demikian menurut Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Banjir bandang menghancurkan 20 desa dan merusak 50 desa lainnya setelah Bendungan Arba'at jebol pada hari Minggu (25/8). Diperkirakan 50.000 orang telah terdampak parah bencana tersebut. Demikian seperti dilansir CNN, Selasa (27/8).
Advertisement
Di Desa Khor-Baraka dan Tukar, penduduk dilaporkan terpaksa mengungsi demi keselamatan. OCHA menambahkan bahwa jumlah korban tewas dapat meningkat secara signifikan.
Fasilitas bendungan memasok air tawar ke Port Sudan, kota terbesar kelima di negara itu, yang berjarak sekitar 38 kilometer di tenggara.
OCHA menggarisbawahi kerusakan akibat banjir bandang diperkirakan akan memperburuk situasi kemanusiaan di Negara Bagian Laut Merah. Dalam beberapa bulan terakhir, badan-badan bantuan telah memperingatkan bahwa Sudan berada di ambang kehancuran dan kelaparan setelah lebih dari setahun dilanda perang saudara.
Menteri Kesehatan Federal Sudan Haitham Muhammad Ibrahim menjanjikan bantuan kemanusiaan darurat termasuk penyediaan obat-obatan dasar dan tenaga medis selama kunjungan ke wilayah tersebut pada hari Minggu. Dia berkomitmen pula menyediakan sumber daya untuk mendukung upaya evakuasi.