Liputan6.com, Jakarta Raksasa minyak asal Amerika Serikat, Exxon Mobil memperkirakan bahwa minyak dan gas alam masih akan menyumbang lebih dari setengah bauran energi dunia hingga tahun 2050, meskipun ada upaya untuk beralih dari bahan bakar fosil.
Saat ini, bahan bakar fosil mewakili sekitar 80% dari bauran energi dunia, menurut Badan Energi Internasional (IEA) yang berpusat di Paris.
Advertisement
Mengutip CNBC International, Rabu (28/8/2024) perkiraan Exxon Mobil menunjukkan bahwa permintaan minyak akan mencapai titik jenuh setelah tahun 2030.
Perusahaan minyak besar tersebut memproyeksikan permintaan minyak akan tetap berada pada 85 juta barel per hari pada tahun 2050 bahkan jika setiap mobil baru yang dijual pada tahun 2035 adalah kendaraan listrik.
Sementara itu, permintaan minyak untuk BBM diperkirakan menurun 25 tahun ke depan, tetapi bahan bakar untuk mobil hanya sebagian dari total konsumsi minyak mentah.
Sebagai informasi, sebagian besar minyak mentah di dunia digunakan untuk manufaktur, produksi kimia, dan transportasi berat seperti penerbangan, menurut temuan Exxon Mobil.
Angka itu kira-kira tingkat permintaan yang sama seperti pada tahun 2010.
Perlu Investasi Lebih Besar ke EBT
Exxon Mobil mengatakan, investasi dalam proyek-proyek baru diperlukan untuk mengimbangi permintaan global.
Pergeseran ke ekstraksi minyak mentah dari formasi serpih, yang menurun lebih cepat, berarti produksi secara alami akan turun pada tingkat 15% per tahun.
Perusahaan itu juga mengingatkan bahwa pasokan minyak global akan turun drastis jika investasi dalam produksi baru terhenti. Hal ini akan menyebabkan guncangan pasokan, melonjaknya harga energi, dan krisis ekonomi.
Tanpa investasi baru, pasokan minyak dunia akan turun lebih dari 15 juta barel per hari pada tahun pertama, demikian menurut Exxon Mobil.
Harga Minyak Mentah Terbang, Terbaik dalam 2 Pekan
Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) naik 3% pada perdagangan hari Senin. Ini kenaikan harga minyak terbaik dalam dua pekan.
Kenaikan harga minyak mentah ini didorong oleh laporan penghentian produksi di Libya dan setelah Israel dan Hizbullah saling serang di perbatasan.
Advertisement
Permintaan China
Pelaku pasar sebagian besar mengabaikan ketegangan geopolitik yang tidak menentu di Timur Tengah dan mengadopsi sentimen yang semakin bearish, karena permintaan minyak melambat di China akibat penjualan kendaraan listrik dan ekonomi yang melemah.
"Satu hal yang benar-benar tidak menjadi faktor dalam harga minyak saat ini adalah risiko geopolitik," kepala analis komoditas global RBC Capital Markets Helima Croft mengatakan kepada "Fast Money" CNBC pada hari Kamis.
"Itu benar-benar menguap dari pasar," kata Croft.
Pelaku pasar berspekulasi selama berminggu-minggu ini bahwa Iran akan membalas Israel atas pembunuhan seorang pemimpin Hamas di Teheran, yang menimbulkan kekhawatiran akan perang yang lebih luas yang mengganggu pasokan. Namun, serangan belum terwujud.
"Pasar benar-benar kembali fokus pada kekhawatiran permintaan ini," kata Croft.
"Kekhawatiran permintaan China benar-benar membebani pasar ini serta kekhawatiran yang lebih luas tentang prospek makro," katanya.
Pemerintah Libya timur di Benghazi mengatakan pada hari Senin bahwa produksi dan ekspor minyak di negara Afrika Utara itu akan ditutup, di tengah perselisihan dengan pemerintah barat yang diakui secara internasional di Tripoli mengenai siapa yang harus memimpin bank sentral.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) yang menjadi acuan AS mencapai tertinggi selama sesi perdagangan di USD 77,60 per barel, level tertinggi sejak 16 Agustus.
Rincian Harga Energi
Mengutip CNBC, Selasa (27/8/2024), berikut ini harga energi pada penutupan perdagangan hari Senin:
- Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontak Oktober ditutup USD 77,42 per barel, naik USD 2,59 atau 3,46%. Dari awal tahun hingga saat ini harga minyak mentah AS telah naik 8,05%.
- Harga minyak Brent untuk kontrak Oktober ditutup USD 81,43 per barel, naik USD 2,41 atau 3,05%. Dari awal tahun hingga saat ini harga minyak patokan global ini telah naik 5,7%.
- Harga Bensin RBOB untuk kontrak September dipatok USD 2,28 per galon, tidak banyak berubah. Dari awal tahun hingga saat ini harga bensin naik 8,4%.
- Harga gas alam untuk kontrak September ditutup USD 1,95 per seribu kaki kubik, turun lebih dari 6 sen atau 3,26%. Tahun ini harga gas sudah turun 22,2%
Advertisement