Liputan6.com, Jakarta PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 19,6 triliun, dengan laba bersih sekitar Rp 2 triliun pada semester I 2024. Capaian ini turut didukung oleh kenaikan penjualan batu bara pada periode tersebut.
Advertisement
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PT Bukit Asam Tbk, Farida Thamrin, menyampaikan bahwa produksi batu bara perseroan pada semester I 2024 tetap berada di kisaran 18,8 juta ton.
Namun, PTBA berhasil mencapai angka penjualan tertinggi untuk periode semesteran, yaitu sebesar 20,1 juta ton pada enam bulan pertama tahun ini, meningkat 15 persen dibandingkan semester I 2023.
"Karena kita masih memiliki stok dari tahun 2023, maka stok ini yang lebih dulu kita ambil. Sehingga angka penjualan lebih tinggi dibandingkan tahun 2023, angkanya mencapai 20,1 juta ton," jelas Farida dalam sesi Public Expose, Selasa (27/8/2024).
"Pendapatan pada tahun 2024 juga lebih tinggi 4 persen dibandingkan tahun 2023, yaitu sebesar Rp 19,6 triliun. Laba bersih, meskipun harga batu bara turun, masih tetap dapat dijaga stabil di angka Rp 2 triliun," tambahnya.
Ekspor Batu Bara Melesat
Pencapaian pada semester I 2024 didukung oleh penjualan ekspor batu bara sebesar 8,5 juta ton, meningkat 20 persen secara tahunan (YoY) dibandingkan dengan semester I 2023.
Beberapa pasar berhasil dioptimalkan pada kuartal kedua tahun ini, di antaranya Bangladesh dan Filipina. Potensi pasar utama juga dimaksimalkan, misalnya ekspor ke India naik 37 persen menjadi 3 juta ton.
Selain itu, ekspor PTBA ke Thailand, Malaysia, dan Vietnam juga mengalami peningkatan signifikan. Contohnya, ekspor ke Thailand yang melesat 605 persen secara tahunan menjadi 933 ribu ton. Sementara ekspor ke Malaysia meningkat 257 persen menjadi 488 ribu ton, dan ke Vietnam melonjak 164 persen dari 461 ribu ton menjadi 1,2 juta ton.
Masalah Angkutan
Namun demikian, Farida mengakui bahwa PT Bukit Asam Tbk masih menghadapi masalah terkait angkutan.
Menanggapi hal tersebut, perseroan telah menyiapkan belanja modal (capex) untuk rencana jangka panjang, agar cadangan batu bara yang dimiliki bisa dieksplorasi dengan baik.
"Ke depannya, capex untuk angkutan tetap dapat dikelola dengan baik, sehingga seluruh cadangan batu bara dapat dieksplorasi dan dijual oleh PT Bukit Asam secepat mungkin," kata Farida.
Advertisement